Mengapa Indonesia Jadi Pasar Prioritas Lenovo?

Lantas, bagaimana strategi marketing Lenovo paska transformasi bisnis?
Pada prinsipnya, kami memadukan global marketing dengan local flavor. Contohnya, ketika kami punya global campaign, maka kampanye itu akan disesuaikan dengan karakter market di Indonesia. Ada tiga strategi utama yang kami kedepankan. Pertama, strategi Wealth Product atau produk premium, lewat brand Yoga. Kehadiran wealth product tersebut untuk menciptakan persepsi sebagai brand yang cool. Sampai saat ini, brand Yoga adalah produk yang terbaik dan revoluisoner di industri PC dan tablet. Yoga sangat direspon positif di pasar global.

Strategi kedua, kami fokus menggarap pasar Millennial. Millienial generation lebih banyak menghabiskan waktu mereka di ponsel dan tablet, dibandingkan di traditional media seperti televisi, radio, dan cetak. Oleh karena itu, kami mengubah strategi marketing kami dengan melakukan investasi di media digital dan social media.

Kami memiliki begitu banyak fans dan follower pada akun Facebook Lenovo Indonesia maupun Lenovo Mobile Indonesia. Kami memiliki banyak aktivasi di social media. Kami berusaha menciptakan conversation di sana. Artinya, tak hanya menghimpun jumlah fans dan follower yang banyak, tapi kami juga berupaya menciptakan engagement dengan mereka. Engagement artinya kami harus mampu membuat mereka untuk me-like, men-share, dan mengomentari setiap aktivasi yang kami lakukan. Mungkin dulu brand cukup hanya dengan menjual produk. Tapi, saat ini, fans atau follower juga harus bisa menjadi brand advocate atau brand ambassador untuk Lenovo. Jadi, strategi kami sudah tidak selling produk semata, melainkan juga membangun komunitas, salah satunya lewat fans dan follower.

Ketiga, kami harus menjadi nomor satu di ritel. Sebab, keputasan membeli konsumen akan produk teknologi adalah di ritel atau di toko. Oleh karena itu, ritel menjadi concern Lenovo dan kami banyak melakukan branding di ritel dan toko. Bahkan, di masa buying season seperti Ramadhan ini, kami juga banyak melakukan kampanye di ritel. Di Indonesia, ketiga strategi itu sangat berjalan dengan baik dalam dua tahun terakhir.

Pada kuartal pertama 2015, hampir semua industri di Tanah Air mengalami penurunan. Bagaimana dengan Lenovo?
Memang, kami melihat pasar Indonesia saat ini sedang pelan pergerakannya, tapi kami justru mampu mendapatkan market share. Artinya, ketika industri sedang tidak baik, Lenovo justru mampu meningkatkan market share dan meningkatkan investasi untuk R&D. Keseriusan kami dalam berinvestasi di R&D diwujudkan lewat inovasi produk yang rutin kami hadirkan. Ini kami lakukan karena kami ingin meningkatkan market share. Beberapa kompetitor kami, di tengah industri yang sedang melesu ini, justru memilih stop berinvestasi. Tapi, strategi kami tetap berinvestasi untuk memenangkan hati konsumen Indonesia.

Saat ini, kami memang menjadi brand yang agresif dalam mengembangkan bisnis. Sejauh ini, strategi itu berhasil. Terbukti, kami mampu mengambil market share di PC, tablet, dan smartphone. Contohnya, pada Januari-April, meski market sedang turun, kami justru mampu meningkatkan market share atau mampu mengakuisisi market competitor. Pendeknya, ekonomi yang sedang melesu justru menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Lenovo.

