EVALUASI DESTINATION BRANDING SUMBAR

Kota Padang sebagai Ibukota Provinsi menyambut program ini dengan menyiapkan ikon wisata halal berupa pembangunan sebuah masjid megah di Pantai Padang. Minat wisatawan ke destinasi ini, menurut Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo, cukup tinggi. Pada pergantian tahun lalu misalnya, pantai ini dipadati tidak kurang dari 70.000 wisatawan dalam satu hari.
Masjid tersebut direncanakan bisa menampung cukup banyak jamaah yang akan beribadah saat berwisata di Pantai Padang. Pembangunan masjid yang berlokasi persis di depan kantor Dinas Pariwisata Kota Padang tersebut dimulai awal 2017 dan ditargetkan rampung pada akhir tahun. “Citra Pantai Padang sebagai wisata keluarga dan wisata halal akan semakin kuat. Pantai Padang yang dulunya terkesan kumuh dan memiliki citra kurang baik akan hilang seiring dengan berdirinya masjid ini,” ujar Walikota Padang optimistis seperti dilaporkan Humas Kota Padang. *

Langkah-langkah Destination Branding Sumbar
1. Edukasi Kepada Masyarakat
Pemprov Sumbar melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) menumbuhkan kesadaran penduduk untuk menerima wisatawan dengan tangan terbuka. Beberapa isu penting yang masih menjadi masalah antara lain terkait masalah parkir, kebersihan, dan pelayanan. Problem-problem ini menjadi program pembenahan awal.
2. Peningkatan Infrastruktur
Infrastruktur utama seperti jalan dan infrastruktur pendukung seperti toilet menjadi perhatian besar karena untuk menjadi destinasi wisata halal salah satu syaratnya adalah pembenahan masalah kebersihan seperti ketersiadaan tempat sampah.
3. Promosi
Setelah kedua hal tersebut dibenahi, promosi digencarkan. Promosi ditempatkan pada tahap ketiga setelah edukasi dan pembangunan infrastruktur untuk menghidari risiko negatif karena pengunjung merasa mendapatkan over promise. Di era digital saat ini, pola promosi digital ditempuh sebagai strategi utama karena dinilai lebih efektif ketimbang media konvensional yang lebih mahal.
4. Membuat Kalender Wisata
Strategi ini kalender wisata selama satu tahun dilaksanakan oleh Disbudpar adalah menetapkan kalender wisata selama satu tahun. Media ini dimaksudkan untuk memudahkan para calon wisatawan yang ingin berkunjung ke Sumbar sekaligus membantu para travel agent untuk menjual Sumbar kepada para konsumen mereka.
5. Pengawasan dan Evaluasi
Terakhir adalah menggalakkan kontribusi pengawasan dan evaluasi dari masyarakat agar Sumbar sebagai Destinasi Wisata Halal Dunia bisa dibangun dan tumbuh dengan baik. (Sumber: Web Pemda Sumbar)

Yuswohady, Penulis Buku-buku Best Seller Marketing:
STRATEGI MARKETINGNYA BELUM TAJAM
Kementrian Pariwisata selama ini sudah menetapkan 10 destinasi halal termasuk Sumatera Barat. Penetapan itu sebenarnya dilakukan berdasarkan potensinya karena memiliki sumber daya yang moslem friendly seperti musholla, masjid, hotel-hotelnya dengan petunjuk arah sholat dan lain-lain. Secara natural, sebenarnya Indonesia memang sangat potensial untuk mengembangkan destinasi wisata halal sehingga tidak perlu effort besar untuk jualan di sana. Apalagi pada 2019 nanti akan masuk ketentuan sertifikasi halal untuk semua makanan. Produk (wisata) halal di Indonesia otentik, dan mudah ditemui di mana-mana (common). Ini sebenarnya positioning yang masih frozen dan sangat memungkinkan untuk digarap menjadi produk marketing duty yang seksi. Ibaratnya mutiara dalam lumpur, tinggal digosok sedikit sudah cemerlang karena produknya otentik dan mudah ditemui di mana-mana. Kondisi ini berbeda dengan Thailand dan Jepang.
Tinggal bagaimana mengarahkannya dalam tactical marketing yang tepat. Di sinilah saya sering prihatin dengan teman-teman di daerah yang tidak memperhatikan strategi. Asal ikut-ikutan pemerintah pusat, tidak dikaitkan dengan target market dan relevansinya. Seperti pameran wisata di Oslo. Benar masyarakat Norwegia punya habit wisata tinggi. Tapi dalam destination comsumption, jarak menjadi faktor yang menentukan karena berkaitan dengan cost. Cost itu penting dalam destinasi. Dari awal sebenarnya Eropa bukan target yang bagus untuk wisata Indonesia, apalagi wisata halal. Kalau pun datang, mereka lebih suka mengunjungi Bali dan Borobudur.
Menurut saya, untuk target wisatawan manca negara lebih tepat menyasar negara-negara yang dekat seperti Korea, China, Jepang, India, Thailand, Singapura, Korea. Kalau untuk wisata halal, selain Malaysia, India Tenggara, potensi wisatawan muslim yang besar adalah dari China Selatan. Bahkan Timur Tengah pun secara jarak, cost-nya masih mahal.
Sementara untuk target wisatawan domestik, mau tidak mau harus menarget Jawa dan Jakarta yang masyarakatnya punya uang. Untuk wisata halal ya pilih daerah-daerah kantong-kantong muslim seperti Bandung dan Jogja.
Intinya, dalam menyusun marketng plan destinatian ada tiga hal yang harus diperhatikan:
1. Fokus Duty Management. Misalnya, tetapkan dan fokus saja pada target market yang tepat, dalam arti ada koneksinya. Untuk target wisatawan domestik, misalnya, ambil lima kota yang merupakan kantong-kantong muslim dengan spending power tinggi. Untuk asing, pilih negara yang memiliki koneksi dengan produk (destination) kita
2. Mapping originasi (negara asal) customer agar effort yang kita lakukan tidak terlalu besar (effisien). Karena ini destinasi, pertimbangkan basis waktu liburan mereka. Misalnya, China (Selatan) punya musim libur lima kali dalam setahun termasuk Imlek. Untuk menghadapi potensi ini, promosi mesti dilakukan tiga bulan sebelumnya. Jadi pada Desember, travel agent harus sudah promosi tiket untuk menghadapi hari buruh bulan April. Pelajari consumer insight mereka, misalnya kebiasaan beli tiket sebulan sebelum waktu libur. Lalu perhatian pula, apa kesenangan mereka, bagaimana perilakunya. Setelah itu lakukan pembenahan produk (destination). Termasuk di sini kalender event yang harus disesuaikan dengan liburan dan consumer insight target market. Intinya, dalam marketing itu yang menjadi fokus pertama adalah customer, bukan produk.
3. Terakhir, rumuskan tactical dan strateginya. Rumus bakunya sama saja untuk semua kategori, BAS: Branding – Advertising – Selling. Turis Malaysia harus di-break down, musim liburnya bulan apa, lalu lakukan marketing di sana. Branding dan advertising ke target wisatawan China (Selatan) lakukan di Kelapa Gading atau pusat komunitas etnis China lainnya. Jangan malah pasang billboard wisata halal di Padang atau Palembang. Untuk selling, bikin kantor cabang di tempat-tempat itu atau langsung di negara tujuan. (Bin)

Pages: 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)