Sejak mendapat izin operasional sebagai Universitas pada 2015—sebelumnya kampus ini beroperasi sebagai Institut Manajemen dan Sekolah Tinggi Manajemen, Universitas Prasetiya Mulya aktif melancarkan kegiatan branding. Terlebih pada 2010 Prasetiya Mulya meluncurkan program studi S1 (sarjana), sehingga aktivitas branding menjadi sangat krusial bagi kampus yang pada awalnya pendirikan adalah merupakan kampus Magister.
Saat ini ada 11 program sarjana yang ditawarkan Prasetiya Mulya, yakni Akuntansi, Manajemen, Pariwisata, Hukum Bisnis Internasional, Ekonomi Bisnis, Matematika Bisnis, Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering), Rekayasa Sistem Komputer (Computer Engineering), Teknik Desain Produk, Teknologi Pangan, dan Teknik Energi Terbarukan.
Untuk mengkampanyekan kampus-kampus tersebut, Prasetiya Mulya memanfaatkan hampir semua kanal komunikasinya. Namun salah satu kampanyenya yang berbeda adalah aktivasi bertajuk "TEDx Prasetiya Mulya" yang diselenggarakan pada Agustus 2017.
TEDx adalah komunitas internasional yang mengusung misi menyebarkan inovasi dan ide baru melalui format eventgathering dan presentasi. Komunitas TEDx tersebar di berbagai negara dan kota-kota di seluruh dunia.
Di Prasetiya Mulya, event TEDx dimulai sejak diluncurkannya program S1 pada 2010. Program ini banyak memperoleh respon positif dari anggota komunitas Prasetiya Mulya. Dengan tema “Forward”, TEDx Universitas Prasetiya Mulya yang dieksekusi pada Agustus lalu menghadirkan tujuh pembicara dari beragam latar belakang pekerjaan dan kreativitas, yaitu Edwin J. Tanga (Educator), Dewi Candraningrum (Painter/Artist), Ayudia Bing Slamet & Ditto (Entrepreneur), Rian Ernest (Lawyer), David Soong (Owner of Sweet Escape), Frederik Asali (Equity Analyst), dan Nikita Dompas (Musician). Melalui TEDx Prasetiya Mulya, agaknya kampus ini ingin membangun citra sebagai tempat kuliah yang bisa mencetak lulusan yang penuh inovasi dan ide baru.
Program branding lainnya adalah Eventnesia 2017, yaitu acara yang diselenggarakan oleh Program Studi S1 Event Prasetiya Mulya dengan tema “Culturally Enriched Leisure & Tourism”. Selain diisi dengan sesi talkshowyang menghadirkan para pembicara dari kalangan pakar tourism. Eventnesia juga dimeriahkan dengan penampilan musik, khususnya biola, oleh mahasiswa Prasetiya Mulya.
Selain itu, Prasetiya Mulya juga menggandeng para alumni untuk membangun reputasi dan image-nya. Prasetiya Mulya aktif mengelola relasi dengan alumni, antara lain melalui program kompetisi "Alumni Achievement Awards 2017." Acara yang digelar dalam rangka perayaan Ulang Tahun Universitas Prasetiya Mulya ke-35 itu merupakan ajang yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali guna memberikan penghargaan bagi alumni berprestasi—saat ini jumlah alumninya mencapai 6.876.
Selain alumni, tentu saja Universitas Prasetiya Mulya memanfaatkan mahasiswa berprestasi dalam melakukan branding. Salah satu contohnya, melalui Mahasiswa S1 dan S2 Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya yang berhasil lolos sebagai peserta "Outstanding Student For The World 2017" dan dikirim ke Bengaluru, India. Program ini diselenggarakan oleh Direktorat Jendral Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Program “Outstanding Student for The World 2017” berlangsung pada 20-29 April 2017. Tiga mahasiswa yang tercatat telah mengharumkan nama Universitas Prasetiya Mulya di ajang tersebut adalah Michael Stefanus (Business 2013), Maikael Imanuel (Business 2015), dan Farandi Kusumo (MM Regular 53).
Testimoni positif dari para mahasiswa juga turut di-posting lewat blog "Kuliahitu". Angela, salah satu mahasiswa S1 semester enam jurusan Branding di Universitas Prasetiya Mulya, misalnya, dalam blog itu menulis, "Kuliah di Prasmul (sebutan mahasiswanya untuk Prasetiya Mulya) itu gak berasa kayak kuliah, tapi merupakan sebuah kumpulan pengalaman yang berguna buat masa depan gue.”
Menurutnya, kuliah di Prasmul itu sangat menyenangkan karena dapat secara langsung mempraktikkan apa yang sudah dipelajari melalui kasus-kasus yang diberikan secara langsung oleh perusahaan-perusahaan ternama di Indonesia. Bahkan di setiap semesternya, jurusan Branding akan mengundang case contributor untuk menyampaikan masalah dan objektif yang ingin dicapai kepada mahasiswa S1 Branding.
"Nah, mahasiswa inilah yang akan membantu mereka menyelesaikan masalah tersebut dan menyampaikan ide-ide kreatif yang akan disaksikan sendiri oleh salah satu top management dari perusahaan tersebut. Contoh perusahaan yang pernah menjadi casecontributor adalah restoran D’Cost," kisah Angela.