Kontribusi PC terhadap total bisnis Lenovo Global?
Setahun lalu, PC berkontribusi sekitar 80%. Tapi, saat ini kontribusi PC menjadi 75%, karena kami juga punya line product tablet, smartphone, dan server. Dua tahun lalu, 80% kontribusi dari China. Tapi, sekarang sudah berubah. Kami sudah menjadi perusahaan global yang mulai melakukan ekspansi ke luar Cina, yakni ke Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, Amerika termasuk Amerika Selatan, serta Asia Pasifik—termasuk Indonesia.

Kami ingin menjadi nomor satu di kategori PC. Saat ini kami masih nomor dua di Indonesia. Tantangannya, saat ini orang lebih banyak membeli smartphone dan tablet Lenovo. Meskipun, kategori PC sampai saat ini terus bertumbuh. Hal ini terjadi karena konsumen sudah berubah. Saat ini, di Indonesia lebih mudah membeli produk smartphone dan tablet sebagai gadget pertama mereka. Kalau saya pergi ke 2-3 kota, banyak konsumen memilih untuk membeli smartphone terlebih dahulu dibandingkan PC. Beruntung, kami sudah punya brand perception yang cukup kuat sebagai produk PC yang berkualitas, yang notabene menjadi competitive advantage bagi lini produk Lenovo lainnya. Oleh karena itu, konsumen percaya untuk membeli smartphone Lenovo.

Meski demikian, kami tetap menggarap bisnis PC. Ketika brand-brand lain sudah meninggalkan bisnis PC, seperti Samsung dan Sony, tapi kami tetap konsisten menggarap bisnis PC. Di global Lenovo nomor satu di PC, nomor tiga di tablet, nomor tiga smartphone. Di Indonesia, kami masih nomor dua di PC, nomor empat di tablet, dan top-10 di smartphone.

Bagaimana dengan strategi Lenovo dalam menggarap pasar smartphone di Indonesia?
Untuk smartphone, sebagai pendatang baru di tengah persaingan yang begitu ketat, pertumbuhan kami cukup cepat di Indonesia. Ada tiga kuncinya, yakni good portofolio, good retail, dan good brand. Pertama, good portofolio, kami rutin meluncurkan produk-produk baru demi kelengkapan produk, mulai dari produk entry level hingga produk premium vibe. Kedua, good retail, kami juga harus mampu menggarap ritel.

Untuk itu, kami terus menggenjot jangkauan smartphone store di seluruh Indonesia. Karena, kami butuh availability dan visibility produk kami di toko. Ketiga, good brand, kami juga melakukan investasi di branding, antara lain dengan branding di toko.

Bahkan, tiga-empat minggu lalu, kami baru saja meluncurkan brand baru untuk smartphone, yang benar-benar berbeda dari Lenovo. Brand tersebut adalah ZUK. Produk itu hanya dijual di online. Kami sudah luncurkan di China. Kami akan luncurkan di negara lain, termasuk di Indonesia, jika itu sukses. ZUK memang brand yang internet only. Itu sebabnya, channel penjualan kami hanya lewat online.

Berapa belanja markom untuk Lenovo Indonesia?
Saya tidak bisa sebutkan berapa belanja markom kami. Tapi, kalau berdasarkan share of voice terhadap advertising dan PR, kami ada pada posisi nomor tiga. Kami memang menggunakan multichannel untuk berkomunikasi, namun kami akan memilih jenis media sesuai target dari masing-masing produk.

Contohnya, kami juga melakukan Cinema Ad. Sebagai global brand, kami mampu melakukan local campaign lewat kerja sama strategis dengan film “Filosofi Kopi”. Kami memberikan produk Lenovo untuk bisa digunakan pada pembuatan film tersebut, lalu kami juga menggunakan asset mereka untuk aktivitas kampanye Lenovo. Misalnya, kami menawarkan ke konsumen kami—yang telah membeli produk Lenovo—kesempatan untuk bertemu dengan artis Filosofi Kopi atau juga bisa movie study dengan sutradara. Tak hanya di produk, dalam hal kampanye marketing, kami pun harus kreatif dan mampu menciptakan brand engagement. *

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)