Industri Keramik Minus 30%, Mengapa Centro Sanggup Tumbuh Double Digit?

Di tengah industri keramik yang minus 20-30% pada semester satu 2015 ini, Centro justru mampu menggenjot penjualannya hingga tumbuh 20%. Meskipun, pada situasi ekonomi normal, biasanya Centro mampu mencetak penjualan hingga 40-50% pertumbuhan. Performa industri keramik rupanya sejalan dengan industri properti yang juga melorot hingga 30%.

Jusmery Chandra, President Director Centro Jusmery Chandra, President Director Centro

Lantas, apa yang membuat pionir sekaligus market leader di kategori keramik outdoor—dengan penguasaan pasar 70%--itu sanggup tumbuh di tengah industri yang melesu? Dijawab Jusmery Chandra, President Director PT Puri Kemenangan Jaya, produsen dari brand Centro, keberhasilan tersebut tak lepas dari upaya inovasi yang terus dilakukan Centro. Salah satunya, lewat produk anyarnya, Rock Series yang baru saja diluncurkan pada penghujung tahun 2014 lalu. “Rock Series kami hadirkan untuk melengkapi series yang sudah ada. Rock Series merupakan generasi ke-8, dengan menawarkan motif batu alam,” kata Mery, yang menyebutkan bahwa penggunaan keramik batu alam baru 10% dan 90%-nya masih dikuasai batu alam.

Dibandingkan dengan batu alam, Centro menawarkan lima added value pada Rock Series. Pertama, harga yang lebih terjangkau, yakni kurang dari Rp 100 ribu per meter persegi atau setengah dari harga batu alam. Kedua, pengaplikasian lebih mudah dan murah. Ketiga, bebas lumut serta minim perawatan. Keempat, tidak perlu di-coating. Kelima, ramah lingkungan. “Rock Series terbuat dari bahan ramah lingkungan, sebagai subtitusi dari penggunaan bahan dan batu alam yang alami yang selama ini diambil dengan cara merusak lingkungan,” tandas Mery tentang kelebihan dari Rock Series.

Demi mensukseskan produk anyarnya itu, Centro pun melakukan inovasi di sektor hilirnya, dengan membuka pasar baru. Ya, Centro memilih bergerilya sekaligus menggandeng para pedagang batu alam untuk mensubitusi sekaligus memasarkan Rock Series. Diungkapkan Mery, Centro menjalankan pilot project dengan menghadirkan tiga Depo khusus yang menjual Rock Series di daerah Paseban (meliputi daerah Jakarta Pusat dan Jakarta Utara), Cikeas (meliputi daerah Cibubur dan Depok), dan Cinere (meliputi Jakarta Selatan dan Tangerang).

“Ketiga Depo itu bertugas untuk mengedukasi para pedagang batu alam untuk mau melakukan subtitusi ke Rock Series. Kami memberikan kemudahan kepada pedagang batu alam dengan memberikan sample, rak display, dan tools pemasaran lainnya untuk melakukan penjualan di oulet mereka. Bahkan, tidak ada batas minimal pemasanan atau satu dus pun kami layani dan kami antar. Kami juga menawarkan one day service dan buka setiap hari,” terang Mery.

Tak hanya menyasar para pedagang batu alam, melalui pilot project Depo Rock Series, Centro juga mengincar mitra bisnis dengan level UKM. Artinya, hanya dengan modal Rp 200 juta—sudah termasuk tiga karyawan plus lokasi kecil di daerah pinggiran—para mitra bisnis dapat menjalankan Depo Rock Series. “Kami juga akan membantu mereka dengan memberikan seluruh database kami untuk bisa diprospek menjadi calon pelanggan. Bahkan, kami akan memberikan nomor telepon yang biasa digunakan oleh tim sales kami ketika menelepon klien. Dengan demikian, begitu mitra bisnis kami menelepon, nomornya langsung dikenal,” lanjutnya.

Upaya komunikasi lain juga dilakukan Centro untuk mengenalkan Rock Series ke publik. Antara lain, pendekatan ke media lewat media gathering, beriklan dan advetorial di Majalah Trubus, serta mengikuti pameran Flora dan Fauna di daerah Lapangan Banteng. “Beriklan dan ikut pameran flora fauna merupakan cara kami mengedukasi para pedagang batu alam maupun konsumen hobbies,” terang Mery, yang menyebutkan bahwa 90% keputusan penggunaan keramik di-influence oleh front liner di toko bangunan.

Hasilnya? Kini, kontribusi Rock Series terhadap total pendapatan Centro mencapai 30%. Sejatinya, Rock Series-lah yang membuat Centro sanggup tumbuh hampir 20% pada semester pertama 2015 ini, di tengah industri yang sedang turun. “Bahkan, tiga bulan Depo Series berjalan, kami sudah menjangkau 300 outlet dengan penjualan 1.000 meter persegi di setiap deponya. Sampai akhir tahun 2015 ini, kami optimis akan menjangkau 1.000 outlet dan meraih penjualan 3.000 meter persegi di setiap deponya. Tahun depan, kami menargetkan ada 3.000 outlet yang dapat kami rangkul,” terang Mery, yang mematok pertumbuhan penjualan Centro dapat mencapai lebih dari 20% pada semester kedua tahun ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)