Unilever tergolong perusahaan yang paling agresif dan gencar memanfaatkan mobile advertising (mobile ad) di platformdigital online. Bahkan boleh dibilang hampir semua brand miliknya (lebih dari 35 brand) melakukan kampanye dengan mobile ad.
Pada ajang Smarties Indonesia Awards 2016 yang digelar di Jakarta bulan September tahun lalu, Unilever menyabet 20 nominasi dari 45 nominasi yang diperebutkan. Ke-20 nominasi itu seluruhnya memiliki sentuhan mobile. Menurut Country Media Head Unilever Indonesia Eka Sugiarto, saat ini mobile memang menjadi senjata utama Unilever untuk melakukan kampanye.
Hal ini seiring dengan makin tingginya penggunaan mobile phone dan pada saat yang sama menciptakan kesempatan bagi pengiklan untuk juga berinteraksi dengan konsumen. “Kalau kita ngomongin konsumen di masa sekarang, mereka itu adalah orang-orang yang selain mereka menonton televisi juga mengakses media-media lain. Media yang lain itu misalnya mobile phone. Di Indonesia kita menyebutnya negara mobile first, di mana orang itu mengakses internet melalui telepon genggamnya. Itulah yang menjadi alasan kita,” terangnya.
Unilever telah “mengendus” pergeseran platform dari media konvensional menuju media digital sehingga format iklan yang dulu berpijak pada media massa cetak dan elektronik, berganti fokus ke ranah digital online. Meski begitu, Unilever tidak meninggalkan sepenuhnya iklan di media konvensional. Diakui Eka, Unilever tetap beriklan di konvensional, sementara porsi ke mobile ad semakin ditambah.
Unilever memanfaatkan mobile ad lebih dari lima tahun terakhir. Selama itu mobile ad Unilever berkembang dinamis. Dalam arti, jenis mobile ad yang digunakan tidak langsung jadi seperti yang terlihat sekarang tapi melalui proses perubahan yang dilandasi pada kondisi yang terjadi pada saat itu.
Misalnya, Unilever pernah menggunakan jenis mobile ad Multimedia Messaging Service (MMS), Short Message Service (SMS), dan Interactive Voice Response (IVR) untuk fitur phone. Ini dipakai karena publik di saat itu sangat populer dengan MMS, SMS. maupun IVR. Tambahan lagi, gadget di zaman itu umumnya handphone, belum smartphone.
Konten mobile ad pada SMS waktu itu lebih menekankan pada aspek hardselling seperti program promo diskon. Hal ini sesuai dengan karakter platfom SMS yang dominan menyajikan konten teks. Begitu juga MMS dan IVR, kontennya disajikan secara langsung dan sifatnya promo untuk mendongkrak pejualan.
Tapi sekarang, ketiganya tidak lagi populer karena zamannya sudah berubah sehingga mobile ad Unilever mulai beralih ke Banner Ad, Rich Media Ad, Video Ad dan berbagai variasinya untuk smartphone, Perubahan ini sejalan dengan perkembangan teknologi informatika dan komunikasi.
Pergeseran platform itu, berbanding lurus dengan pergeseran konten. Kalau awalnya konten cenderung hard selling dengan tujuan sales, sekarang kontennya disajikan dengan menarik. Mengombinasikan foto/video dengan sedikit teks, dan menghindari pesan yang hard selling.
“Sama seperti iklan lain yang memiliki tujuan yang jelas, iklan mobile pun demikian. Namun untuk mobile ad, kontennya lebih menarik, berupa video dan menghindari hards eling,” paparnya. Hal ini lantaran tujuan mobile ad bukan semata-mata untuk berjualan, tapi lebih pada upaya menjalin kedekatan dengan konsumen. Kebanyakan konsumen kurang respon terhadap mobile ad yang berbau hard selling, imbuhnya.
Ke depan, pihaknya akan semakin agresif dan fokus memanfaatkan mobile ad untuk kepentingan brands-nya. Bahkan, mobile ad ini termasuk bagian vital dalam srategi marketing Unilever. Alasannya, papar Eka, karena mobile ad memiliki kemampuan untuk menjangkau audience dalam banyak situasi, di dalam dan di luar rumah, dan juga dapat memanfaatkan banyak informasi mengenai konsumen tersebut, sehingga materi iklan lebih mengena. Hal ini merupakan sebuah kelebihan yang tidak dipunyai media lain.
Page: 1 2
MIX.co.id – Memperingati Hari Ibu, Kalbe Nutritionals melalui salah satu produknya Prenagen Lactamom meluncurkan kampanye…
MIX.co.id - Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya, Erha Clinic meluncurkan program circular economy "Start…
MIX.co.id - Sepanjang 2024, Smartfren telah menggelar rangkaian program corporate social responsibility (CSR) melalui lima…
Isu keberlanjutan kini menjadi fokus global, mendorong perusahaan dan masyarakat untuk menemukan cara yang dapat…
MIX.co.id - Pada kehidupan modern saat ini, berbagai aktivitas manusia sering memberikan dampak buruk terhadap…
Director & Chief Technology Officer Indosat Desmond Cheung, President Director & CEO Indosat Vikram Sinha,…