KISAH SUKSES CHOPARD: KELUARGA MELAWAN KONGLOMERAT

Di tengah gempuran raksasa konglomerat, bagaimana sebuah merek jam tangan dan perhiasan mewah yang dikelola keluarga mampu bertahan dan bersinar? Chopard membuktikan bahwa nyali, bukan hanya dolar, yang menentukan nasib sebuah merek.

.

.

Chopard adalah perusahaan yang telah lama dikenal sebagai pembuat jam tangan dan perhiasan mewah yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss. Dibangun pada tahun 1860 oleh Louis-Ulysse Chopard dan sejak tahun 1963 telah dikendalikan oleh keluarga Scheufele.

Awalnya diambil alih oleh Karl Scheufele III dan istrinya Karin. Saat ini Chopard dijalankan oleh anak-anak mereka, Caroline dan Karl-Friedrich Scheufele, yang menjadi co-presiden sejak tahun 2001.

Salah satu keistimewaan Chopard adalah tetap sebagai merek yang dijalankan oleh keluarga, sebuah raritas di dunia perhiasan yang dominasi oleh konglomerat besar seperti Cartier, Tiffany & Co, dan Bulgari.

Menurut Caroline dan Karl-Friedrich, menjadi perusahaan keluarga memberikan keunggulan tersendiri dalam industri yang sangat kompetitif seperti sekarang. Perusahaan yang dikeloa keluarga memungkinkan mereka untuk mempertahankan pendekatan yang autentik dan dekat dengan nilai-nilai asli merek yang sangat dihargai oleh pelanggan mereka.

Chopard dikenal tidak hanya karena keindahan produknya tapi juga karena keterlibatan mereka dalam berbagai kegiatan dan kemitraan prestisius, seperti Festival Film Cannes. Festival bergensi itu telah mereka sponsori sejak tahun 1998, dan balapan mobil klasik 1000 Miglia. Keterlibatan ini memberikan Chopard jangkauan publisitas yang luas dan kesempatan berinteraksi dengan klien VIP.

Di sisi produksi, Chopard memiliki Manufacture di Fleurier, yang didirikan pada tahun 1996 untuk memproduksi gerakan jam tangan Swiss presisi tinggi. Inisiatif ini merupakan bagian dari integrasi vertikal yang dimulai oleh Karl Scheufele III pada tahun 1978 dengan pembukaan pengecoran emas merek tersebut.

Integrasi itu memungkinkan Chopard untuk menciptakan jam tangan kompleks secara mandiri seperti LUC Full Strike minute repeater. Di sisi perhiasan, Caroline telah mendesain banyak produk ikonik seperti Happy Clown dan koleksi perhiasan Happy Diamond, yang menampilkan berlian kecil yang bergerak bebas di dalam liontinnya.

Lebih lanjut, Caroline telah memimpin Chopard dalam perjalanan mereka menuju kemewahan berkelanjutan sejak tahun 2013, berkomitmen jangka panjang untuk meningkatkan jejak keberlanjutan merek dan praktik sourcing.

Perusahaan telah membuat kemajuan terbesar pada emas, yang saat ini bersumber secara eksklusif dari tambang yang bersertifikat melalui skema seperti Fairmined, atau yang berpartisipasi dalam Swiss Better Gold Association, dan Recycled Gold by the Responsible Jewellery Council.

Dalam wawancara, Caroline mengungkapkan bahwa menjadi transparan bukan lagi nilai tambah, tetapi sebuah keharusan. Kedua bersaudara itu mengakui bahwa masih banyak jalan yang harus ditempuh, tetapi mereka bertekad untuk terus menghadapi tantangan tersebut.

Menurut mereka, penting untuk terus menantang organisasi yang mereka kerjasamai, mengingatkan diri sendiri bahwa tidak ada yang sempurna.

Karl-Friedrich menyatakan bahwa meskipun pasar mewah menghadapi tantangan, mereka optimis dengan kekuatan ganda Chopard dalam perhiasan dan jam tangan. Kedua elemen ini, menurutnya, memberikan kestabilan dan memudahkan Chopard untuk bertahan dalam kondisi pasar yang berubah-ubah.

Dengan pendekatan yang terus beradaptasi dan berinovasi, Chopard terus mempertahankan posisinya di antara pemain besar di industri mewah, tidak hanya dengan ukuran tetapi juga dengan nama dan reputasi yang telah dibangun selama lebih dari satu abad.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)