Hybrid Marketing ala Bukalapak.com

Sejak hadir tahun 2010, kinerja Bukalapak tercatat tumbuh progresif. Terutama, dalam dua tahun terakhir. Jika tahun 2013 jumlah seller Bukalapak baru pada kisaran 80 ribu seller, maka saat ini jumlah seller sudah menembus 800 ribu, alias tumbuh 10 kali lipatnya.

Tak hanya seller, jumlah user yang men-download aplikasi Bukalapak pun melonjak siginifikan sejak dihadirkan pada Maret 2015 lalu. Jika tahun 2015 lalu jumlah user yang men-download aplikasi Bukalapak baru 200 ribu, maka saat ini jumlahnya sudah melonjak di atas 5 juta. Bahkan, pada Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) 2015 lalu, Bukalapak sanggup mencetak transaksi Rp 100 miliar lebih hanya dalam kurun waktu tiga hari.

IMG_20160330_39639

Diakui Bayu Syerli, Head of Marketing Bukalapak, sukses Bukalapak tak lepas dari perjalanan strategi yang dilancarkan sejak awal hingga kini. Diceritakan Bayu, awalnya Bukalapak menerapkan strategi digital dengan fokus pada performance-based digital marketing.

“Kami memperkuat akuisisi pengguna baru dengan fokus pada media online marketing, di antaranya SEO, SEM, Social Ads, Remarketing, dan sebagainya. Selain itu, kami juga memilih fokus menjangkau pasar yang esensial kala itu, yakni audiens yang sudah tergolong ke dalam online shopper. Antara lain, memindahkan orang-orang yang beraktivitas jual-beli di social media dan instant messaging agar mau berpindah ke aplikasi Bukalapak," terangnya.

Pasca mengakuisisi pasar lewat digital marketing, Bukalapak sadar bahwa langkah penetrasi ke pasar yang lebih luas harus dijalankan dengan strategi yang berbeda. Maklum saja, saat ini jumlah online shoppers di Indonesia baru 10,7 juta, alias penetrasinya baru sekitar 13% dari total pengguna internet.

"Nah, untuk memperluas market, kami harus menggunakan strategi Hybrid Marketing, yakni menggabungkan tradisional marketing dengan digital marketing. Yakni, dengan menggunakan mainstream media. Antara lain, TV Commercial dengan konten kreatif yang relevan dengan audiens sekaligus beda dengan para pemain ecommerce lainnya," lanjutnya.

Sejalan dengan penggunaan mainstream media, Bukalapak juga tetap menjalankan digital marketing dengan prioritas mengakselerasi pertumbuhan penggunaan aplikasi Bukalapak. Diakui Bayu, sekarang orang lebih nyaman berbelanja via mobile Apps. “Makanya, 62 persen transaksi di Bukalapak kini terjadi via mobile apps," kata Bayu di sela-sela acara seminar ‘Hybrid Marketing for Indonesia e-Commerce’ yang digelar Majalah MIX hari ini (30/3).

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)