The Ramadhan Effects

 

Belanja selama Ramadhan bukanlah monopoli Indonesia. Toko-toko gift dan busana high-end di Inggris telah lama menarik wisatawan dan kaum Muslim. Merek–merek seperti Marks & Spencer PLC, Primlass Associated British Foods PLC dan Hennes & Mauritz AB dan pengecer di London berusaha menarik pembeli Muslim selama Ramadan dan Idul Fitri.

Di Timur Tengah dan Teluk Persia, media periklanan Ramadhan memberikan lebih banyak pendapatan daripada waktu lainnya sepanjang tahun. Tarif iklan naik, terutama pada titik waktu tertentu - seperti iklan TV yang ditayangkan menjelang adzan, setelah berbuka puasa, saat puasa harian dibatalkan dengan makan bersama teman dan keluarga. Sudah menjadi tradisi di banyak tempat, setelah makan -- sehabis shalat Maghrib atau tarawih, sebagian besar keluarga berkumpul mengelilingi TV untuk acara khusus pentas Ramadhan, termasuk sinetron dan pertunjukan permainan.

Banyak pengecer sengaja menyiapkan kampanye pemasaran sebelum Ramadhan dimulai. "Ini sudah ada selama 10 atau 15 tahun terakhir, tapi tidak terlalu besar," kata Neil Saunders, managing director Conlumino, seorang konsultan ritel. Mall Westfield Corp di Stratford, East London, yang memiliki 338 gerai mulai dari H & M dan Primark hingga Burberry Group PLC dan Christian Dior SA, menyediakan concierge berbahasa Arab dan ruang sholat untuk para pembelanja Muslim. Selama Ramadhan dan Idul Fitri, mereka memperpanjang jam buka gerainya. Tempat makan di mal juga menawarkan menu buka puasa khusus untuk pengunjung Muslim yang berbuka puasa.

Ramadhan merupakan waktu yang paling unik bagi pengecer dan pengelola merek. Selama sekitar tiga puluh hari, berbagai strategi dan taktik yang digunakan dan dipelajari selama bulan-bulan di luar Ramadhan mungkin tidak berlaku karena konsumen memilih untuk terlibat dalam cara yang berbeda. Selama Ramadhan, orang lebih menghargai pesan yang langsung mengarah ke intinya, konten yang layak untuk dibagikan, dan aktivasi yang tidak mengambil fokus jauh dari Ramadhan tapi lebih memperkaya pengalaman.

Persaingan merek untuk mendapatkan perhatian dari konsumen semakin ketat, terutama dengan meningkatnya aktivitas multi layar dan sedikit toleransi terhadap jeda iklan yang semakin sering. Fenomena ini merupakan tantangan bagi profesional pemasaran dan periklanan. Selama Ramadan, orang makin sering menggunakan perangkat mobile, media sosial dan alat digital lainnya. Ada tradisi selama Ramadan silaturahmi makin intens. Karena itulah, Samsung misalnya menyediakan perangkat dalam produknya yang memungkinkan anggota keluarga untuk berbagi pengalaman Ramadhan satu sama lain walaupun mereka secara fisik kebetulan berada di berbagai belahan dunia.

Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk meninjau strategi saluran. Karena jadwalnya yang sibuk orang mengalokasikan sedikit waktu untuk berbelanja. Karena itu, merek yang bijaksana, karena tekanan yang dihadapi pembeli selama bulan Ramadhan, pengelola merek harus mencoba menawarkan kemudahan dan fleksibilitas kepada pelanggan dalam menjalankan keputusan pembelian mereka.

Pendekatan pemasaran omni-channel memungkinkan perusahaan memanfaatkan keterikatan konsumen pada perangkat mobile mereka dan memberi orang lebih banyak kebebasan untuk berbelanja kapan, di mana dan bagaimana keinginan mereka. Solusi sederhana seperti "klik dan kumpulkan" dapat menghasilkan sejumlah besar waktu berharga yang tersimpan atau digunakan pembelanja untuk beraktivitas lainnya.

Perilaku konsumen dan pembelanja selama bulan Ramadhan berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Dengan mengamati dan mengenali pola-pola itu dari tahun ke tahun, pemasar tidak hanya dapat memperbaiki strategi mereka, namun juga menciptakan koneksi yang lebih bermakna dengan khalayak mereka dan meningkatkan relevansi lokal merek mereka. Dengan rutinitas harian yang sangat terfragmentasi selama Ramadhan dan rentang perhatian yang pendek, konsumen sangat selektif dalam cara mereka terlibat dan cenderung lebih mengandalkan visual sebagai jalan pintas.

Ramadan tahun lalu memberi gambaran sekilas pola pembelian konsumen dan preferensi mereka saat berbelanja online. Sangat penting bagi pengiklan untuk memahami bagaimana perilaku belanja konsumen yang berkembang selama periode waktu yang berbeda untuk memahami kapan menyesuaikan aktivitas pemasaran dan anggaran agar mendapatkan keuntungan maksimal.

Bulan puasa merupakan periode tersibuk untuk perdagangan online. Riset yang dilakukan Criteo memberikan gambaran tentang pola belanja konsumen selama bulan puasa tahun lalu. Tahun lalu, menurut pengamatan yang dilakukan lembaga penelitian dan konsultan pemasaran Criteo, penjualan dan lalu lintas online meningkat menjelang dan selama bulan Ramadhan, namun menurun saat Idul Fitri. Kenapa? Seperti diketahui, Idul Fitri juga dikenal sebagai Hari Raya Puasa di Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei, hari libur keagamaan yang menandai berakhirnya bulan Ramadhan.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)