Strategi Bisnis First Media di 2018

Tahun 2017 lalu, First Media mencatat pertumbuhan bisnis yang sangat signifikan. Hingga September 2017, pertumbuhan revenue dari anak usaha Lippo Group itu mencapai 17% atau setara dengan US$ 2,5 miliar. Sementara pertumbuhan industri, hanya di angka 9%. Dari total revenue tersebut, segmen B2C (Business to Consumer) masih mendominasi, yakni 86%. Sedangkan sisanya, 14% dikontribusi oleh segmen B2B (Business to Business).

Berangkat dari fakta itu, First Media pun optimis untuk mematok target pertumbuhan double digit di tahun 2018 ini. “Selain dapat tumbuh double digit, kami juga berharap pertumbuhan revenue Fisrt Media bisa melebihi pertumbnuhan pasar atau industri,” papar Liryawati, Chief Marketing Officer First Media.

Sejumlah strategi tentu saja telah dipersiapkan First Media demi mencapai target tersebut. Langkah pertama adalah tetap fokus pada segmen A dan B. Diakui Liryawati, sejak awal First Media memang sudah sangat kuat di segmen A dan B, di mana besaran ARPU (Average Revenue Per User) untuk setiap pelanggan First Media adalah Rp 420 ribu per bulan.

“Tahun ini, kami akan fokus meningkatkan layanan kepada segmen A dan B ini, yang notabene sangat demanding,” ungkapnya, yang menyebutkan bahwa jumlah pelanggan First Media sudah mencapai 1,7 juta hingga September 2017, atau naik sekitar 13-15% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Langkah kedua adalah dengan mulai menggarap segmen C, yang ARPU-nya di bawah Rp 400 ribu. Kendati sudah sangat kuat di segmen A dan B, diakui Lirywati, mulai akhir tahun 2017 lalu, First Media sudah mulai menggarap segmen C. Tentu saja, segmen C yang dipilih sangat selektif yang memang memiliki potensi untuk naik kelas ke segmen B.

“Selain itu, segmen C yang kami pilih juga lokasi atau areanya berada di dekat segmen A dan B dari pelanggan First Media. Dengan demikian, kami dapat dengan mudah melakukan ekstensifikasi jaringan infrastruktur kami. Intinya, kami tetap amsih akan fokus pada segmen A dan B sebagai basis kekuatan First Media, namun mulai menggarap segmen C dengan selektif,” paparnya.

Langkah ketiga adalah inovasi produk dan layanan. Ditekankan Liryawati, inovasi menjadi kunci penting keberhasilan First Media. Terbukti, First Media menjadi perusahaan pertama yang menawarkan layanan wireless internet for home di Indonesia pada tahun 2000. Selain itu, First Media juga menjadi yang pertama dalam memberikan layanan fixed broadband berkecepatan 1Gbps yang dinamakan Mach 1Gbps.

Hadirnya layanan berkecepatan hingga 1Gbps tersebut sejatinya kian memanjakan pelanggan First Media untuk mengakses aneka konten hiburan seperti game ataupun film berbasis VR, streaming video hingga 4K, serta semakin banyaknya device yang terkoneksi sehingga dapat memberikan kemudahan bagi pelanggan.

“Kami juga memberikan kemudahan lewat inovasi berupa My First Media Apps. Melalui aplikasi itu, pelanggan dapat mengecek pembayaran, melakukan komplain, melihat paket promo, dan sebagainya,” ujarnya.

Langkah keempat adalah senantiasa meremajakan jaringan yang selama ini telah dimiliki oleh First Media. “Langkah ini peremajaan jaringan menjadi penting, karena segmen A dna B itu sangat demanding terkait kecepatan internet. Mereka sangat membutuhkan kecepatan internet yang stabil. Dengan menjaga kecepatan internet secara sustain, maka pelanggan akan happy. Dengan mereka happy, maka ARPU akan meningkat dan mereka akan makin loyal,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)