Dalam rangka merayakan Hari Laut Sedunia yang akan jatuh pada tanggal 8 Juni nanti, Google Maps bekerja sama dengan XL Catlin Seaview Survey, NOAA's Office of National Marine Sanctuaries, dan Chagos Conservation Trust menghadirkan gambar Street View baru yang menampilkan dunia bawah laut Indonesia. Antara lain di Bali, Manado, Karimun Jawa, Raja Ampat, Timor Leste, dan Nusa Penida.
Mola-mola, ikan bertulang paling besar di dunia, salah satu spesies laut di teluk Nusa Penida, Bali.
Pada Hari Laut Sedunia nanti, Google Maps lewat inovasi terbarunya mengajak netizen seakan-akan sedang menyelam dan menyaksikan dunia bawah laut Indonesia dengan sekali klik. Selain pemandangan bawah laut, netizen juga dimanjakan dengan gambar-gambar makhluk laut, seperti The Liberty Wreck di Tulamben, Bali (link), Jaco Island di Timor Leste (link), Nudi's Retreat di Manado (link), Indonur Wreck di Kepulauan Karimun Jawa (Link), Cape Kri di Raja Ampat (link), Batu Rufus di Raja Ampat, dan Mola Mola di Crystal Bay, Nusa Penida (link).
Sebagai bagian dari inovasinya, Google Maps merasa penting untuk melestarikan laut salah satunya dengan memetakannya. Untuk mengambil gambar digital lokasi kedalaman laut tersebut, Google Maps menggunakan GPS sehingga dapat selalu digunakan sebagai patokan untuk memantau perubahan laut yang terjadi seiring waktu.
“Pada hari Laut Sedunia tahun ini, kami berharap netizen semakin terinspirasi untuk mempelajari lebih jauh tentang perubahan kondisi lautan. Kami mengajak netizen untuk melihat sendiri seperti apa kehidupan bawah laut Indonesia. Kami berharap, dengan melibatkan netizen melalui experience yang kami hadirkan, kita semua bisa ikut melindungi dan lebih menjaganya,” kata Brian Sullivan, Program Manager Google Ocean.