Antam, Sepi di Dalam Negeri, Ekspansi ke Luar Negeri

“Ada pengaruhnya (kondisi makro ekonomi saat ini—Red). Konsumen dalam negeri turun hampir 20%. Maka kompensasinya kami akan main di luar negeri,” tutur Dody Martimbang, General Manager Logam Mulia Business Unit PT Aneka Tambang Tbk (Antam) ketika Majalah MIX menanyakan dampak kelesuan ekonomi pada kuartal I (QI) 2015 terhadap kinerja penjualan produk Logam Mulia (LM) Antam. Dody berbicara di sela-sela seremonial pembukaan butik Logam Mulia (LM) Antam ke-11 yang ditempatkan di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat.

Antam

Butik Logam Mulia (LM) Antam merupakan salah satu channel ekspansi pasar ritel domestik Antam guna meningkatkan penjualan emasnya. Butik Emas Logam Mulia (LM) mulai dibuka Oktober 2012, dan didesain sebagai counter penjualan emas untuk melayani penjualan ritel.

Merespon kebutuhan konsumen, saat ini Antam sudah membuka butik-butik emas LM di berbagai kota. Selain di Jakarta, mereka juga sudah membukanya di Bandung, Surabaya, Makassar , Palembang, Semarang, Balikpapan, Medan dan Banjarmasin. Direncanakan, sampai akhir 2015 ini mereka akan membuka lagi empat butik untuk melengkapi, agar jumlahnya mencapai 15 counter di seluruh Indonesia. Selain kota-kota di atas, Logam Mulia Antam juga melayani kota-kota besar lainnya melalui delivery order.

Direktur Operasi Antam, Tedy Badrujaman mengatakan, "Antam akan terus membuka butik emas baru. Di samping untuk ekspansi dalam penjualan emas, butik ini juga untuk meningkatkan pelayanan, kemudahan bertransaksi, memberikan suasana yang nyaman dan aman dalam pembelian emas, serta memberikan edukasi investasi emas kepada para customer. Dengan ekspansi ini, Antam menjadi yang terdepan dalam industri ritel emas di Indonesia."

Ditegaskannya juga, Butik Emas LM menjamin ketersediaan barang berapa saja yang dibutuhkan konsumen. Dody mengatakan masih tingginya permintaan emas di kalangan masyarakat memperkuat keyakinan perseroan untuk bisa meningkatkan penjualan dari tahun ke tahun. Selain itu, dengan variasi produk yang dimiliki perseroan saat ini diproyeksi bisa mendorong penjualan emas.

Pada 2014, Antam sempat merevisi target penjualannya dari 11,1 ton menjadi 7 ton lantaran kondisi pasar emas yang relatif berat dibanding 2013. Kondisi ini ditengarai karena terjadinya pergeseran insight konsumen dalam hal motivasi pembelian emas. "Dulu orang membeli emas biasa dijual lagi ketika pasar menguat. Tapi sekarang orang membeli hanya untuk kepentingan investasi yang kemudian disimpan karena mereka memiliki perasaaan was-was,” ujar Tedy.

Menyesuaikan kebutuhan pelanggan, Butik LM Antam saat ini menyediakan berbagai ukuran emas mulai dari 1 gram, 2,5g, 5g, 10g, 25g, 50g, 100g, 250g, 500g hingga 1 kg. Terbaru, mereka bahkan juga mengeluarkan pecahan ½ gram yang awalnya diluncurkan berdasarkan permintaan komunitas arisan para pedagang sayur di Kalimantan. Menurut Tedy, pecahan ini ternyata juga banyak diminati kalangan mahasiswa yang berdomisili di Jogjakarta.

Oya, masih dalam kaitan memperkuat kepercayaan pelanggan domestik, sejak beberapa waktu lalu di butik-butik tersebut juga disediakan depositori emas logam mulia Brankas (Berencana Aman Kelola Emas) melalui unit bisnis pemurnian dan pengolahan Logam Mulia. Hari Wijajanto, Direktur SDM Antam, mengatakan peluncuran jasa brankas akan melengkapi keseluruhan spektrum bisnis emas Antam yang mencakup penambangan emas serta pengolahan dan pemurnian emas di Logam Mulia.

Dengan strategi ekspansif tersebut, nyatanya kinerja penjualan emas Antam di dalam negeri pada Q1/2015 ini tersalip dengan kinerja penjualan ekspor. Menurut Dody, selama triwulan Januari – April 2015, penjualan emas Antam lebih besar ke luar negeri dengan dominasi pasar India. “Penjualan emas ke India sudah mendominasi penjualan kita. Sudah 70% dari pendapatan Antam sampai April 2015,” ujarnya. Pasar India menyerap emas perhiasan dari Antam dengan luar biasa. Selama Q1/2015 ini, menurut Dony, penjualan ke sana sudah mencapai 5,4 ton. Antam mulai membuka pasar India pada Oktober 2014 dan setiap minggu mengirim 200 kilogram (kg). Diakui permintaan yang selalu tinggi di negeri Sungai Gangga ini sempat membuat mereka kewalahan dari sisi suplai. Terbukti kemudian, dalam kondisi turbulensi ekonomi selama Q1/2015 ini, ekspor mereka bisa menjadi penyelemat kinerja perusahaan.

Selain India, Antam juga berencana membuka pasar ke Singapura, Dubai, Jepang, Cina, Korea Selatan, Hong Kong, serta Malaysia. Tedy Badrujaman mengatakan pihaknya menyasar Malaysia karena memiliki kultur yang hampir sama dengan Indonesia. Warga Malaysia menyukai emas dan banyak mengonsumsinya. Pemilihan Malaysia ini berdasarkan dengan data yang dimiliki oleh Antam, dimana pihaknya biasa mengecek KTP dan budaya masing-masing pembeli. Berbeda dengan Dubai dan Hongkong yang dipasarkan dalam bentuk emas batangan, menurut Dody, kemungkinan emas Antam akan dijual ke Malaysia dalam bentuk koin, dan counter pemasaran akan didesain serupa butik LM di Indonesia. “Kami masih mengevaluasi pajak yang akan dibebankan jika produk kita masuk negara tersebut. Kami akan buka disemua negara yang menguntungkan,” jelas Tedy.

Antam mencatat, pada kuartal I 2015, penjualan emasnya mencapai 3.792 kg yang berarti sudah mencapai 38% dari target penjualan 2015. Target penjualan tahun ini dipatok sebesar 9.963 kg emas. Tahun lalu, total penjualan emas Antam mencapai 8 juta ton. Tedy mengatakan, komoditas emas menjadi kontributor terbesar penjualan bersih anaudited di Q1/2015 dengan nilai Rp 1,94 triliun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)