JAM 6 TENG - VOGUE

Sepanjang abad ke-20, Vogue menjadi saksi perjalanan evolusi siluet dan gaya busana. Dari sosok independen Gibson Girl di awal 1900-an, gaya flapper dengan rok pendek dan rambut bob di tahun 1920-an, hingga tren konservatif akibat Depresi Besar.

Saat Perang Dunia II, keterbatasan bahan kain menciptakan gaya "austerity" yang serba hemat. Namun, pasca-perang, Dior memperkenalkan "New Look" dengan rok lebar dan pinggang ramping yang menegaskan kembali femininitas.

Di akhir abad ke-20, dunia mode kembali bergejolak dengan lahirnya gelombang punk dan minimalisme. Gaya berpakaian menjadi simbol pemberontakan, diwarnai sobekan, tambalan, dan eksperimen, mencerminkan amarah dan ketidakpuasan generasi muda.

Vogue tidak pernah lepas dari pengaruh sosial, ekonomi, dan budaya. Dunia film, misalnya, memperkenalkan ikon mode seperti Grace Kelly dan Marilyn Monroe ke halaman-halaman majalah ini.

Kehadiran mereka membuat gaya selebritas semakin populer. Di sisi lain, inovasi seperti kancing pengait, resleting, dan industri ready-to-wear membuka akses mode untuk lebih banyak orang, menghapus batas antara couture yang eksklusif dengan kebutuhan masyarakat luas.

Vogue juga merekam perkembangan pakaian dalam dan busana renang. Mulai dari korset S-bend khas era Edwardian, bra dengan cup yang diberi label alfabet di tahun 1930-an, hingga bikini yang sempat kontroversial tapi kemudian diterima di era "youthquake" 1960-an.

Aksesori seperti topi tinggi Edwardian, cloche yang menutupi rambut, sepatu pumps, wedges avant-garde, dan perhiasan kostum Chanel menjadi bagian tak terpisahkan dari panduan gaya Vogue sekaligus menggerakkan ekonomi mode global.

Lebih dari satu abad berlalu, Vogue terus menunjukkan kemampuannya beradaptasi dan memimpin tren. Data terbaru dari Alliance for Audited Media menunjukkan sirkulasi cetak Vogue di Amerika Serikat stabil di angka 1,2 juta eksemplar untuk semester kedua 2024.

Secara global, Vogue menjangkau 10,5 juta pembaca cetak, ditambah 15,8 juta pengguna digital tiap bulan, 81 juta pengikut di media sosial, serta 226 juta penayangan video setiap bulannya.

Di situs vogue.com sendiri, kunjungan rata-rata mencapai 17,9 juta per bulan, dengan durasi sesi hampir 8 menit, menandakan tingginya ketertarikan pada konten multimedia mereka.

Dari sisi bisnis, meski pendapatan Condé Nast sempat stagnan di tahun 2023, pertumbuhan langganan digital, e-commerce, dan acara besar seperti Met Gala membantu menyeimbangkan penurunan iklan cetak.

Pada Juni 2025, mundurnya Anna Wintour sebagai Editor-in-Chief American Vogue menjadi momen penting, meski ia tetap memegang peran strategis sebagai Chief Content Officer dan Global Editorial Director untuk menjaga kesinambungan arah dan visi editorial.

Perjalanan Vogue menunjukkan bahwa inovasi dan ketahanan adalah kunci sukses di dunia media dan mode. Dari buletin gosip kelas atas menjadi majalah mode paling berpengaruh di dunia, Vogue selalu menegaskan satu hal: media mode bukan sekadar pelengkap.

Media mode adalah kekuatan budaya yang membentuk estetika, memengaruhi masyarakat, dan menggerakkan ekonomi global.

Setiap artikel, foto, dan sampul Vogue selalu mengingatkan kita bahwa perubahan besar berawal dari keberanian—berani merombak, bereksperimen, dan menentukan narasi masa depan. Edhy Aruman

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)