Awal September 2017 ini, GlaxoSmithKline Consumer Healthcare (GSK) menambah investasi di Indonesia senilai 4 juta Poundsterling atau sekitar Rp 69 miliar untuk membangun pabrik Sensodyne. Dalam hal ini, GSK menunjuk perusahaan kecantikan yang berbasis di Indonesia, Li & Fung Beauty, untuk membangun fasilitas dan manufaktur pasta gigi Sensodyne yang pertama.
GSK tunjuk Li & Fung Beauty (LFB) untuk memproduksi dan mensuplai produk Sensodyne di Indonesia.
Melalui kontrak baru tersebut, LFB Beauty akan membangun fasilitas untuk memproduksi pasta gigi GSK di Indonesia. Fasilitas dengan luas 3,700 m2 yang berlokasi di Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur tersebut akan menggunakan material lokal sebanyak mungkin untuk proses produksi dan diharapkan dapat meningkatkan akses yang tepat waktu dan efisiensi pasokan untuk menghasilkan 20 juta unit Sensodyne pada tahun 2020.
Sebelumnya, sejak dua tahun lalu GSK telah menginvestasikan 13,2 juta Poundsterling atau sebesar Rp 228 milyar) di Indonesia melalui ekspansi fasilitas manufaktur di Pulogadung, Jakarta. Komitmen GSK kepada Indonesia akan meliputi peningkatan kapasitas manufaktur domestik, khususnya produk kesehatan konsumen, dan menciptakan paling sedikit 250 lapangan pekerjaan baru.
“Bersamaan dengan ekspansi fasilitas kami di Pulogadung, menunjukkan komitmen GSK dalam mentransfer pengetahuan yang lebih maju guna memperkuat kemampuan teknologi dan mengembangkan talenta lokal untuk meningkatkan akses pada solusi inovatif,” kata Pawan Sud, President Director, GSK Consumer Healthcare Indonesia.
Selain fasilitas manufaktur pasta gigi baru tersebut, GSK telah memperluas fasilitas yang telah ada di Pulogadung untuk keseluruhan proses produksi dan sebagai pendukung pertumbuhan dari beragamnya rangkaian produk kesehatan konsumen dan farmasi GSK, termasuk produk-produk yang terkenal luas secara global seperti Panadol, Actifed, dan Ventolin.