Meskipun dikenal sebagai kekuatan ekonomi dan budaya, Korea Selatan menyembunyikan sisi gelapnya. Dari tingkat kelahiran rendah hingga hubungan bisnis-politik yang bermasalah, ini adalah wajah lain dari negeri ginseng.
.
.
Kemarin saya membaca artikel di The Economist (Online) edisi Mei 2024 yang menarik perhatian saya. Judulnya, Understand South Korea, a success story with a dark side.
Sejatinya, artikel tersebut membahas soal lima buku dan satu film yang menjelaskan mengapa negara tersebut merupakan kekuatan super budaya sekaligus ekonomi.
Ada ulasan pendek tentang buku The New Koreans karya Michael Breen, yang menawarkan narasi sejarah Korea Selatan yang dimulai dari 5.000 tahun yang lalu hingga menjadi ekonomi terbesar ke-13 di dunia.
Juga ada bahasan tentang film The Housemaid karya Kim Ki-young. Film thriller tahun 1960 ini menceritakan tentang keluarga kelas menengah yang terperangkap dalam mimpi buruk setelah pembantu rumah tangga merayu kepala keluarga. Film ini menampilkan konflik kelas dan peran gender dalam masyarakat Korea Selatan yang belum modern.
Ketika berbicara soal kemajuan, mau tak maumembahas soal transformasi. Korea Selatan telah mengalami transformasi luar biasa dari negara yang miskin dan dikuasai diktator pada pertengahan abad ke-20, menjadi demokrasi dengan populasi 52 juta orang dan kekuatan ekonomi serta teknologi yang memukau.
Musik dan filmnya memikat ratusan juta orang di seluruh dunia yang tidak mengerti bahasa Korea sama sekali. Namun, di balik kebanggaan tersebut, tersimpan cerita gelap yang jarang diceritakan.
Korea Selatan, seperti digambarkan dalam artikel tersebut, memiliki tingkat kelahiran terendah di dunia dan ketimpangan kelas serta gender yang mencolok. Hubungan yang terlalu dekat antara bisnis dan politik juga menjadi salah satu kekhawatiran yang mendalam.
Walaupun bangga dengan pencapaian-pencapaiannya, Korea Selatan ternyata masih memiliki banyak PR dalam memperbaiki aspek-aspek masyarakat dan politiknya.
Artikel The Economist (Mei 2024) itu juga mengungkapkan sisi gelap dari kisah sukses Korea Selatan. Pertama, Tingkat Kelahiran Rendah. Korea Selatan memiliki salah satu tingkat kelahiran terendah di dunia, mencerminkan tantangan demografis yang signifikan yang dihadapi negara ini dalam menjaga pertumbuhan populasi dan dukungan untuk generasi mendatang.
Page: 1 2
MIX.co.id - Sepanjang 2024, Smartfren telah menggelar rangkaian program corporate social responsibility (CSR) melalui lima…
Isu keberlanjutan kini menjadi fokus global, mendorong perusahaan dan masyarakat untuk menemukan cara yang dapat…
MIX.co.id - Pada kehidupan modern saat ini, berbagai aktivitas manusia sering memberikan dampak buruk terhadap…
Director & Chief Technology Officer Indosat Desmond Cheung, President Director & CEO Indosat Vikram Sinha,…
MIX.co.id - Menyambut liburan akhir tahun, BNI melalui wondr by BNI berbagi tips untuk menikmati…
MIX.co.id - Memanfaatkan momentum Hari Disabilitas Internasional, PT PLN (Persero) berkolaborasi dengan Alunjiva Indonesia menggelar…