Data yang dirilis pada Desember ini (10/12) oleh Google dan TNS Australia menunjukkan bahwa jumlah rata-rata aplikasi yang di-install tahun ini mencapai 31 per individu. Sementara itu, 34% pengguna tidak keberatan membeli aplikasi berbayar dengan kisaran harga termahal Rp 48.000. Tak mengherankan, jika pasar Apps di Tanah Air makin menggiurkan.
Masih menurut penelitian tersebut, lebih dari 2 dari 5 orang Indonesia atau 43%-nya memiliki sebuah ponsel pintar, dengan penetrasi ponsel pintar meningkat hingga 61% di kota-kota besar. Sejatinya, ponsel pintar telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan orang Indonesia. Fenomena itu juga dipicu oleh startup di Indonesia yang berkembang pesat, yang mampu menyajikan aplikasi dan game dimana mereka sering menghabiskan banyak waktu luangnya di sana.
Tak mengherankan, jika perusahaan sekelas Google dan Facebook tampak serius bertarung memperebutkan hati para developer Apps maupun games. Jika Google memiliki program “Indonesian Developer Showcase: Building Apps and Games for a Booming Market”, maka Facebook memiliki program “Game of the Year”.
Dijelaskan Jason Titus, Vice President of Google’s Developer Products Group, “Di Google kami memiliki komitmen untuk membantu masyarakat Indonesia di seluruh nusantara untuk menyediakan alat agar mereka menjadi developer atau pengembang guna membantu mengatasi tantangan yang dikenali di komunitas mereka. Momentum di balik fenomena startup bertumbuh pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya membuat Google berkomitmen untuk membantu orang-orang Indonesia untuk menciptakan aplikasi dan game kelas dunia,” tegasnya.
Untuk itu, Google menggelar “Indonesian Developer Showcase: Building Apps and Games for a Booming Market”. Pada aktivasi itu, para developer asal Indonesia mampu unjuk gigi. Karya mereka antara lain PicMix, yang mampu menemukan kesuksesan di Blackberry pada awal tahun 2012 dengan aplikasi photo-sharing yang mereka miliki. Kemudian, PicMix dengan cepat menjadikan ini tersedia di platform Android, dimana pertumbuhannya meledak, membuktikan bahwa penggerak awal dengan ide hebat dapat mempertahankan pangsa pasar.
Karya lainnya adalah TouchTen. Perusahaan mobile game terkemuka di Indonesia itu, berbasis di Jakarta. Gamesnya sudah meraih sukses di luar negeri, termasuk di Amerika Serikat dan menunjukkan bahwa Internet dapat membantu para developer lokal yang ingin mendunia. “Kami menyadari bahwa Indonesia sebagai pasar memiliki potensi yang sangat bagus dan sekarang adalah saatnya untuk perusahaan lokal mengembangkan produk bagi pasar lokal,” papar pendiri TouchTen, Roki Soeharyo.
Tak hanya Google, Facebook punya program “Facebook 2015 Games of the Year” untuk para developer Apps dan games. Penghargaan Game of the Year merupakan kesempatan untuk memberikan penghargaan kepada games, pengembang, platform, dan publisher yang telah memberikan dampak besar sepanjang tahun 2015.
Salah satu misi Facebook adalah memberikan pengguna kekuatan untuk berbagi, dan untuk membuat dunia lebih terbuka dan terkoneksi. Games merepresentasikan suatu cara yang menyenangkan bagi pengguna untuk merasakan dan berbagi kepada dunia mengenai hal-hal yang mereka minati.
Ada sejumlah kategori yang dihadirkan di sana. Antara lain, Game of Year, Games Web Terbaik, Games Mobile Terbaik, Integrasi Facebook Terbaik, Penggunaan Instagram Terbaik, Kampanye Iklan Game Terbaik, hingga Page Terbaik.