Turn over karyawan yang tinggi setiap tahunnnya, kerap kali menjadi masalah yang dihadapi perusahaan-perusahaan di Tanah Air. Berangkat dari fenomena itu, maka PT Benefit One Indonesia mencoba membawa layanan “Incentive Point System” ke Indonesia. Melalui layanan yang sudah hadir di beberapa negara—termasuk Jepang—itu, PT Benefit One Indonesia menawarkan program retensi karyawan, agar karyawan dapat kerasan bekerja di perusahaan alias tidak mudah pindah kerja.
Lewat layanan Incentive Point System, PT Benefit One Indonesia menargetkan penjualan sebesar Rp 500 triliun dengan 200 klien untuk pasar Indonesia hingga lima tahun ke depan.
“Incentive Point System” adalah sebuah layanan yang ditujukan untuk perusahaan yang ingin meningkatkan motivasi para pekerja, termasuk menekan angka turn over karyawan. "Melalui sistem ini, perusahaan dapat mengevaluasi pekerjaan secara perorangan, yang kemudian dapat dikonversikan dalam bentuk point yang dapat dikumpulkan dan ditukarkan karyawan setiap saat dengan aneka produk menarik maupun perjalanan ke luar negeri. Sistem ini dapat kami kustomisasi sesuai kebutuhan perusahaan,” ujar Matsukusa, Direktur PT Benefit One Indonesia.
Diakui Presiden Direktur PT Benefit One Indonesia Norio Shiraishi, Incentive Point System dapat digunakan oleh perusahaan dari berbagai industri. Bahkan, tak hanya retensi karyawan, sistem tersebut juga dapat digunakan sebagai program retensi untuk para mitra, seperti distributor maupun dealer. “Di Jepang sendiri, kami sudah memiliki 100 klien dengan 500.000 user, mulai dari P&G, Lawson, Mc Donald, Haagen-Dazs, Novartis, hingga Abbott,” tegasnya.
Layanan Incentive Point System tersebut diharapkan mampu disambut positif oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. “Untuk itu, dalam waktu lima tahun ke depan, kami menargetkan penjualan sebesar Rp 500 miliar dengan 200 klien untuk pasar Indonesia,” patok Shiraishi.