Di tengah industri elektroni nasional yang turun 10-20% hingga penghujung tahun 2015 ini, PT SHARP Electronics Indonesia masih mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 5-10%. Namun, menurut General manager National Sales PT SHARP Electronics Indonesia Andry Adi Utomo, pertumbuhan itu lebih disebabkan adanya kenaikan value atau harga. Sebaliknya, dari sisi volume, SHARP justru turun 20%.
Kendati demikian, tahun 2016 SHARP memprediksi industri elektronik nasional akan mengalami recovery. “Kami memprediksi tahun 2016 akan terjadi pertumbuhan sebesar 10% di pasar elektronik nasional. Bahkan, di tahun itu SHARP optimistis akan meraih pertumbuhan penjualan di atas pertumbuhan pasar elektronik nasional, yakni sebesar 15%,” katanya.
Keyakinan akan membaiknya industri ditandai dengan sejumlah indikasi. Salah satunya adalah pemerintah tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur. Antara lain, pemerintah sudah berhasil mewujudkan infrasturktur jalan tol Cipali.
Demi mewujudkan target kenaikan 15% di tahun 2016, tiga strategi siap dilancarkan SHARP. Pertama, memperluas channel penjualan ke pasar online. Meski kontribusi pembelian produk elektronik SHARP lewat channel belanja online masih kecil, sekitar 5%, menurut Andry, setiap bulannya penjualan produk elektronik lewat situs belanja online naik lebih dari dua kali lipat.
“Untuk itu, kami akan memperluas kerja sama atau menambah partner belanja online kami. Jika tahun 2015 SHARP baru memiliki partner dengan Buka Lapak, Blibli, Matahari Mall, Lazada, dan Dino Market, maka tahun 2016 kami akan menambah jumlah partner belanja online,” terang Andry.
Strategi kedua adalah SHARP akan menggenjot produk baru yang berbasis produksi di dalam negeri. Sebut saja, produk lemari es, mesin cuci, dan LED TV untuk kelas menengah. “Sebab, dengan berbasis produk lokal, maka harga produk itu pun akan mampu dijangkau konsumen Indonesia. Harga yang kompetitif menjadi penting, mengingat perlambatan ekonomi yang terjadi di Indonesia membuat konsumen cenderung lebih cermat dan hemat dalam melakukan pembelian. Perilaku konsumen Indonesia sudah bergeser dari impulsive buyer ke price-oriented consumer. Terbukti, hanya beda harga Rp 5.000, konsumen bisa pindah ke brand lain,” aku Andry.
Sementara itu, di segmen low end, SHARP akan hadir dengan produk-produk low voltage. Mengapa? Lantaran, konsumen kelas bawah hanya dialiri listrik 450 hingga 900 watt di rumahnya. Selain itu, tahun 2016 pemerintah tengah mencanangkan 20% aliran listrik baru di sejumlah daerah, yang selama ini belum tersentuh aliran listrik. “Kebutuhan di segmen itu akan kami jawab lewat produk-produk SHARP yang berdaya listrik rendah,” tegasnya.
Strategi ketiga adalah SHARP akan terus memperkuat kegiatan branding-nya dengan mempertahankan positioning-nya sebagai produsen elektronik dengan jaringan purnajual terluas hingga pelosok Tanah Air. “Kami juga kan menggelar berbagai kegiatan penjualan melalui pameran dengan mengangkat konsep Jepang di sejumlah wilayah Indonesia demi mempertajam brand image Japan Quality,” tutur Andry di tengah perayaan hari jadi SHARP yang ke-45 di Indonesia lewat aktivasi merek SHARP Tomodachi Matsuri (12/12).
SHARP juga akan menaikkan belanja marketing komunikasi di channel digital pada tahun 2016 nanti. "Sebab, kami melihat habit konsumen Indonesia yang makin cerdas dalam mencari informasi lewat digital. Mereka banyak membaca lewat review, mulai dari spesifikasi produk, membandingkan harga, hingga informasi lainnya. Bahkan, tak hanya informasi, lewat digital mereka pun mencari berbagai promosi. Oleh karena itu, channel digital akan kami manfaatkan untuk hal-hal seperti itu. Kami juga akan menggandeng para blogger, buzzer, dan mengoptimalkan saluran social media SHARP," tutupnya.