Tahun 2014 lalu, Lenovo global sanggup mencetak pendapatan sebesar US$ 46,3 miliar. Tingginya pendapatan itu tak lepas dari strategi Lenovo untuk melakukan ekpansi produk di luar kategori PC. Yakni, dengan merambah kategori tablet, smartphone, dan server. Antara lain, lewat akuisisi bisnis PC dan server IBM pada tahun 2005. Termasuk, mengakusisi bisnis server X86 milik IBM. Sementara untuk memperkuat bisnis smartphone-nya, baru-baru ini perusahaan asal Tiongkok itu juga mengakusisi Motorola Mobility.
Nick Reynolds, Chief Marketing Officer Asia Pasifik Lenovo
Tak mengherankan, jika di pasar global, Lenovo mampu menjadi brand nomor satu di kategori PC, nomor tiga di kategori tablet, dan nomor tiga di kategori smartphone. Bagaiman dengan Indonesia? Kendati kuartal pertama (Q1) 2015 industri mengalami perlambatan, bahkan hampir semua industri turun, Lenovo justru bertumbuh. Bahkan, Lenovo mampu meraih market share yang cukup signifikan, dengan mengambil market kompetitor. Terbukti, di kategori PC, Lenovo Indonesia mampu menempati posisi nomor dua, dengan market share 19,8%. Di kategori tablet, Lenovo menempati posisi nomor empat. Di kategori smartphone, Lenovo berada di top ten.
Seiring dengan transformasi bisnis tersebut, Lenovo memerlukan identitas merek yang baru. Jika selama ini brand perception Lenovo di benak konsumen Indonesia adalah produk PC berkualitas dan value for money, maka Lenovo harus mampu mengubah brand perception tersebut. Yakni, menjadi nomor satu sebagai technology brand, yang mencerminkan karakter yang cool, dinamis, atraktif, colorful, dan young.
Oleh karena itu, identitas merek baru lewat logo baru Lenovo, diluncurkan pertama kali di ajang Lenovo Tech World yang digelar di Beijing, Tiongkok, pada awal Juni ini. Di Indonesia sendiri, identitas merek anyar Lenovo resmi diperkenalkan pada akhir Juni (30/6) di Jakarta. Tak hanya logo baru, strategi marketing baru pun turut dilancarkan guna menggarap pasar Indonesia, yang dianggap sebagai pasar kunci bagi Lenovo.
Diungkapkan Chief Marketing Officer Asia Pasifik Lenovo Nick Reynolds, "Sejak awal, kami dikenal sebagai PC company. Namun, dengan transformasi bisnis yang kami lakukan, kami ingin mengkomunikasikan perubahan kami ke pasar Indonesia, termasuk global, yakni dari PC Company menjadi PC Plus Company lewat identitas merek Lenovo yang baru. Sebab, kami sudah mengakuisisi Motorolla untuk memperkuat jajaran smartphone dan IBM untuk memperkuat produk server dan PC. Goal kami adalah nomor satu sebagai technology brand di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Termasuk, nomor satu di global."
Tiga strategi kunci dilancarkan Lenovo untuk mencapai goal tersebut. Pertama, strategi Wealth Product atau produk premium, lewat brand Yoga. Strategi kedua, Lenovo fokus menggarap pasar Millennial, yang lebih banyak menghabiskan waktu mereka di ponsel dan tablet, dibandingkan di tradisional media seperti televisi, radio, maupun cetak. Strategi ketiga, Lenovo harus mampu menjadi nomor satu di ritel. Sebab, keputasan membeli konsumen akan produk teknologi adalah di ritel atau di toko. Oleh karena itu, ritel menjadi concern Lenovo.
(Simak wawancara Nick Reynolds seputar strategi Lenovo paska transformasi bisnis sekaligus upaya Lenovo menggenjot kinerja mereknya di pasar Indonesia di Majalah MIX)