Seiring dengan semakin berkembangnya digital marketing, masih banyak pelaku industri retail yang belum memanfaatkannya semaksimal mungkin. Padahal, digital marketing dapat sangat membantu mereka dalam retargeting strategy. Menurut David Rekuc, dalam artikelnya yang dilansir oleh www.marketingland.com, retargeting adalah proses menyediakan sebuah iklan kepada sebuah grup spesifik berdasarkan history web-brosing mereka. Lantas, apakah melakukan retargeting merupakan hal yang sulit? Ternyata tidak juga. David Rekuc mengungkapkan bahwa sebenarnya ada beberapa metode dan tools yang tersedia untuk melakukan retargeting. Metode dan tools tersebut dapat membantu retailer untuk meningkatkan efektivitas kampanye retargeting sehingga dapat meraih konsumen potensial mereka. Metode-metode tersebut antara lain:
1. Facebook Custom Audience
Jika Anda ingin meraih audiens secara cepat dan frekuensi tinggi, Facebook adalah tempat terbaik untuk hal itu. Rekuc mengungkapkan bahwa di tahun 2012 silam, Facebook berhasil menyumbang satu dari lima page views di Amerika Serikat, artinya audiens yang menggunakan Facebook sangatlah banyak. Sebuah retailer elektronik yang menjual perhiasan, Blue Nile, menggunakan fitur retargeting Facebook yang dinamakan "Custom Audience". Fitur ini membantu mereka meraih leads yang menjanjikan. Tantangan yang dihadapi oleh Blue Nile adalah harga produk-produknya mahal sehingga journey untuk memutuskan apakah ia jadi atau tidak membeli produk cukuplah panjang. Oleh sebab itu, Blue Nile benar-benar perlu menyediakan sesuatu untuk mem-follow up para konsumen potensial. Cara yang diterapkan oleh Blue Nile cukup cerdas, yakni dengan memberikan hadiah berupa cincin seharga US$ 5.000 setiap kali visitor bersedia memberikan alamat email mereka ke laman tersebut. Cara ini sangat jitu untuk mengumpulkan email-email pelanggan. Lalu apa manfaat yang diperoleh Blue Nine dengan "menukar" produk cincin mereka dengan sebuah email? Ternyata, Rekuc mengungkapkan bahwa Blue Nile memperoleh dua hal dari cara tersebut, yakni mampu memberikan email follow up secara berkala kepada audiensnya serta membuat retarget visitor melalui Custom Audience yang disediakan oleh Facebook ads.
Menurut pengalaman Rekuc, ia mampu menjaring lebih dari 100.000 akun Facebook melalui fitur Custom Audiences tersebut. Ia juga mampu memfilter akun-akun tersebut agar audiens yang disasar benar-benar sesuai dengan target market produk brandnya. Itulah sebabnya, Rekuc mengungkapkan bahwa marketers sebaiknya selalu terbuka untuk "mencoba mengetes" berbagai cara untuk memfilter audiens.
2. Segmentasi Audiens
Menurut pengamatan Rekcu, salah satu kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh marketers ketika melakukan retargeting kampanye adalah kegagalam mereka untuk mensegmentasikan audiens mereka ketika membuat display kampanye. Banyak sekali retailer yang menargetkan audiens berdasarkan kriteria "telah mengunjungi situs dalam 30 hari ke belakang". Menurut Rekcu ada berbagai cara targeting audiens yang lebih efektif dari itu, yakni:
Pertama, enargetkan orang-orang yang "meninggalkan" keranjang belanja: Untuk dapat melakukan ini, Anda perlu menaruh dua pixel di situs Anda, satu pada laman keranjang belaja dan satu lagi pada laman "Terima Kasih" ketika mereka checkout. Lalu, Anda dapat menargetkan orang-orang yang memiliki pixel keranjang belanja, bukan mereka yang memiliki pixel "terima kasih". Laman keranjang belanja Anda merupakan indikator intensi belanja paling kuat, sehingga sangat tepat bila Anda membidik orang-orang yang memang memiliki intensi kuat untuk berbelanja namun urung karena faktor-faktor lain.
Kedua, menargetkan pengunjung terkini: Sering kali konversi baru terjadi beberapa hari setelah kunjungan pertama pembelanja ke situs retail. Oleh sebab itu, ada baiknya bila para retailers membuat kelompok atau grup pengunjung berdasarkan history kunjungan terakhir mereka ke situs Anda. Dengan demikian, Anda dapat dengan mudah mendekati kelompok yang lebih berpotensi untuk melakukan konversi atau transaksi.
Ketiga, menargetkan para pembelanja teranyar: Anda dapat membuat program referral atau royalti, menawarkan mereka diskon khusus untuk produk-produk terkait, diskon tambahan, meminta review, atau mendorong mereka untuk mem-follow Anda di Facebook atau Twitter.
Keempat, menargetkan "less recent visitor": Ini adalah kelompok yang sangat cocok diraih ketika Anda meluncurkan produk baru atau ada suatu perubahan signifikan di perusahaan Anda, misalnya menurunkan biaya minimal untuk servis free shipping. Pengunjung teranyar mungkin mengetahui hal ini ketika mereka mengunjungi situs Anda, sementara para pengunjung lama harus selalu di-update agar tetap berada dalam jangkauan Anda.
3. Retargeting YouTube
YouTube adalah media iklan sekaligus medium paling kuat untuk membidik konsumen. Menurut Rekcu, para marketers yang memanfaatkan media ini harus fokus pada tujuan untuk menghibur konsumen melalui humor atau hati. Buatlah iklan video yang sangat baik, sehingga para audiens dan konsumen membicarakan brand Anda. Cara termudah untuk memulai retargeting via YouTube adalah dengan memanfaatkan list "remarketing" di Google AdWords Anda.