Di era yang penuh ketidakpastian, influencer seperti Rohit Raghavendra memperluas sumber penghasilannya. Dari kursus online hingga bisnis langsung-ke-konsumen, mereka menjelajahi peluang baru untuk stabilitas finansial.
Influencer kini tidak hanya bergantung pada satu sumber penghasilan. Kebutuhan untuk memiliki pendapatan paralel semakin meningkat di antara para influencer yang ingin memastikan stabilitas finansial mereka di tengah ketidakpastian pasar.
Rohit Raghavendra, artis parodi dan pembuat konten berbasis di Pune -- yang memiliki lebih dari 200,000 pengikut di Instagram, adalah salah satu contoh nyata. Dengan peluncuran kursus kreasi konten pada Juni lalu, Raghavendra ingin menambah pendapatan bulanannya sekitar 30%, seperti yang dia sebutkan kepada Mint.
Ketidakpastian ini memiliki alasan yang kuat. Prateek Sinha dari PwC menyatakan bahwa tingkat keberhasilan influencer di India sangat rendah. Persaingan sangat tinggi dan penghasilan relatif kecil. Hal ini mendorong mereka untuk menciptakan aliran pendapatan baru.
Ada perbedaan signifikan antara influencer dengan sedikit pengikut dan mereka yang sudah mencapai status mega. Ini menunjukkan spektrum yang luas dalam pemasaran influencer.
Di luar kolaborasi merek, ada beberapa cara lain bagi para influencer untuk memonetisasi konten mereka. Neel Gogia dari Iplix menyoroti bahwa pendapatan iklan di YouTube seringkali kurang memberikan kontribusi signifikan.
Sementara itu, Shlok Shrivastav tidak hanya berfokus pada platform digital tetapi juga memperluas bisnisnya ke merek langsung-ke-konsumen dengan meluncurkan merek pakaian Overlays dan merek skin ponsel Layers, yang menurutnya berpotensi menghasilkan pendapatan lima kali lipat dari YouTube.
Perusahaan-perusahaan seperti Amazon telah melihat peluang ini dan memanfaatkannya melalui program seperti Amazon Influencer Program dan Amazon Live, yang memungkinkan kreator memperoleh komisi dari produk yang mereka rekomendasikan.
Kishore Thota dari Amazon menyatakan bahwa mereka mengakui kekuatan para kreator dalam menghubungkan pembuat konten dan pelanggan dalam pasar yang saling menguntungkan.
Di sisi lain, platform seperti Exly, yang dipimpin oleh Suyash Sinha, menyediakan alat bagi kreator untuk membuat dan memasarkan konten online dalam berbagai kategori, serta menyelenggarakan kursus dan lokakarya. Pendekatan ini tidak hanya membuka peluang baru tetapi juga membantu para kreator memperluas jangkauan dan pengaruh mereka.
Prajakta Koli, seorang YouTuber yang juga meluncurkan lini merchandise dengan Merch Garage, menunjukkan bagaimana merchandising bisa menjadi alat branding yang efektif. Gurpreet Singh dari Merch Garage menekankan bahwa produk merchandise harus berkualitas tinggi untuk mempertahankan minat pelanggan dan menghindari kompetisi dengan barang tiruan yang murah.
Keperluan untuk diversifikasi ini menggambarkan adaptasi yang perlu dilakukan oleh influencer dalam menghadapi pasar yang dinamis dan penuh tantangan. Pendapatan paralel tidak hanya menawarkan stabilitas finansial tetapi juga membantu mereka membangun merek yang lebih kuat dan berkelanjutan.