Bagaimana membranding Orsos Secara Elegan?

Seperti halnya Brand produk, jasa atau personal, brand Organisasi Sosial (orsos) perlu dikelola dengan baik agar menjadi Brand yang kuat dan cemerlang. Kecemerlangan brand, bagi orsos dilihat dari keterkenalannya (awareness), namun yang menjadi pilihan bagi para donaturnya.

Problem yang umum terjadi, organisasi sosial seringkali dianggap sebagai pihak yang kurang elegan dalam “meminta” dana dari para calon donaturnya. Alasan inilah yang kerap membuat prospek donatur segan untuk menjadi bagian dari organisasi tersebut, bahkan cenderung menghindar. Bahkan bila sudah menjadi donatur, bisa jadi ia hanya mendonasikan sedikit saja dari kemampuan pembiayaan yang dimilikinya.

AmaliaMaulana_1

“Agar mendapatkan citra baik di mata mata calon donatur dan sesuai tujuan organisasi, yang dibutuhkan oleh organisasi sosial adalah memahami branding dan komunikasi dengan benar,” jelas Brand Consultant & Etnographer Amalia E. Maulana ketika memberi materi bertema “Branding for Social Organization” di Kampus IPMI Business School akhir Juli lalu. Tema ini pernah diangkat pada tahun 2012, dan sekarang skalanya ditingkatkan dengan menggandeng Wardah Inspiring Beauty sebagai brand partner.

Event tak berbayar yang diselenggarakan oleh Etnomark Consulting tersebut dihadiri oleh lebih dari 50 perwakilan organisasi sosial yang sebelumnya sudah diperiksa kesesuaiannya sebagai peserta workshop. Kepada para peserta, Amalia mengajak mereka untuk lebih memahami model pengelolaan brand dengan baik guna diterapkan di organisasi masing-masing agar brand orsos mereka menjadi lebih besar dan berkembang luas.

Dari semua kegiatan pelatihan Branding, kata Amalia, konteks organisasi sosial termasuk yang jarang dibicarakan dan diangkat. Padahal menurutnya, sangat banyak pelaku di bidang ini yang membutuhkan sentuhan dan pemahaman brand management untuk mengelola Brand organisasi sosial mereka secara professional.

Menurut Amalia, pengurus di yayasan juga perlu memahami karakteristik para donatur dengan baik agar interaksi dengan mereka menjadi lebih elegan dan lebih memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. “Pada saat berinteraksi dengan Organisasi Sosial, Donatur diharap bisa menjadi soulmates yang selalu siap mendampingi, bukan hanya sesaat saja,” ujarnya.

Melalui komunikasi yang lebih efektif, menurutnya, hubungan dengan donatur bisa ditingkatkan menjadi persabatan yang lebih baik dan langgeng. Pada posisi itu, donasi mereka sudah tidak perlu diminta atau ditunggu, karena akan mengalir dengan sendirinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)