Upaya Destination Branding Nusa Tenggara Barat Lewat KEK Mandalika

mandalika

Destination branding menjadi salah satu strategi pemerintah Indonesia bersama pemerintah daerah dalam mengkomunikasikan sekaligus memasarkan “wajah” Indonesia di pasar global. Sejatinya, melalui strategi itu, tak hanya Bali yang dapat dikenal akrab oleh para wisatawan—baik lokal maupun mancanegara. Namun, kota-kota lain di Indonesia diharapkan dapat menjadi destinasi pilihan atau kawasan pariwisata utama.

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia menetapkan delapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dianggap berpotensi menjadi destinasi pilihan. Adalah Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, merupakan salah satu dari delapan KEK pariwisata yang telah ditetapkan pemerintah.

Demi segera mewujudkan KEK Mandalika sebagai salah satu kawasan pariwisata atau destinasi utama, diungkapkan Gubernur Nusa Tenggara Barat H. Muhammad Zainul Majdi, pemerintah daerah (pemda) pun melakukan berbagai upaya. Antara lain, dengan menggandeng sejumlah investor. Kali ini, Pemda Nusa Tenggara Barat menggandeng Islamic Development Bank (IDB).

“IDB siap mendorong investor menanamkan modalnya di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. IDB sendiri dikenal memiliki banyak mitra investor di dunia. Mereka siap menggerakkan para pemodal untuk berinvestasi jika pemerintah daerah dan pemerintah pusat mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika," katanya.

Dalam pertemuannya dengan Presiden IDB, ia menyampaikan komitmen pemerintah daerah dan dukungan pemerintah pusat bahwa Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika merupakan kawasan strategis yang menjadi prioritas di daerah. "Saya datang ke Presiden IDB untuk menyampaikan komitmen dan dukungan pemerintah daerah bahwa KEK Mandalika adalah kawasan strategis nasional," ujarnya.

Alhasil, usai mendengar pemaparan tentang KEK Mandalika, pihak IDB berkomitmen mendorong investor mitranya untuk berkomunikasi dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku badan usaha milik negara (BUMN) yang mengelola lahan KEK Mandalika.

Dari total 1.035 hektare lahan KEK Mandalika, katanya, ITDC sudah menyiapkan lahan sekitar 250 hektar untuk "halal hub" atau fasilitas perhotelan dan kepariwisataan lainnya yang memenuhi aspek syariah. "Lokasi itulah yang terus ditawarkan ITDC. Saya yakin progresnya akan bagus," yakinnya.

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Indonesia Tourism Development Corporation Abdulbar M. Mansoer mengatakan bahwa empat hotel bintang lima siap dibangun di KEK Mandalika. Satu hotel akan dibangun dari dana investasi perusahaanya dengan menggandeng Pullman sebagai operator hotelnya, sedangkan tiga hotel lagi akan dibangun oleh investor dari Amerika Serikat, Prancis, dan Korea.

Sementara itu, investor dari Amerika Serikat dengan bendera Jiva Samudera Biru, kata dia, akan menggandeng Intercontinental sebagai operator hotel. Konsep mereka adalah juga hotel dan penyewaan ruang refresentatif untuk kegiataan Meetings-Incentives-Conference-Exhibitions (MICE). Adapun untuk hotel yang dibangun oleh pengusaha dari Prancis, akan menggandeng Club Med sebagai operator hotel. Club Med yang berpusat di Prancis memiliki lebih dari 60 cabang di dunia, termasuk di Nusa Dua, Bali. Sedangkan hotel yang akan dibangun oleh investor dari Korea, hingga saat ini belum menentukan operatornya. Namun, sudah pasti melakukan pembangunan pada 2016.

"Keempat hotel itu akan dibangun di lahan yang sudah diolah, sehingga lahan tersebut mempunyai jalan, akses, taman, listrik, dan air bersih yang cukup untuk mendukung terwujudnya Mandalika menjadi kawasan wisata kelas dunia," kata Abdulbar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)