MIX.co.id - Sebagaimana catatan kaki yang disisipkan dalam makalah presentasi tim komunikasi Bintang Toedjoe, sejak awal kampanye digital ini tampaknya memang diarahkan agar bisa viral untuk menciptakan awareness. “Kukira dia hamil!... tapi ternyata dia hamil gendut!” begitu copy writing pada kampanye tersebut.
Kampanye digital “Give Birth to Fat” berusaha menyampaikan pesan bahwa penumpukan lemak (obesitas), akan membuat orang terlihat seolah-olah sedang ‘hamil’ karena kegendutan. Dan Femmy Fyber, sebagai minuman sumber serat dari Bintang Toedjoe, dapat membantu ‘melahirkan’ lemak itu (dalam konteks penurunan berat badan), dan mendampingi konsumen untuk memulai babak baru yang lebih sehat.
Alur komunikasi kampanye ini dibagi dalam tiga tahap, spekulasi-klarifikasi-transformasi. Pada tahap spekulasi, Bintang Toedjoe menggandeng salah satu tokoh berpengaruh untuk mendapatkan beberapa komentar tentang lemak perut mereka, dan sebagian besar adalah tentang spekulasi kehamilan.
Belakangan diberikan klarifikasi bahwa perut gendut itu bukan soal hamil, tapi ternyata lemak berlebih di perut. Dan Femmy Fyber akan membantu mereka untuk ‘melahirkan’ lemaknya dan melahirkan sosok yang baru.
Selanjutnya pada tahap transformasi ditampilkan hasil konsumsi Femmy Fyber selama 14 hari dan mengadopsi kebiasaan baru. Di mana selain lemak sudah jauh berkurang sehingga sudah tidak ada lagi kegendutan yang memalukan.
Kampanye ini diendorse oleh banyak Key Opinion Leader (KOL) dan influencer. Dengan penempatan di berbagai platform digital, kampanye digital Femy Fiber berhasil mendapatkan 43 juta reach (238% KPI) dan meraih 46 juta tayangan (171% KPI).
Sementara pengaruh kampanye terhadap kinerja penjualan, diklaim berhasil memicu konsumen untuk melakukan pembelian berulang. Hal ini dibuktikan melalui tren pejualan yang cenderung stabil pada bulan Oktober 2023, dan setelah tiga bulan pasca kampanye, tepatnya ada bulan Februari 2024 penjualan terus meningkat hingga mencaai 209%.
Dengan pencapaian tersebut, tim komunikasi brand Bintang Toedjoe bertekad untuk melanjutkan kampanye digital secara konsisten dua kali setahun. Dan setiap kampanye ditargetkan akan menghasilkan peningkatan penjualan sebesar 121% pada 3 bulan pasca kampanye. Setelah periode 3 bulan tersebut, mereka sudah merancang program maintenance yang diharapkan mampu mempertahankan kinerja penjualan dengan tingkat penjualan sebesar 7% dari bulan ke bulan.
Dengan asumsi tren positif tersebut, tim marketing communication Bintang Toedjoe menargetkan bisa menghasilkan peningkatan penjualan tahunan rata-rata sebesar 90,4%. Mereka juga optimistik, kampanye ini masih ada relevan hingga lima tahun ke depan.
Kampanye digital ini mendapat apresiasi Excellent pada Indonesia Brand Communication Excellence 2024. Juri Yazied Syafaat memberi acungan jempol atas keberanian tim marcom Bintang Toedjoe mengambil risiko ketika memadukan kesesuaian antara logika campaign dengan logika dunia digital. (Nurur R Bintari)