Fenomena Go-Jek lewat layanan ojek online atau digital rupanya masih terus berlanjut. Setelah brand asal Malaysia, GrabBike, menjadi kompetitor yang paling berani menantang sang incumbent Go-Jek, kini giliaran brand-brand lokal turut meramaikan pasar. Ya, di tengah masih sengitnya perang tarif antara Go-Jek dan GrabBike, brand Ojesy (kependekan dari Ojek Syar'i), Blu-Jek, Jeger, hingga paling anyar LadyJEK, justru meluncur di sepanjang tahun 2015 ini.
Mencoba tampil beda, Ojesy memiliki positioning sebagai ojek online pertama yang hanya melayani penumpang wanita. Tentu saja, dengan mengusung brand Ojek Syar'i, maka pengemudi ojek Ojesy pun seorang wanita. Sebagai langkah awal memasuki pasar ojek online, Ojesy memilih hadir lebih dulu di wilayah Surabaya. Namun, sejak Agustus 2015, Ojesy telah menyerbu wilayah Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi). Jumlah sahabat pengendara Ojesy yang siap melayani wilayah Jabodetabek memang masih terhitung sedikit, yakni 30 pengemudi.
Untuk memperoleh layanan Ojesy, penumpang harus menghubungi pengemudi via telepon, SMS, WhatsApp, atau BBM. Namun, dalam waktu dekat Ojesy sebagai ojek online pun diperluas dengan meluncurkan aplikasi mobile untuk para pengguna Android. Sementara itu, aplikasi untuk perangkat iOS akan menyusul kemudian.
Blu-Jek pun tak mau ketinggalan. Pertengahan September 2015 lalu, Blu-Jek resmi meluncur di area Jabodetabek. Serupa dengan incumbent-nya, Go-Jek dan GrabBike, Blu-Jek juga memanfaatkan aplikasi di smartphone untuk menawarkan layanan ojek online-nya. Tak tanggung-tanggung, seperti ingin menantang sang incumbent, Blu-Jek langsung mengerahkan 1.000 driver untuk beroperasi di wilayah Jabodetabek.
Jika Blu-Jek nyaris tak menawarkan diferensiasi, brand Jeger hadir dengan konsep yang berbeda. Ojek dengan brand color berwarna kuning itu menawarkan ojek online berargo. Mengklaim diri sebagai ojek pertama di Indonesia yang menggunakan argo, dikatakan salah satu pengemudi Jeger Suratini, “Perusahaan memang menetapkan system argo untuk tarif. Per kilometernya dikenakan biaya Rp 2.800. Jeger sendiri akan resmi diluncurkan pada 28 Oktober 2015 mendatang.”
Serupa dengan Ojesy, Jeger masih belum menggunakan aplikasi mobile. Itu artinya, sampai saat ini, pengendara Jeger masih mencari sendiri penumpangnya atau mendapat penumpang dari panggilan kantor—dimana penumpang bisa memsan lewat telepon di 1500-107. Dalam operasionalnya, para pengemudi Jeger disediakan fasilitas motor, helm, dan jaket oleh perusahaan. “Jadi, kita cuma modal badan dan bensin saja. Kami kerja dari pukul 7 pagi hingga 11 malam dengan sistem bagi hasil 50 – 50,” kata Suratini, yang menyebutkan bahwa armada Jeger untuk sementara masih berjumlah 31 orang dengan jumlah pengemudi sekitar 60 orang.
Paling anyar, LadyJEK turut hadir meramaikan pasar ojek online. Serupa dengan Ojesy, LadyJEK juga menyasar pasar yang sama, penumpang wanita. Bedanya, LadyJEK menggunakan aplikasi digital untuk pemesanannya. LadyJEK mulai diperkenalkan ke pasar pada awal Oktober 2015. Sebagai tahap awal, layanan LadyJEK akan beroperasi di wilayah Jabodetabek. Hingga saat ini, sudah ada sekitar 700-an armada dan akan terus ditingkatkan seiring dengan kebutuhan masyarakat.
LadyJEK juga memiliki fitur keamanan sebagai proteksi jika terjadi sesuatu ketika pengemudi tengah beroperasi. Sistem perlindungan tersebut berupa panic alarm yang akan berbunyi nyaring sebagai pertahanan tingkat pertama untuk menarik perhatian orang-orang di sekeliling, yang mungkin dapat membantu mereka bila terjadi kejahatan di jalanan yang tidak diinginkan. LadyJEK juga memberikan perlindungan asuransi, baik untuk pengemudi maupun penumpang.
Penggagas LadyJEK, Brian Mulyadi, mengatakan, “Kami ingin memberikan suatu platform yang bisa digunakan oleh para wanita Indonesia untuk pemberdayaan wanita, tanpa harus meninggalkan perannya yang penting dalam keluarga. Kami percaya bahwa kehadiran LadyJEK adalah solusi yang tepat dan dinantikan oleh kaum wanita yang menjadikan mereka lebih aman dan nyaman untuk menggunakan jasa transportasi umum roda dua sebagai alat transportasi yang menunjang mobilitas keseharian mereka.”
Tak tanggung-tanggung, kehadiran LadyJEK langsung menggandeng provider PT XL Axiata Tbk (XL) guna mendukung operasionalnya. Vice President Corporate Communication XL Turina Farouk mengatakan, “Kami ingin turut ambil bagian dalam setiap usaha yang memanfaatkan layanan digital demi meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup masyarakat. Karena itu, kami tak ragu untuk bekerja sama dengan LadyJEK yang inovatif ini. Apalagi, kami juga memiliki keperdulian khusus pada usaha peningkatan peranan kaum perempuan dalam meningkatkan ekonomi keluarga.”
Melalui kerja sama itu, XL memberikan dukungan berupa penyediaan paket data, paket komunitas seperti gratis bicara dan SMS ke sesama pengemudi LadyJEK, serta layanan mobile advertising. “Sementara itu, pada pembayaran, XL menyediakan layanan pembayaran melalui XL Tunai. Dengan demikian, pelanggan XL yang menggunakan jasa LadyJEK bisa membayar dengan saldo XL Tunainya mulai 14 Oktober 2015,” terang Turina.
Lantas, apa reaksi sang pionir, Go-Jek, menyikapi serbuan...
1 thought on “Rame-Rame “Menggoyang” Sang Incumbent, Bagaimana Reaksi Go-Jek?”