Digital

Ketika Perilaku Ber-Social Media Berubah

Social media kembali menjadi sumber inforamsi utama untuk mencari brand atau produk. Studi terhadap 178.421 pengguna internet usia 16-64 tahun yang dilakukan oleh GlobalWebIndex, menjumpai fakta bahwa 28% pengguna mengakses media sosial selama melakukan pencarian produk di online. Angka itu terus bertumbuh tiap tahunnya. Di mana tahun 2016 angkanya masih di 25% dan 23% di tahun 2015. Bahkan, 46% pengguna internet di global mengikuti brand melalu media sosial.

#5 Setiap Tiga Menitnya Pengguna Melakukan Jejaring Sosial

Menurut data ComScore, waktu yang dihabiskan pengguna internet setiap tahunnya terus bertumbuh. Hal itu terjadi di semua segmen demografis pengguna. Satu dari setiap tiga menitnya, pengguna menghabiskan waktunya di jejaring sosial atau aplikasi pesan, seperti Whats App dan sebagainya.

#6 Media Sosial Telah Mengambil Alih Peran Mesin Pencari

Untuk pencarian produk online, mesin pencari memang masih memimpin atau dijadikan sebagai cara yang paling sering digunakan oleh pengguna internet. Akan tetapi, media sosial mulai mengambil alih. Terbukti, 41% pengguna internet di global mengatakan bahwa mereka menggunakan media sosial untuk mencari merek atau produk baru. Bahkan, di segmen usia 16-24 tahun, media sosial telah mengambil alih peran mesin pencari, yang selama ini dijadikan kanal utama bagi pengguna dalam mencari merek atau produk baru.

#7 Jejaring Sosial Menyediakan Lebih Banyak Iklan

Selama jejaring sosial menawarkan sekaligus memborbardir berbagai fitur iklan, maka konsumen atau pengguna akan menyerang balik dengan mem-blok iklan tersebut. Riset yang dilakukan oleh perusahaan analitik Pagefair menemukan bahwa saat ini ada 11% populasi internet di global telah mem-blok iklan yang ada di website. Dan, eMarketer meramalkan bahwa 41% dari milenial akan menggunakan Ad-Blockers pada tahun 2017.

#8 Masa Depan Pencarian Produk Online Adalah Visual dan Suara

Pencarian produk melalui teknologi suara akan kian bersinar. Teknologi itu sudah diisi oleh Google Home dan Amazon’s Alexa. Meski demikian, pencarian secara visual juga akan berkembang. Perusahaan analisis sosial juga sudah mengekspansi tools untuk brand monitoring mereka ke pencarian visual.

Page: 1 2Lihat Semua

Dwi Wulandari

Recent Posts

VERSTEHEN: PEMAHAMAN BERMAKNA

Verstehen adalah pendekatan empati yang membantu pemasar memahami konsumen lebih dalam. Melalui perspektif mereka, merek…

2 days ago

Toshiba Hadirkan Solusi Peralatan Dapur Berfitur Canggih

MIX.co.id - Brand elektronik asal Jepang, Toshiba, memperkenalkan tiga peralatan elektronik rumah tangga yang dapat…

2 days ago

Sharp Raih Prestasi Bergengsi sepanjang 2024, Apa Saja?

MIX.co.id - Sepanjang 2024, Sharp Indonesia telah meluncurkan sejumlah produk unggulan yang direspon positif oleh…

2 days ago

KONFLIK DAN TATA KELOLA: PELAJARAN DARI THE AUDITORS DAN GUCCI

Serial The Auditors dan kisah keluarga Gucci mengungkap bagaimana konflik internal tanpa tata kelola yang…

2 days ago

BAGAIMANA MENYEIMBANGAKAN FAMILY DAN PROFESSIONAL BUSINESS DALAM BISNIS KELUARGA?

Bisnis keluarga tak lagi hanya soal warisan. Dengan profesionalisme, bisnis keluarga mampu bertahan, bersaing, dan…

3 days ago

MENGUKUR CSR DENGAN AKURAT: TANTANGAN DAN SOLUSI TERKINI

Apakah inisiatif CSR Anda nyata atau sekadar retorika? Pengukuran berbasis data adalah kunci untuk membuktikan…

3 days ago