Branding di era ini juga menekankan adaptasi terhadap keragaman lokal dan komitmen terhadap praktik ramah lingkungan. Merek lokal kini tidak hanya mengikuti tren global, tetapi juga menyelaraskan diri dengan kebutuhan dan nilai-nilai konsumen Indonesia, menunjukkan bahwa kecantikan dapat menjadi alat yang efektif untuk pemberdayaan sosial dan keberlanjutan lingkungan. Industri kecantikan, dengan pergeseran ini, berupaya menunjukkan bahwa mereka bukan hanya peduli terhadap kecantikan luar saja, tetapi juga kesejahteraan lingkungan dan keadilan sosial.
Saat ini, industri kecantikan berada dalam era yang mengedepankan keragaman dan keberlanjutan. Branding di industri kecantikan kini lebih inklusif dan menerima berbagai jenis kulit dan warna kulit. Konsep seperti “Clean Beauty” dan “Cruelty-Free” semakin populer, menandakan pergeseran nilai konsumen yang lebih besar terhadap produk yang ramah lingkungan dan etis. Merek-merek kecantikan berupaya menonjolkan bagaimana mereka bersumber secara etis dan kontribusi mereka terhadap lingkungan.
Perubahan dalam industri kecantikan tidak hanya mencakup peningkatan jumlah shade, tetapi juga filosofi dasar yang mendasari produk kecantikan itu sendiri. “Nah contohnya misalnya saya make over make over udah ngeluarin shade banyak banget, mungkin dulu masih terbatas tapi sekarang udah banyak banget bahkan yang kulitnya kayak aku pun masih bisa pakai, padahal dulu dulu kalau mau nyari bedak,” kata Dea.
Perluasan shade oleh brand seperti Make Over bukan hanya tentang inklusivitas estetika; ini juga mendorong industri untuk memikirkan kembali apa arti kecantikan. Dengan demikian, pergeseran ini sangat berkaitan dengan penekanan baru pada kesehatan kulit.
Merek-merek kecantikan, yang sekarang menawarkan lebih banyak shade, secara implisit mengakui bahwa kecantikan datang dalam berbagai bentuk dan warna. Mereka tidak lagi hanya memuji satu standar kecantikan yang sempit, tetapi memperluas definisi kecantikan untuk mencakup kesehatan dan keaslian kulit sebagai indikator utama kecantikan yang sejati.
Pada era ini, banyak brand mulai mengadopsi praktik berkelanjutan dalam produksi dan kemasan produk mereka, mencerminkan kesadaran yang lebih besar terhadap isu lingkungan. Perubahan-perubahan ini menunjukkan bahwa industri kosmetik semakin inklusif dan responsif terhadap kebutuhan serta preferensi konsumen saat ini.
Evolusi branding dalam industri kecantikan mencerminkan dinamika sosial, teknologi, dan ekonomi yang lebih luas. Dari mengutamakan kecantikan tradisional hingga mengakui keberlanjutan dan inklusivitas, industri kecantikan terus beradaptasi untuk memenuhi tuntutan konsumen yang terus berkembang.
Di tengah persaingan yang semakin ketat, pemahaman mendalam tentang nilai-nilai ini dan kemampuan untuk mengintegrasikannya dalam strategi branding akan menentukan keberhasilan merek di masa depan.
Page: 1 2 3Lihat Semua
MIX.co.id - Pameran Plastics & Rubber Indonesia 2024 resmi dibuka hari ini (20/11), di Jakarta…
MIX.co.id - PLN dan PLN Icon Plus bersama Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) kembali menggelar program…
MIX.co.id – Sebagai komitmen meningkatkan kepuasan pelanggan, Lotte Mart menyelenggarakan Korean Fair Winter Trip to…
President Director AXA Insurance Indonesia (AXA Insurance) Laurent Bourson (kedua kanan), Chief Sales & Distribution…
MIX.co.id - Tingkat prevelensi global strabismus (mata juling) diperkirakan mencapai 1,93 persen. Artinya, setidaknya 148…
MIX.co.id - LG Electronics Indonesia resmi memperkenalkan LG Commercial TV, yang dilengkapi dengan teknologi Casting…