Marketing Strategy

Amazon Go – Cara Toko Fisik Bertahan Dari Gangguan Toko Online


Bisnis belanja di dalam toko (in-store shopping) saat ini menghadapi masa-masa sulit. Banyak kategori ritel – seperti elektronik dan musik – yang tumbang menjadi korban kenyamanan dan harga miring yang semakin mudah didapat melalui belanja online.

Di Inggris, pertumbuhan e-commerce dituduh sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terjadinya penurunan 4 persen penjualan dan penutupan toko di mal-mal dan pusat perbelanjaan lainnya. Mereka kini digantikan perkantoran organisasi amal nonpemerintah. Di AS bahkan lebih mengerikan, toko-toko yang tutup diperkirakan mencapai 800 toko atau seperlima dari semua toko utama dan penutupan itu diperkirakan makin banyak beberapa tahun ke mendatang.

Pembelanja kini banyak yang beralih ke belanja on-line. Lalu apa sebenarnya yang menarik pembeli untuk melakukan pembelanajaan secara online? E-commerce memiliki keunggulan kompetitif yang tinggi dan hal itu benar-benar menyebabkan pengecer fisik harus berjuang. E-commerce menawarkan cara berbelanja yang jauh lebih mudah dan murah. Saat ini begitu banyak penawaran harga lebih murah sehingga sensitivitas harga konsumen telah melahirkan grosir-grosir murah baru di banyak negara, termasuk Indonesia.

Toko-toko fisik mau tidak mau harus mengimbangi trend tersebut dengan mengikuti pola permaianan yang ditawarkan toko on-line. Aldi dan Lidl misalnya menawarkan penghematan yang signifikan untuk berbagai produk kunci. Ini untuk mengimbangi manfaat promosi penjualan yang dilakukan oleh ptoko online sekaligus menjadi skema upaya mempertahankan loyalitas pelangannya. Hal ini mengakibatkan perilaku belanja baru.

Dalam memilih tempat berbelanja, pelanggan kini bukan lagi mempertimbangkan merek “dasar” dari suatu toko. Mereka kini cenderung memperlakukan mereka (Aldi dan Lidl) sebagai suatu produk yang hanya memiliki satu keunggulan bersaing, yakni harga. Karena itu, bila ada satu toko yang menawarkan harga lebih murah, pembalanja berpindah ke merek tersebut. Konsekuensi, toko fisik harus terus menerus memotor tawaran pesaing dan mengimbanginya. Ini tentu membutuhkan modal yang sangat besar.

Perusahaan yang berharap keluar dari cuaca badai ini benar-benar harus memikirkan kembali bagaimana mereka melakukan bisnis. Amazon, salah satu juggernaut terbesar di bidang e-commerce, baru-baru ini mengumumkan peluncuran konsep ritel baru, Amazon Go. Sementara yang mungkin selintas tampak sebagai toko fisik, Amazon menemukan cara yang benar-benar bisa mengubah cara toko fisik beroperasi – yaitu tanpa checkout sehingga pembelanja tidak lagi perlu menunggu dalam antrean.

Belanja bebas checkout memungkinkan pembelanja hanya tinggal mengambil dari rak toko, melihat dan membeli atau tidak membelinya (mengembalikan ke rak) dan dengan teknologi sensor secara otomatis mendeteksi ketika produk diambil dari atau kembali ke rak dan melacak mereka ke dalam keranjang virtual. Setelah selesai belanja, pembelanja bisa langsung meninggalkan toko. Tak lama setelah itu, Amazon mengirimkan tagihan yang dapat didebet dari akun pembelanja di Amazon dan pembelanja menerima bukti tagihan dan pembayaran. Argos, elektronik dan peralatan rumah tangga berbasis U.K. pengecer, menawarkan pengiriman pada hari yang sama untuk produk yang dibeli secara online dan di dalam toko. Waktu pengiriman mereka cuma 60 menit.

Intinya, untuk mempertahankan pelangga dan bertahan hidup, toko fisik harus menemukan cara merangkul keinginan baru konsumen yang kini semakin mementingkan kenyamanan dan harga yang lebih murah. Mereka harus menemukan kembali proposisi nilai mereka dan memberikan alasan baru kepada pembeli untuk berbelanja secara pribadi.

Edhy Aruman

Edhy Aruman - Wartawan Utama (2868-PWI/WU/DP/VI/2012...), pernah menjadi redaktur di majalah SWA. Sebelum di Swa, Aruman pernah meniti karier kewartawanan di harian Jawa Pos, Berita Buana, majalah Prospek, Harian Republika dan editor eksekutif di Liputan 6 SCTV, sebelum pindah ke SWA (http://www.detik.com/berita/199902/990212-1319.html). Lulus S3 Komunikasi IPB, Redaktur Senior Majalah MIX, dosen PR FISIP UI, dosen riset STIKOM LSPR Jakarta, dan salah satu ketua BPP Perhumas periode 2011-2014.

Recent Posts

Airscream UK Hadir di JIVE Expo 2024, Ajak Pengunjung ‘Scream Out Load’

MIX.co.id – Airscream UK, merek vape atau rokok elektrik asal Briston, Inggris, semakin agresif meningkatkan…

1 day ago

KGSB Kembali Gelar Pelatihan Psychological First Aid Batch II

MIX.co.id - Merujuk survey yang dilakukan Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2022 lalu, 1…

1 day ago

Foot Locker Gandeng IBL dan Umumkan Tiga Brand Ambassador

Brand Marketing Senior Manager Foot Locker Indonesia Vitra Widinanda, memberikan keterangan pers saat mengumumkan Brand…

2 days ago

Formula Gelar Kampanye “Awal Kekuatan Beribu Kebaikan” di 2024

MIX.co.id - Merujuk audit ritel yang dilakukan oleh Nielsen Indonesia, Sikat gigi Formula dari OT…

2 days ago

Penjualan Tembus 50 Ribu Pieces, Implora Luncurkan Peeling Gel Ukuran Besar

MIX.co.id - Sejak diluncurkan pada Maret 2024 lalu, Implora berhasil menjual Peeling Gel berukuran 50…

2 days ago

Sharp Garap Pasar Smartphone di Bali

MIX.co.id - Serius menggarap pasar smartphone di Indonesia, tahun ini, Sharp Indonesia memperluas area penjualannya…

2 days ago