Sukses menghadirkan kawasan terpadu (superblock) di Central Park-Jakarta, Agung Podomoro Land (APL) siap menghadirkan konsep serupa di daerah Medan. Melalui proyek Podomoro City Deli Medan, APL siap mengincar pasar Medan yang tercatat sangat potensial. Sejatinya, di tengah ekonomi yang kurang bergairah sejak akhir 2013 lalu, daerah menjadi market yang begitu menjanjikan bagi para pelaku bisnis properti. Medan pun salah satunya, persisnya ketika Bandara Kuala Namu sudah dioperasikan di sana.
Direktur Marketing Podomoro City Deli Medan Matius Yusuf dan Senior GM Marketing Podomoro City Deli Medan Yenti Lokat
Diterangkan Matius Yusuf, Direktur Marketing Podomoro City Deli Medan, “Kami memilih wilayah Medan, karena daerah ini merupakan pintu gerbang masuk Sumatra. Pertumbuhan ekonomi di Medan pun di atas rata-rata. Itu sebabnya, Medan menjadi kota terbesar ketiga, setelah Jakarta dan Surabaya. Bahkan, bicara spending, orang Medan itu terhitung high profit yang gemar berbelanja di Singapura. Weekend pun mereka lebih banyak tinggal di Malaysia dan Singapura. Oleh karena itu, kami ingin mengambil market tersebut lewat superblock Podomoro City Deli Medan di Jl. Putri Hijau dan Guru Patimpus. Itu artinya, orang Medan tak perlu lagi berbelanja atau mencari hiburan ke negara tetangga.”
Tak beda dengan Central Park-Jakarta, Podomoro City Deli Medan akan menghadirkan sebuah tower perkantoran, tiga tower apartemen eksklusif, dua tower apartemen premium, Tribeca Condominium, luxurious shopping mall, serta hotel bintang lima yang terletak di atas luxurious shopping mall. Kawasan terpadu di atas lahan 5,2 hektar itu mengedepankan konsep “One Stop Living, Working, and Shopping”. Di lahan itu, APL juga menghadirkan Tribeca Park, yang merupakan kawasan hijau nan luas, sesuai dengan konsep yang dikembangkan APL, Back to The City.
Added value yang ditawarkan Podomoro City Deli Medan, terutama untuk tower perkantoran, adalah back up gentset hingga 100%. Mengapa? Lantaran, di daerah Medan, umumnya kantor bersifat home-office. Artinya, di lantai bawah rumah, sedangkan lantai atas adalah kantor. “Problemnya adalah rumah-rumah di daerah Medan sering mengalami pemadaman listrik. Minimal dua kali dalam sehari, mereka harus mengalami pemadaman listrik. Oleh karena itu, agar bisnis tetap bergerak, kami hadirkan fasilitas back up genset pada tower perkantoran Podomoro City Deli Medan,” terang Matius.
Sebagai superblock pertama di Medan plus lokasi yang sangat strategis karena terletak di kawasan segitiga emas Kota Medan, ditambahkan Senior GM Marketing Podomoro City Deli Medan Yenti Lokat, berharap superblock Podomoro City Deli Medan dapan menjadi landmark maupun ikon baru dari Kota Medan. “Tahun 2017, kami targetkan kondominium dan mall akan selesai terlebih dahulu,” katanya.
Setelah memasarkan terlebih dulu tower apartemen ekesklusif dan kondominium di Desember 2013—di mana masing-masing sudah terjual 70% dengan total nilai penjualan lebih dari Rp 2 triliun, akhir Mei ini Podmoro City Deli Medan siap memasarkan tower office-nya. “Untuk perkantoran, kami mengincar perusahaan-perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta serta perusahaan yang ingin melebarkan bisnisnya ke daerah. Contohnya, perusahaan asuransi, perusahaan sawit, perbankan, dan sebagainya,” lanjut Matius.
Adalah program “Buyer Get Buyer” menjadi salah satu strategi pemasaran Podomoro City Deli Medan. Dilancarkannya program tersebut bukan tanpa sebab. Menurut Yenti, para pembeli properti sangat percaya dengan rekomendasi. Begitu juga dengan orang Medan. Ia mencontohkan, ketika orangtua sudah membeli kondominium Podomoro City Deli Medan, maka mereka akan membelikan anaknya serta keluarganya sebuah properti seperti apartemen di daerah itu juga.
“Selain itu, kami menawarkan cicilan bertahap dengan harga yang reasonable. Kami juga mengkomunikaskan produk properti ini lewat iklan di televisi maupun cetak,” kata Yenti, yang menyebutkan para pembeli unit di Podomoro City Deli Medan juga banyak dari Jakarta dan kota lainnya, untuk menjadikannya sebagai investasi.