Belakangan pemerintah Indonesia sangat masif menggelar kegiatan branding demi memperkenalkan sekaligus mempromosikan Indonesia ke pasar mancanegara. Branding tak hanya dilakukan lewat sejumlah destinasi di Tanah Air (destination branding), namun branding juga dilakukan pemerintah melalui kekayaan kuliner (culinary branding).
Pada destinasi wisata, pemerintah sudah menetapkan 10 destinasi pilihan yang akan fokus dipromosikan. Sementara itu, untuk kuliner, pemerintah telah me netapkan 30 makanan dan minuman yang paling mewakili aset kuliner terbaik Indonesia. Penetapan itu didasarkan pada kemudahan memperoleh bahan dan bumbu, cita rasa yang dapat diterima oleh lidah internasional, serta sisi historis yang dimiliki oleh makanan tersebut. Dengan rumusan tersebut, diharapkan wajah kuliner Indonesia diharapkan dapat lebih mudah untuk dikenal dunia.
Salah satu Culinary branding yang dilakukan pemerintah Indonesia lewat KBRI Tokyo yang bekerja sama dengan Djarum Foundation dan Prince Shinagawa Hotel adalah program Indonesian Culinary Fair Tokyo 2016. Di sana ditampilkan sejumlah kuliner Indonesia. Antara lain, Asinan Buah Jakarta (fruit salad), Bangka Turnip Shrimp Salad (shrimp salad), Gado-Gado (vegetable salad in peanut sauce), Soto Ayam Lamongan (chicken soup), Sup Pindang Serani (fish soup), Sate Ayam Madura (chicken satay), Rendang Padang (caramelized beef curry), Ayam Panggang Bumbu Rujak (grilled chicken), Tempe Goreng (savory tempe), Es Teler, dan Kolak Pisang Labu.
Sejatinya, dengan semakin terbukanya Jepang terhadap keragaman budaya asing dan kebijakan Pemerintah Jepang untuk lebih merengkuh negara-negara Asia Tenggara, maka kuliner Indonesia juga semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat Jepang. Hal itu ditandai dengan jumlah restoran Indonesia di Jepang, khususnya di Tokyo, mengalami kenaikan secara bertahap.
Mengusung tema “The Taste of Indonesia”, program Culinary Fair Tokyo 2016 berlangsung selama sebulan. Program dibuka secara resmi pada 16 Mei 2016 dan dibuka untuk umum mulai 17 Mei 2016. Dikatakan Program Director Djarum Foundation Primadi H Serad, tujuan diadakannya Indonesian Culinary Fair Tokyo 2016 adalah untuk memperkenalkan potensi cita rasa kuliner Indonesia yang masih belum dikenal luas di Jepang.
"Kegiatan ini juga sekaligus untuk memanfaatkan persiapan gelaran olah raga internasional Tokyo Olympic & Paralympic 2020. Program ini menjadi salah satu prioritas Tokyo Metropolitan Government (TMG) yang didukung sepenuhnya oleh PM Shinzo Abe," ujar Primadi.
Adapun rangkaian kegiatan Indonesian Culinary Fair Tokyo 2016 selama sebulan penuh mencakup kolaborasi pelatihan memasak antara tim kuliner Indonesia dan tim Shinagawa Prince Hotel; workshop pengenalan menu Indonesia di Hattori Nutrition College, workshop pengenalan menu Indonesia di Le Cordon Bleu Japan, workshop pengenalan menu popular Indonesia kepada komunitas Indonesia di Tokyo, peluncuran Indonesian Culinary Fair Tokyo 2016 di Prince Hall, Shinagawa Prince Hotel, dan Indonesian Culinary Dinner Gathering pada tanggal di Hapuna Dining Restaurant, Shinagawa Prince Hotel.
Sementara itu, Bakti Pendidikan Djarum Foundation secara konsisten telah melaksanakan program Peningkatan Kualitas Sekolah menengah Kejuruan (SMK) sejak tahun 2012. Pada program itu, peran Djarum Foundation meliputi pengembangan kurikulum, pelatihan guru, dan juga penyediaan infrastruktur sekolah.
Jurusan yang dikembangkan berfokus pada jurusan yang memiliki potensi permintaan sumber daya manusia pada bidang pekerjaan berpenghasilan tinggi, salah satunya adalah jurusan Tata Boga. Dengan menggandeng William Wongso sebagai mentor sekaligus penasehat SMK Tata Boga binaan Djarum Foundation, SMKN 1 Kudus menerapkan kurikulum yang mewajibkan para siswanya untuk mampu menguasai minimal 30 ikon kuliner tradisional Indonesia.
"Kali ini, 4 siswi SMKN 1 Kudus diterjunkan pada acara kuliner di Tokyo yang salah satu rangkaiannya adalah gala dinner peluncuran Indonesian Culinary Fair Tokyo 2016 bersama KBRI Tokyo yang akan dihadiri oleh Her Royal Highness Princess Takamado dan Dr. Yukio Hattori, President Hattori Nutrition College," tutup Primadi.