Nokia Berhasil Melakukan Transformasi, Bagaimana Strategi Komunikasinya?

Stephen Elop

Sampai tahun 2008, Nokia adalah pemimpin pasar global dalam penjualan telepon seluler, dengan pangsa pasar mencapai 40% pada tahun 2008. Namun, setelah Apple meluncurkan iPhone pada tahun yang sama, Nokia mulai kehilangan dominasinya dan tidak bisa mengimbangi pesaingnya yang semakin inovatif.

Pada tahun 2010, Stephen Elop diangkat sebagai CEO Nokia dan memimpin perusahaan dalam transformasi besar-besaran. Transformasi Nokia merujuk pada perubahan besar-besaran yang dialami oleh perusahaan teknologi Finlandia, Nokia, dari produsen perangkat telepon seluler terkemuka menjadi perusahaan jaringan telekomunikasi dan infrastruktur. Salah satu langkah kunci yang dilakukan adalah menghentikan pengembangan platform perangkat lunak sendiri, Symbian, dan beralih ke sistem operasi yang lebih modern, yaitu Microsoft Windows Phone.

Nokia juga mengurangi fokus pada ponsel dan beralih ke jaringan telekomunikasi dan infrastruktur, mengakuisisi perusahaan seperti Alcatel-Lucent dan mengembangkan teknologi 5G. Transformasi ini berhasil meningkatkan efisiensi dan mengembangkan bisnis inti Nokia, meskipun menimbulkan pengurangan jumlah karyawan.

Untuk memperlancar proses transformasi, manajemen Nokia mengkomunikasikan tentag proses transisi yang direncanakan kepada para karyawan dan pemangku kepentingan lainnya. Namun, Nokia gagal mencapai komunikasi yang efektif dengan karyawannya tentang nasib mereka pada tahap perubahan ini (Aspara, Lamberg, Laukia & Tikkanen, 2011). Misalnya, perusahaan tidak secara eksplisit mengkomunikasikan nasib teknisi dan pengembang platform Symbian pada transisi ke platform Windows dengan Microsoft memiliki tim teknisi (McArdle, 2015).

Pada saat Stephen Elop menjabat sebagai CEO Nokia, ia mengimplementasikan beberapa strategi komunikasi perubahan dalam upayanya untuk memperbaiki kinerja perusahaan dan mempercepat transformasi Nokia.

Komunikasi perubahan adalah proses komunikasi yang terjadi dalam konteks perubahan. Hal ini melibatkan komunikasi yang disampaikan oleh pihak yang ingin melakukan perubahan (seperti organisasi atau pemimpin) kepada pihak yang terkena dampak dari perubahan tersebut (seperti karyawan atau masyarakat), dengan tujuan membantu mereka memahami perubahan yang terjadi, mengatasi perubahan tersebut, dan mendukung pelaksanaan perubahan tersebut.

Komunikasi perubahan juga dapat membantu memotivasi orang untuk berpartisipasi dalam perubahan dan mendorong perubahan yang positif. Hal ini sering kali melibatkan komunikasi dua arah, di mana pihak yang terkena dampak perubahan juga memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam dialog dan memberikan umpan balik tentang perubahan yang terjadi.

Beberapa strategi komunikasi perubahan yang diterapkan oleh Elop meliputi: pertama, mengumumkan rencana transformasi secara terbuka. Elop secara terbuka mengumumkan rencana transformasi Nokia yang mencakup fokus pada teknologi Windows Phone dan pengurangan biaya. Hal ini membantu menghilangkan ketidakpastian di kalangan karyawan dan investor dan memberikan panduan yang jelas bagi seluruh perusahaan.

Kedua, menjalin kemitraan dengan Microsoft. Elop mengumumkan kerja sama strategis dengan Microsoft untuk menggunakan platform Windows Phone dalam produk Nokia. Hal ini membantu memperkuat visi transformasi Nokia dan memberikan pandangan yang lebih jelas tentang masa depan perusahaan.

Ketiga, mengorganisir acara dan presentasi. Elop secara teratur mengorganisir acara dan presentasi untuk berbicara tentang rencana transformasi Nokia. Hal ini membantu memperkuat keyakinan karyawan dan investor dalam arah yang diambil oleh perusahaan.

Keempat, menggunakan media sosial. Elop menggunakan media sosial untuk memperkuat komunikasi perubahan dengan pelanggan dan karyawan. Dia sering berbicara tentang transformasi Nokia di akun Twitter-nya dan berinteraksi dengan pengikutnya untuk meningkatkan keterlibatan dan dukungan.

Kelima, meningkatkan transparansi. Elop meningkatkan transparansi dalam proses pengambilan keputusan dan mengurangi jarak antara manajemen dan karyawan. Hal ini membantu memperkuat kepercayaan dan partisipasi karyawan selama proses transformasi.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)