Dalam beberapa tahun terakhir, aset kripto mulai meramaikan produk investasi di Indonesia. Hal itu ditandai dengan makin banyaknya pemain lokal maupun mancanegara yang mulai menggarap pasar produk investasi di Indonesia dengan menawarkan produk aset kriptonya. Salah satunya, Luno, perusahaan Bitcoin yang berdiri pada 2013 dan berpusat di Singapura, dan telah masuk di Indonesia pada awal 2015.
Dijelaskan Jay Jayawijayaningtiyas, Country Manager Luno Indonesia, di Indonesia, Luno melihat adanya prospek yang sangat mirip dengan pasar lain. Awal kemunculan kelas aset baru sangat popular di kalangan investor dan generasi muda yang memiliki pemahaman akan teknologi.
"Sebagian besar segmen muda yang telah memasuki dunia kerja lebih memilih Bitcoin dan aset kripto sebagai pilihan investasi mereka dibandingkan dengan saham, properti, atau kelas aset lainnya. Kami akan terus melakukan riset akan hal ini. Mengingat peraturan yang akan datang, kami juga melihat banyak lembaga yang saat ini tertarik pada aset kripto, baik dari segi investasi maupun teknologi," paparnya.
Kendati sulit untuk menjabarkan nilai bisnis dari aset kripto di Indonesia lantaran sebagian besar volume tidak dilaporkan secara akurat, namun ia meyakini adanya tingkat pertumbuhan volume yang sangat pesat selama beberapa tahun terakhir.
Pertumbuhan pasar aset kripto di Tanah Air sejatinya juga didukung dengan pemerintah. Pada Februari 2019, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menerbitkan peraturan baru yang mengklasifikasikan aset kripto sebagai komoditas. "Dengan demikian, sekarang sudah legal dan jelas status hukumnya untuk membeli aset kripto di Indonesia," katanya.
Tjahya Widayanti, Kepala Bappebti, mengatakan bahwa hal itu sejalan dengan fokus Bappebti dalam mendorong masyarakat, terutama kaum milenial untuk berpartisipasi dalam perdagangan berjangka komoditi termasuk perdagangan aset kripto.
Diakui Jay, tingkat kesadaran akan aset kripto terus bertumbuh. "Biasanya dikaitkan dengan kenaikan harga atau Return of Investment yang tinggi per tahunnya. Sebagai contoh, pada tahun 2017, lebih banyak orang yang mengetahui tentang aset kripto karena adanya kenaikan harga yang tinggi. Secara umum, kami melihat adanya kesadaran yang lebih tinggi dari individu yang paham teknologi. Kami pun selama ini melihat bahwa individu yang tertarik dalam investasi dan keuangan akan turut tertarik untuk belajar tentang Bitcoin yang dinilai sebagai alternatif dalam berinvestasi," yakinnya.
Demi meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berinvestasi aset kripto, menurur Jay, Luno berupaya untuk meningkatkan kesadaran akan kegunaan aset kripto dan blockchain--teknologi yang memperkuat jaringan. "Kami secara rutin menggelar workshop, acara, dan webinar untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Indonesia tentang bagaimana cara berinvestasi dan trading aset ini. Media berperan penting dalam hal ini, sehingga kami berusaha untuk memberikan edukasi kepada pelanggan kami dan masyarakat lainnya melalui berbagai konten dan opini," terangnya.
Luno juga sesekali menjadi sponsor kegiatan yang selaras dengan brand. Salah satunya adalah di Tech in Asia Conference, salah satu konferensi industri digital terbesar di Jakarta, dimana kami telah menjadi sponsor selama 3 tahun terakhir. "Booth kami di acara tersebut dinilai sangat interaktif dan menarik dan kami senang memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan pelanggan," imbuhnya.
Saat ini, Luno memiliki lebih dari 3 juta pelanggan di 40 negara dan karyawan yang berjumlah lebih dari 300 orang. Berkantor pusat di London, Luno beroperasi di Indonesia sejak tahun 2016 dengan lebih dari 400.000 pelanggan yang terdaftar. "Produk dan layanan kami membantu proses jual beli aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum menjadi lebih mudah dan aman dengan menggunakan nilai mata uang rupiah," tukas Jay.
Untuk bertarung di pasar, ditegaskan Jay, Luno memiliki beberapa keunggulan atauoun added value. Pertama adalah tingkat kepercayaan brand. "Sebagai perusahaan global yang berkantor pusat di Inggris, kami memiliki berbagai kelebihan yang didukung oleh keberadaan kami di berbagai negara dan platform teknologi kelas dunia. Kami juga adalah satu-satunya exchange aset kripto di Indonesia yang didukung oleh investor lokal yang kuat di Venturra Capital (dipimpin oleh John Riady dari Lippo Group) yang turut menambah kredibilitas merek kami," ujarnya.
Kedua, aplikasi selular Luno merupakan aplikasi yang paling mudah digunakan. Hal ini dikarenakan sejak awal, Luno berfokus pada mobile-first, mengingat Luno memulai bisnis di pasar negara berkembang. "Pengguna yang baru memasuki dunia kripto, menggunakan aplikasi Luno biasanya sangat mudah dan lancar dibandingkan dengan aplikasi lainnya. Aplikasi kami berfokus pada navigasi sederhana, konten pembelajaran, dan kecepatan, sementara sebagian kompetitor kami lebih berfokus pada daftar jumlah besar aset kripto. Kami juga menawarkan transaksi jual-beli dengan biaya paling rendah di pasar jual-beli aset kripto. Hal tersebut dapat kami lakukan berkat operasional bisnis kami yang sangat efisien," klaimnya.
Terakhir, ia yakin bahwa Luno dalah tempat terbaik bagi para trader untuk melakukan transaksi jual-beli aset kripto. "Terlepas dari teknologi kelas dunia, kami memiliki program insentif terbaik (rebates dan referrals) untuk trader saat ini serta tim customer support yang luar biasa untuk VIP trader kami yang mencakup jalur khusus untuk menjawab pertanyaan mereka, dan beberapa inisiatif lain yang akan kami umumkan segera," ucapnya.
Hasilnya? Dijawab Jay, "Meskipun kami tidak dapat mengungkapkan angka pendapatan, namun Luno telah mengalami pertumbuhan pesat baik dalam hal pengguna dan pendapatan. Secara global, kami saat ini memiliki lebih dari 3,5 juta wallet. Jumlah tersebut merupakan angka yang fantastis terutama jika dibandingkan dengan jumlah total wallet kripto di dunia."