Setelah industri periklanan Indonesia mengawali tahun 2015 dengan berdarah-darah, yakni harus minus 1% pada kuartal pertama (Q1) 2015, akhirnya tahun 2015 ditutup dengan belanja iklan yang cukup positif. Merujuk data Nielsen Advertising Information Services yang dirilis hari ini (10/2), Q4 2015 menjadi periode pertumbuhan belanja iklan nasional (TV dan cetak) paling tinggi di tahun 2015, yakni tumbuh 17%.
Dengan demikian, total belanja iklan nasional tahun 2015 dibandingkan tahun sebelumnya mampu mencapai pertumbuhan positif, 7%. Sementara itu, nilai belanja iklan nasional sepanjang tahun 2015 menembus Rp 118 trliun.
Diungkapkan Hellen Katherina, Direktur Eksekutif Media Nielsen Indonesia, “Pergerakan pertumbuhan belanja iklan memang negatif di awal 2015, namun tanda-tanda memulihnya aktivitas belanja iklan sudah mulai terlihat di kuartal ketiga 2015 dan terus bergerak naik hingga di akhir tahun menjadi positif. Angka pertumbuhan di kuartal empat yang kembali seperti sediakala mengindikasikan bahwa kepercayaan diri pasar sudah mulai kembali.”
Yang menarik, dari total belanja iklan nasional yang mencapai Rp 118 triliun itu, pertumbuhan belanja iklan pada kategori online service atau e-commerce menempati posisi yang tertinggi, yakni mencapai 44%. Belanja iklan kategori e-commerce pada tahun 2015 itu mencapai Rp 3,51 triliun. Selanjutnya, pertumbuhan belanja iklan tertinggi kedua dan ketiga adalah kategori clove cigarettes atau rokok sebesar 16% dan facial care product sebesar 15%.
Sebaliknya, kategori yang belanja iklannya mengalami penurunan, alias minus, adalah telekomunikasi (communication equipment, service) dan kategori corporate Ads & social services. Masing-masing terpaksa minus 17% dan 15%.
