Di era digital, hampir semua perusahaan memanfaatkan layanan digital demi mendekati konsumen sekaligus membesarkan bisnis mereka. Tanpa terkecuali, perusahaan telekomunikasi seperti XL. Seksinya sektor layanan digital (digital services), sudah dibuktikan PT XL Axiata Tbk lewat kinerja penjualannya yang terus menunjukkan pertumbuhan positif, sejak dihadirkan pertama kali pada tahun 2012 silam.
Pada semester pertama 2016 ini misalnya, pertumbuhan penjualan digital services XL mencapai 40,4%. “Sementara itu, pada kuartal kedua (Q2) 2016 ini, kontribusi digital services XL terhadap total pendapatan XL sudah mencapai 5%. Hingga akhir tahun ini, kami menargetkan kontribusinya mencapai 6-7%,” ungkap Chief Digital Services Officer XL Joseph Lumban Gaol.
Demi mencapai target tersebut, diakui Joseph, maka XL memutuskan untuk bertransformasi menjadi digital service company. Untuk itu, tahun ini, XL mengusung digital service sebagai Digital Economy Empowerment. “Artinya, XL akan senantiasa berinovasi di digital ekonomi,” tegasnya.
Menurut Joseph, ada tiga hal yang siap dijalankan XL pada sepanjang semester dua tahun 2016 ini. Pertama adalah fokus di beberapa inisiatif transformasi XL yang sudah ada, yang sangat relevan dengan layanan digital. Contohnya, pada semester dua ini, XL akan gencar memasarkan solusi mobile broadband berbasis 4G untuk pasar SME (Small Medium Enterprise).
Kedua, lanjut Jospeh, mempercepat transformasi organisasi untuk menuju sales/market centric organization. Salah satu bentukannya adalah dengan membentuk tim khusus yang menangani SME market. Cukup dimaklumi, sampai saat ini, kontribusi terbesar pendapatan digital services XL masih dipasok oleh VAS (Value Added Services) dengan jumlah pelanggan yang kini sudah mencapai 3 juta pelanggan. Itu artinya, VAS berkontribusi 70% dari total pendapatan digital services XL.
Ketiga adalah terus berupaya dan konsisten dalam membangun ekosistem layanan digital demi mendukung program ekonomi digital pemerintah. Misalnya dari sisi PP 82 tahun 2012. Walaupun XL telah berhasil mendapatkan penghargaan sebagai the Best Cloud Operator di kategori Partnership dalam ajang Global Telco Cloud Forum ke-7 di London, namun XL terus berupaya meningkatkan layanan yang ada demi mendukung implementasi PP 82 tersebut dan menciptakan Cloud & Data Center bertaraf internasional di negeri ini.
Terkait dengan layanan digital yang dimiliki oleh XL saat ini, secara umum terbagi dalam 11 kategori, yaitu Cloud & Data Center, Mobile Finance, Mobile Banking, Mobile Advertising, dan Internet of Thing (IoT). Lalu ada elevenia, layanan korporate seperti CUG, layanan MPLS dan Leased Lines, Mobile Broadband (MBB), Digital Entertainment, dan terakhir Solution Selling/Business Development. “Kesebelas kategori itulah yang kini akan kami jahit untuk dijadikan solusi bagi segmen ritel maupun korporat,” imbuhnya.
Menggenjot XL Tunai
Ia menegaskan bahwa ada lima industri yang akan difokuskan XL dalam mengembangkan digital services XL di tahun ini. Kelima industri itu adalah financial services, transportation and logistic, retail and shopping experience, entertainment (termasuk media dan advertising), serta e-Commerce.
Pada ranah produk layanan Mobile Finance, yaitu XL Tunai, XL mampu menempatkan layanan e-money ini sebagai salah satu yang terbaik yang ada di Indonesia. Berdasarkan laporan audit 2016 dari Bank Indonesia untuk layanan remitansi, XL Tunai secara keseluruhan sudah mematuhi (comply), Peraturan Penyelenggara Transfer Dana.
“Predikat lain yang berhasil disandang adalah XL sebagai...