Agar Pasar Asuransi Makin "Seksi", Strategi Ini yang Dipilih DAI

DAI-asuransi

Kendati tingkat penetrasi asuransi masih terhitung rendah di Indonesia, yakni baru 12% apda tahun 2013, namun nilai bisnisnya terhitung sangat menjanjikan. Sampai saat ini, total bisnis pasar asuransi di Indonesia mencapai Rp 755,4 triliun.

Bahkan, di tengah semua industri yang sedang melorot, industri asuransi masih tercatat mengalami pertumbuhan, meskipun kenaikannya tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. Asuransi umum misalnya, hingga semester pertama 2015 ini sanggup naik 10-11%. Pada akhir tahun 2015 ini, diharapkan pertumbuhannya bisa mencapai 13-15%.

Diakui Yasril Y. Rasyid, Chairman Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Hasil Survei Nasional Literasi Keuangan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa baru 18%, atau hanya sekitar 18 dari setiap 100 penduduk Indonesia, yang sudah mengerti manfaat asuransi dengan baik (well literate). “Sementara itu, hanya sekitar 12 dari setiap 100 penduduk Indonesia yang menggunakan produk dan jasa perasuransian atau sekitar 12%,” katanya.

Penetrasi asuransi yang masih rendah itulah yang memicu Dewan Asuransi Indonesia (DAI)--yang didukung seluruh perusahaan asuransi di Indonesia yang notabene sebagai anggotanya—memanfaatkan momentum Hari Asuransi atau Asuransi Day untuk mengedukasi market hingga pelosok. “Tahun ini, Insurance Day 2015 memasuki tahun ke-10. Peringatan dan perayaan Insurance Day merupakan aktivasi yang berkesinambungan dari tahun ke tahun. Obyektifnya, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya berasuransi serta meningkatkan penetrasi pasar asuransi,” lanjutnya.

Mengusung tema “Asuransi untuk Negeri”, program “Insurance Day 2015” akan menggunakan strategi marketing komunikasi terintegrasi (Integrated Marketing Communication). Program dimulai dengan aktivasi talkshow mengenai pentingnya asuransi dengan menghadirkan narasumber dari praktisi asuransi di Indonesia. “Talkshow ini akan disiarkan di Bens radio dan Smart FM,” tambah Reza Luthfi, Ketua Panitia Insurance Day 2015.

Selain itu, mengincar future market, yakni segmen anak muda, Insurance Day 2015 juga akan menggelar roadshow Insurance Goes to Campus di sejumlah kota di Indonesia, seperti Padang, Pontianak, dan Makassar. “Kami akan mengadakan pagelaran musik dengan menghadirkan beberapa figur anak negeri yang sudah 'melek asuransi' dari berbagai pelosok Indonesia, sehingga figur itu dapat memberikan inspirasi kepada masyarakat Indonesia untuk mulai dapat berasuransi dan melakukan perencanaan keuangan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang,” papar Reza.

Demi menjangkau pasar yang lebih luas, pagelaran musik juga akan dihelat pada tanggal 6 November 2015 di Artpreneur Ciputra World, dan akan disiarkan tunda di TVRI. Aktivasi off air lainnya yang melibatkan masyarakat umum adalah kegiatan jalansehat, senam, dan donor darah yang akan digelar di kota Makassar. Rangkaian program tersebut juga dikomunikasikan lewat iklan di media cetak nasional maupun Metro TV.

Diakui Reza, asuransi memang bukanlah produk yang “seksi” bagi anak muda. Padahal, segmen anak muda di Indonesia adalah yang paling seksi. Oleh karena itu, sejak beberapa tahun lalu, program Insurance Day menyasar pasar anak muda Indonesia. Misalnya, dengan melakukan kampanye komunikasi di social media seperti facebook dan twitter, hingga menggelar roadshow Asuransi Goes to Campus.

Edi Setiadi, Deputy Commissioner OJK, menerangkan bahwa ada banyak strategi yang dapat dilakukan para pemain di industri asuransi—termasuk asosiasi yang bergerak di asuransi—guna menggenjot angka “melek” asuransi di Tanah Air. Strategi pertama, melalui peningkatan demand. “Salah satu caranya, dengan mengedukasi market serta menciptakan agen-agen asuransi di berbagai komunitas, seperti komunitas anak-anak, pondok pesantren, dan sebagainya. Pola agen 'Laku Pandai' seperti yang diterapkan di perbankan barangkali dapat di adopsi di industri asuransi,” saran Edi.

Strategi kedua adalah memperkuat suplai. Di antaranya, dengan meningkatkan kapasitas atau SDM di industri asuransi. Dengan demikian, saat memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang jatuh pada akhir tahun ini, Indonesia tidak lagi hanya menjadi pasar, tetapi juga pemain di negerinya sendiri,” tutur Edi.

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)