Potensi pasar khitan (sunat) di Indonesia tercatat cukup menjanjikan. Setiap tahunnya, ada sekitar 2 juta anak yang disunat. Itu artinya, dengan biaya khitan per anak mencapai Rp 500 ribu, maka nilai bisnis khitan per tahun menyentuh Rp 1 triliun. Angka itu belum termasuk khitan untuk orang dewasa.
Diungkapkan Tien Winarko, Head of Business Development Rumah Sunat dr. Mahdian, "Saat ini, Rumah Sunat adalah satu-satunya jaringan layanan kesehatan di Indonesia yang mempunyai layanan khusus, yaitu Sunat atau Khitan. Sayangnya, Rumah Sunat dengan jaringan yang ada sekarang masih belum meng-cover 10% dari potensi anak yang disunat tiap tahunnya," ucapnya.
Sebagai pemain utama di layanan khitan dengan 50 cabang Rumah Sunat yang tersebar di seluruh Indonesia, diakui Tien, Rumah Sunat dr. Mahdian selalu menambah lima cabang tiap tahunnya. Selain ekspansi dengan menambah cabang, dituturkan Tien, Rumah Sunat dr. Mahdian juga melakukan diversifikasi produk layanan sunat.
"Sejak hadir tahun 2007, Rumah Sunat dr. Mahdian terus bertumbuh. Mulai dari klinik yang hanya berjumlah 3, kini jumlahnya sudah mencapai 50 cabang dalam waktu 12 tahun. Salah satu kuncinya adalah melakukan inovasi, sehingga menjadikan sunat yang awalnya merupakan prosedur yang tidak nyaman buat pasien, menjadi sesuatu yang menyenangkan dan berkesan," paparnya.
Inovasi yang baru saja dirilis Rumah Sunat dr. Mahdian adalah Gun Stepler, yang merupakan salah satu teknologi yang menjadi pilihan sunat dewasa yang sudah teruji, terpercaya, dan sudah digunakan di 35 negara di dunia seperti United Kingdom, Spanyol, Jerman, Prancis, Italia, Arab Saudi, China, dan sebagainya.
"Kelebihan dari teknologi Gun Stepler adalah hasil khitan secara estetik lebih bagus, tingkat safety-nya jauh lebih aman, dan proses khitannya pun cepat, yakni tidak lebih dari 10 menit. Teknologi ini juga telah berijin edar dari Kementrian Kesehatan per 22 April 2019 dan berlaku sampai dengan Desember 2023," ungkap Tien.
Hasilnya, sejak resmi diluncurkan pada Mei 2019, dimana semua cabang Rumah Sunat dr. Mahdian telah tersedia teknologi tersebut, ditegaskan Tien, pasar merespon positif. "Sejak Mei hingga sekarang, pasien yang telah menggunakan teknologi tersebut telah mencapai 600. Targetnya, sampai akhir 2019, khitan dengan Gun Stepler diharapkan dapat mencapai 3.000 pasien," ia menargetkan.
Sementara itu, dari sisi layanan, Rumah Subat dr. Mahdian juga memiliki ciri yang notabene menjadi trademark-nya, sunat tanpa jarum suntik. "Sunat tanpa jarum suntik, karena dokter-dokter kami melakukan pembiusan tidak dengan jarum suntik yang kita semua tahu ini merupakan ketakutan bagi anak-anak, bahkan orang dewasa," imbuhnya.
Dari sisi pengembangan bisnis, Rumah Sunat dr. Mahdian juga membuka program kemitraan layanan kesehatan dalam bentuk franchise kepada masyarakat luas. "Sebab, kami melihat bahwa potensi bisnis sunat di Indonesia ini masih sangat terbuka lebar," ia meyakini.
Tahun ini, Rumah Sunat dr. Mahdian berharap bisa mencapai pertumbuhan pasien sebanyak 50% dibandingkan tahun lalu. "Tentu saja ini tidak mudah, karena dari sisi jumlah klinik, kami juga harus bertumbuh. Di tambah lagi, dari sisi produk dan layanan juga akan terus dilakukan improvement," ujarnya.
Demi mencapai target tersebut, sejumlah upaya komunikasi pun dilancarkan. Antara lain, memanfaatkan kanal advertising (media cetak ataupun online), hingga media elektronik. "Selain itu, kami juga akan melakukan beberapa kerja sama dengan platform online, yang nantinya memudahkan calon pasien kami dapat mengakses informasi dan juga booking secara online melalui aplikasi tersebut," tutupnya.