Mengkampanyekan partai atau tokoh yang akan diusung pada pemilihan umum (Pemilu) tentu saja membutuhkan dana yang sangat besar. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pemasaran yang jitu agar dana kampanye yang besar tersebut tidak terbuang percuma. Alex Connel, seperti yang dikutip dari Mumbrella.com.au, berbagi tips tentang strategi pemasaran yang efektif untuk memenangkan pemilu. Ia mencoba menganalisis kampanye pemilu Obama yang berhasil menang atas Mitt Romney pada 2012 lalu.
Ini adalah lima hal yang wajib ada sekaligus dieksekusi dalam rencana marketing kampanye pemilu.
#1 Kekuatan Slogan
Slogan Obama 'Change' atau 'perubahan' jauh lebih kuat daripada slogan Romney 'Believe in America'. Perubahan, ketika berhubungan dengan politik, adalah sebuah kata yang bermakna pandangan positif; hal yang akan dilakukan; masalah yang akan terpecahkan; dan semua masalah akan lenyap. Lantas, bagaimana dengan 'Believe in America'? Makna yang tersirat adalah bahwa selama ini orang tidak percaya Amerika? Mengapa Anda tidak percaya Amerika? Itu artinya, 'Keyakinan' tidak akan memperbaiki Amerika, tapi 'perubahan' akan mampu.
#2 Temukan Cerita yang Menarik, lalu Komunikasikan
Setiap merek yang sukses memiliki cerita menarik. Oleh karena itu, lebih baik jika cerita tersebut dapat menciptakan kekaguman atau empati. Obama lahir dari ayah Kenya kelas menengah dan ibu Inggris, terlibat dalam geng dan penggunaan narkoba selama usia remaja, lulus dari Harvard, kemudian melanjutkan untuk menjadi presiden Amerika pertama dari Afrika dalam sejarah Amerika Serikat.
Lantas, apa cerita Romney? Ia adalah jutawan sekaligus pengusaha dari Salt Lake City, yang berteman dengan pengusaha kaya raya lainnya seperti Donald Trump. Tim Romney tidak berusaha secara substansial untuk mengubah cerita itu untuk memberikan dimensi lain dari Romney untuk pemilih potensial. Sebab, cerita dengan pendekatan uang kurang berdampak bagus bagi pemilih.
#3 Tonjolkan Titik Perbedaan
Romney tidak berhasil membentuk titik perbedaan. Ia belum menghabiskan sebagian besar kampanyenya untuk menyerang Obama lewat isu ekonomi. Padahal, pada tahun 2012 Amerika memiliki lebih dari 20 juta pengangguran dan utang lebih dari 70% dari PDB. Seharusnya, Romney dapat menonjolkan perbedaan lewat isu tersebut berdasarkan pengalaman bisnisnya.
#4 Memanfaatkan Pengaruh Social Channels
Obama sanggup memanfaatkan saluran media sosial dalam setiap kampanyenya. Kampanye media sosial strategis Obama adalah dengan mengemasnya secara interaktif, berkampanye secara real time, menggunakan bahasa social media, serta menggunakan Twitter dan Facebook untuk terus mempublikasikan kutipan, kebijakan, dan statistik yang dapat mendukung Obama.
#5 Jangan Abaikan Hukum Pemasaran
Dalam bidang apapun tidak pernah mudah bagi penantang untuk masuk dan membongkar pemimpin sebelumnya. Tetapi, Romney sebenarnya memiliki peluang besar. Sayangnya, kampanye Romney mengabaikan beberapa hukum pemasaran yang dinilai penting: The Law of Perception (bagaimana Anda ingin diterima oleh penonton), The Law of Focus (tetap setia kepada sejumlah kecil prinsip-prinsip yang kuat, daripada mencoba untuk melakukan semuanya sekaligus); The Law of Opposite (memposisikan diri sebagai yang berbeda untuk pemimpin); dan The Law of Sacrifice (memberikan sesuatu untuk menjadi kompetitif di tempat lain).