Salah satu hot issue yang diperdebatkan pada perhelatan tahunan SXSW—music, film, and interactive conference and festival yang digelar di Austin—adalah “Social Media Celebrities”. Seperti dikutip dari www.marketingmagazine.co.uk, para pembicara panelis di SXSW memperdebatkan peran sekaligus pengaruh para selebritis social media terhadap brand.
Perdebatan mengenai peran sekaligus pengaruh para selebritis social media terhadap brand.
Diungkapkan Amir Mohamadzadeh, Co-Founder Rosewood Creative, para pemilik atau pengelola merek sudah seharusnya memberikan kebebasan kreatif bagi social media celebrities atau para selebritis social media. Menurutnya, selama ini para pemilik merek masih memanfaatkan para selebritis social media sebatas “papan reklame”.
“Mereka (para selebritis social media—red) adalah the real people yang juga memiliki real connection dengan audience atau follower mereka. Mereka bahkan dapat terhubung secara emosional dengan para follower mereka, yang bukan tidak mungkin juga mencintai brand,” kata Amir menegaskan.
Sementara itu, Lisa Materazzo, Corporate Manager, Media Strategy, and Digital Engagement Toyota mengatakan bahwa seringkali para pemasar atau marketers terperangkap pada seberapa banyak jangkauan yang ditawarkan oleh selebritis social media, alias berapa banyak jumlah follower yang mereka punya.
“Marketers memiliki peluang besar untuk sukses memanfaatkan selebritis social media sepanjang mereka mampu mengintegrasikan para influencer (selebritis social media—red) dengan social media plan,” saran Lisa.
Jonathan Perelman, VP of BuzzFeed Motion Pictures, memiliki pandagan yang berbeda tentang apa artinya seorang influencer di era social media. Menurutnya, semua orang dapat menjadi influencer. “Dengan memanfaatkan kekuatan dari setiap orang, yang tentu saja memiliki jaringan dan banyak teman, maka marketers akan memperoleh dampak yang positif bagi brand-nya,” katanya.