Marketing Strategy

Masuki Pasar Es Krim, Ini Empat Strategi yang Dilancarkan Glico Wings

Strategi partnership lewat joint venture dengan perusahaan lain yang memiliki kesamaan misi merupakan salah satu langkah yang dinilai efektif oleh sejumlah perusahaan di Indonesia. Strategi itulah yang dipilih Wings Group dalam mengembangkan sayap bisnisnya di Tanah Air. Strategi partnership yang pertama kali dilakukan Wings adalah dengan menggandeng perusahaan asal Jepang, Lion Corporation, pada tahun 1981. Kemitraan itu melahirkan perusahaan patungan bernama Lion Wings. Melalui perusahaan itu, sejumlah merek dihadirkan, yakni Zink, Zact, Lavenda, dan Mama Lemon.

Tahun 2009, Wings kembali melakukan joint venture dengan perusahaan Jepang lainnya untuk memasuki pasar resto cepat saji, yakni resto Yoshinoya. Di tahun 2012, lagi, Wings berpartner dengan perusahaan Jepang untuk meramaikan pasar ritel, yakni lewat brand FamilyMart.

Paling anyar, tergiur pasar es krim di Tanah Air, Wings kembali melancarkan strategi partnership dengan perusahaan Jepang, Ezaki Glico. Perusahaan ternama asal Jepang yang dikenal sebagai produsen merek Pokcy itu, bersinergi dengan Wings untuk menggarap pasar es krim di Indonesia. Melalui perusahaan patungan Glico Wings, sejumlah varian es krim Glico Wings siap menyasar segmen anak-anak, remaja, anak muda, dan dewasa.

Masuknya Glico Wings ke pasar es krim lantaran bisnisnya dinilai masih sangat menjanjikan. Merujuk Nielsen Retail Data 2015, pertumbuhan kategori es krim di Indonesia dari tahun 2012-2015 mencapai 16% per tahunnya. “Sementara itu, pada tahun 2013, konsumsi es krim di Indonesia hanya tumbuh sebesar 0,1 liter per tahun. Angka itu terhitung sangat rendah dibandingkan negara-negara lainnya. Fakta tersebut menunjukkan bahwa peluang pasar es krim di Indonesia masih sangat besar,” yakin Hidekazu Kawashima Presiden Direktur Glico Wings.

Resmi diluncurkan hari ini (16/11) ke pasar, es krim Glico Wings menghadirkan empat sub-brand sekaligus. Melalui empat sub-brand Glico Wings, Kawashima pun berani mematok target yang cukup tinggi untuk es krim Glico Wings, yakni menjadi pemain tiga besar di pasar es krim Indonesia pada tahun 2017 mendatang. “Es krim Glico Wings sudah mulai tersebar di Jawa dan Sumatera sejak 7 November 2016, dengan range harga Rp 1.000 hingga Rp 12.000,” ujar Kawashima yang menyebutkan bahwa es krim Glico Wings telah mendapatkan sertifikasi BPOM dan Halal dari MUI.

Diterangkan Marketing Manager Glico Wings Bernando Tampubolon, keempat sub-brand es krim Glico Wings adalah Waku Waku, Jcone, Frostbite, dan Haku. “Waku Waku menyasar pasar anak-anak dengan lima varian rasa, yakni Choco Bomb, Happy Soda, Water Melon, Strawberry Loop, dan Choco Loop. Adapun Jcone, menyasar pasar remaja dengan dua varian rasa, yaitu Pari Pari Vanilla dan Jr. Choco Vanilla,” urainya.

Selanjutnya, ada Frostbite yang menyasar pasar anak muda dan Haku yang menyasar pasar dewasa. “Untuk Frostbite, kami menghadirkan lima varian rasa, yakni Pari Pari Vanilla, Vanilla Choco Nut, Kacang Hijau, Pari Pari Vanilla, dan Strawberry Sauce. Sedangkan untuk Haku, kami menghadirkan empat varian, yakni Matcha, Classic, Crunchy Malt, dan Monaka Vanilla,” terang Bernando.

Sebagai pendatang baru, diakui Bernando, Glico Wings memerlukan strategi jitu untuk menarik perhatian konsumen Indonesia. “Ada empat strategi yang akan kami lancarkan untuk memasuki pasar ek krim di Indonesia. Keempat strategi tersebut merupakan added value dari es krim Glico Wings,” tegasnya.

Apa saja keempat strategi jitu Glico Wings? Dijawab Bernando, pertama adalah adanya pabrik berstandard internasional yang terletak di Kerawang. Di pabrik itulah es krim Glico Wings diproduksi dengan teknologi Jepang serta memiliki kualitas dan cita rasa terbaik. Strategi kedua, lanjut Bernando, adalah Tim Produk Research & Development yang terus berinovasi. “Es krim Glico Wings hadir dengan inovasi dari sisi produk, rasa, tekstur, dan kemasan yang belum pernah ada sebelumnya di Indonesia. Inovasi rasa dan format menjadi penting, karena pembelian es krim masih bersifat impulsif,” ia menuturkan.

Strategi ketiga adalah memiliki jalur distribusi yang kuat, baik di tradisional maupun modern channel. Sejatinya, kekuatan jalur distribusi yang selama ini dimiliki Wings Group merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki Glico Wings. Strategi keempat adalah kegiatan marketing yang berbasis consumer insight atau mengedepankan konsumen.

Dwi Wulandari

Recent Posts

Airscream UK Hadir di JIVE Expo 2024, Ajak Pengunjung ‘Scream Out Load’

MIX.co.id – Airscream UK, merek vape atau rokok elektrik asal Briston, Inggris, semakin agresif meningkatkan…

11 hours ago

KGSB Kembali Gelar Pelatihan Psychological First Aid Batch II

MIX.co.id - Merujuk survey yang dilakukan Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2022 lalu, 1…

15 hours ago

Foot Locker Gandeng IBL dan Umumkan Tiga Brand Ambassador

Brand Marketing Senior Manager Foot Locker Indonesia Vitra Widinanda, memberikan keterangan pers saat mengumumkan Brand…

23 hours ago

Formula Gelar Kampanye “Awal Kekuatan Beribu Kebaikan” di 2024

MIX.co.id - Merujuk audit ritel yang dilakukan oleh Nielsen Indonesia, Sikat gigi Formula dari OT…

24 hours ago

Penjualan Tembus 50 Ribu Pieces, Implora Luncurkan Peeling Gel Ukuran Besar

MIX.co.id - Sejak diluncurkan pada Maret 2024 lalu, Implora berhasil menjual Peeling Gel berukuran 50…

1 day ago

Sharp Garap Pasar Smartphone di Bali

MIX.co.id - Serius menggarap pasar smartphone di Indonesia, tahun ini, Sharp Indonesia memperluas area penjualannya…

2 days ago