Menjadi nomor satu di kategori lemari es, mesin cuci, dan LCD TV tak membuat PT Sharp Electrinics Indonesia berpuas diri. Produsen elektronik asal Jepang itu mencoba mencari peruntungan lain dengan serius menggarap pasar small home appliances (SHA).
Keputusan Sharp untuk menggenjot kategori SHA di tahun ini cukup dimaklumi. Mengingat, potensi market SHA di Indonesia tercatat menjanjikan, seiring dengan pertumbuhan rumah tangga kelas menengah. Pasar SHA sendiri, secara nasional diprediksi telah menyentuh angka Rp 150 miliar hingga Rp 200 miliar per bulan. Adapun Sharp, hanya menguasai 10% dari total pasar SHA nasional.
Dikatakan Andry Adi Utomo, National Sales Senior General Manager PT Sharp Electronics Indonesia, "Sampai saat ini, kontribusi kategori SHA terhadap total pendapatan Sharp masih kecil, yakni kurang dari 5% atau sekitar Rp 10 miliar sampai Rp 15 miliar. Untuk itu, kami menargetkan tahun ini, kategori SHA bisa menyumbang sebesar 7-8% atau sekitar Rp 45 miliar hingga Rp 50 miliar."
Sejumlah upaya dilakukan Sharp guna mencapai target tersebut. Langkah pertama adalah menghadirkan empat produk sekaligus yang mampu menjawab kebutuhan gaya hidup rumah tangga di Indonesia. Keempat produk itu adalah personal blender, slow juicer, apple rice cooker, dan microwave oven.
Langkah kedua, dari sisi price atau harga. Keempat produk SHA tersebut dihadirkan dengan harga yang terjangkau. Produk apple rice cooker misalnya, dibandrol dengan harga Rp 400 ribu hingga 500 ribu. Sedangkan Sharp Microwave Oven dibandrol dengan harga Rp 1 juta, personal blender Rp 280 ribu, dan slow juicer seharga Rp 1,25 juta.
Langkah ketiga, dikatakan Andry, Sharp juga berupaya membenahi strategi promosinya. "Jika selama ini tidak ada divisi atau tim khusus yang menangani SHA, maka tahun ini kami akan membuka divisi khusus dengan satu orang selevel manager yang mengepalainya. Kami juga akan merekrut Attack Team of Marketing sebanyak 50 orang. Mereka akan mobile ke berbagai ritel di Indonesia. Sebab, kami akan rutin menggelar aktivasi di berbagai toko di kota-kota besar di Indonesia," paparnya.
Selain itu, ditambahkan Brand Strategy Group General Manager PT Sharp Electronics Indonesia Haruhiko Sano, upaya branding untuk produk-produk SHA dilakukan melalui pendekatan komunitas dan digital. "Kami memiliki komunitas dan facebook Sharp Cooking Club sejak tahun 2016. Di sana, kami menghadirkan berbagai resep masakan, video demo penggunaan produk, video demo memasak, hingga quiz. Melalui komunitas ini, kami menciptakan engagaement dengan konsumen, baik dalam format online activity maupun offline activity," katanya.
Selanjutnya, langkah keempat yang juga dilakukan Sharp adalah distribusi. Selain menggunakan kanal tradisional lewat toko, diungkapkan Andry, Sharp juga menggunakan kanal toko belanja online untuk menjual produk SHA-nya. Antara lain, JD.ID, Lazada, dan Blibli.