Memanfaatkan social media demi tujuan bisnis adalah strategi yang saat ini banyak dipilih oleh marketers. Demi mensukseskan program di social media, tak sedikit marketers menggunakan pendekatan influencer marketing. Meski influencer marketing bukanlan konsep baru, namun dengan pendekatan influencer marketing, marketers dapat menciptakan konten yang dapat muncul langsung di berbagai saluran social media. Bahkan, berkat pendekatan influencer marketing, konten tersebut dapat disiarkan langsung ke khalayak, hingga jutaan follower maupun fans dapat terlibat di dalamnya.
Dinilai Steven Tulman, seperti yang dikutip dari Business2Community, banyak brand yang menggunakan agensi untuk membantu mereka mengidentifikasi para influencer sekaligus melibatkan influencer yang popular di di social media—alias selebritis social media—pada kampanye social media mereka. “Sayangnya, ada banyak peluang berharga yang sering terlewatkan oleh agensi dalam mengembangkansocial media campaign dari klien,” katanya.
Lantas, apa yang harus dilakukan oleh marketers atau para pemilik merek? Steven pun merekomendasikan empat langkah agar marketers sukses menjalankan influencer marketing atau membaut influencer marketing menjadi efektif.
1. Harus Tahu Influencer Mana yang Harus Didengarkan
Setiap hari lebih dari 532 juta status diperbarui dan 2 juta posting blog yang ditulis. Oleh karena itu, marketers perlu menyaring berbagai isu dari orang-orang yang telah berbagi seputar brand value. Artinya, marketers tidak boleh hanya mendengarkan isu dari orang-orang atau selebritis social media yang memiliki banyak pengikut. Dalam banyak kasus yang melibatkan seorang individu yang memiliki 3.000 pengikut, memang mampu menghasilkan hubungan yang lebih kuat. Namun, hal itu terkadang hanya berakibat pada kesombongan belaka, tanpa memiliki dampak bagi brand.
2. Pengaruhi Influencer
Marketers perlu menghubungkan influencer yang tepat pada waktu yang tepat. Setiap merek dapat menjangkau influencer dan mencoba untuk bernegosiasi. Alhasil, hal itu membuat para influencer merasa bahwa mereka lebih dari sekadar dari ujung transaksi. Untuk itu, membangun kemitraan dan mengembangkan brand ambassador di social media membutuhkan waktu dan pengalaman. Gunakan platform social intelligence yang mampu mengukur jangkauan para influencer di social media. Mengapa? Karena brand perlu terhubung dengan influencer dengan cara yang jauh lebih otentik dan menarik.
3. Ciptakan Percakapan
Marketers perlu melakukan lebih dari sekadar tahu siapa yang berbicara tentang mereka. Ketika influencer menyebar pesan merek, audience mereka terlibat dengan konten tersebut. Keterlibatan antara influencer dengan audience mereka, tentu saja menjadi kesempatan bagi brand untuk membuat percakapan. Kebanyakan kampanye dari para influencer, sayangnya diformat hanya 'Set It and Foget It'. Dengan demikian, melalui pendekatan itu, banyak kesempatan yang hilang. Oleh karena itu, marketers perlu menyaring melalui suara dan koneksi dengan pengguna yang memang telah berbagi nilai-nilai mereka.
4. Jadikan Influencer Sebagai Konten
Saat ini, semua merek mengalami kesulitan dalam menciptakan konten yang besar. Bukan rahasia lagi, setiap merek ingin membuat kampanye yang mampu menciptakan efek viral. Oleh karena itu, memanfaatkan kekuatan crowd untuk mengintegrasikan ke Social Flash Mobs menjadi keharusan bagi marketers. Gunakan juga Social Listening Tools untuk melihat tren ke depannya, sehingga marketers dapat melihat peluang baru untuk menciptakan konten yang lebih baik.