Tiga Kunci Sukses Raja Molen Lebak Bulus

Diluncurkan pada akhir Desember 2017 lalu, Raja Molen Lebak Bulus sudah mampu memperoleh omset Rp 2 juta per hari. Bahkan, hanya dalam kurun waktu satu semester, alias enam bulan, Raja Molen Lebak Bulus sudah berhasil mencetak Break Event Point (BEP). Kini, Raja Molen sudah berhasil melakukan ekspansi dengan membuka gerai di daerah Cirendeu, Jakarta Selatan. Dalam waktu dekat, di tahun ini, Raja Molen Lebak Bulus berencana menambah satu gerai baru di daerah Jakarta Selatan.

Sukses Raja Molen Lebak Bulus tak lepas dari sepak terjang dua anak muda, yang juga pendiri sekaligus owner, Nugra Anwar dan Muhammad Taufiq--yang akrab disapa Tommy. Berawal dari keinginan Nugra yang berniat memiliki bisnis sendiri sekaligus membuka lapangan pekerjaan serta dapat dinikmati oleh masyarakat banyak, ia pun mencoba mencari partner yang tepat, yakni Tommy.

Bisnis kuliner dengan merek Raja Molen Lebak Bulus pun menjadi pilihan. Lantaran, selain produknya terhitung terjangkau semua segmen--yakni seharga Rp 1.000 hingga Rp 1.500--Tommy sebagai salah satu co-founder juga punya pernah pengalaman berbisnis kuliner. "Untuk operasional bisnis Raja Molen atau Chief Operating Officer, menjadi tugas Tommy. Karena, saya masih bekerja di perusahaan shipping," cerita Nugra.

Setidaknya, ada tiga kunci yang membuat Raja Molen sukses di tengah maraknya produk kuliner di Tanah Air. Pertama, produk yang berkualitas dengan keunggulan rasa yang minati konsumen. "Demi mengedepankan kualitas, kami menggunakan pisang uli Sukabumi karena rasanya yang lebih manis dan buahnya lebih besar. Selain itu, kami juga mengedepankan rasa di Raja Molen Lebak Bulus. Untuk itu, kami selalu melakukan inovasi dengan meluncurkan varian rasa baru," papar Nugra.

Pada hari ini (1/9) misalnya, Raja MolenL ebak Bulus resmi merilis enam varian rasa baru, yakni Pisang Molen Strawberry, Blueberry, Nanas, Kacang, Kismis, dan Molen Arab berisikan coklat keju. "Enam rasa baru itu untuk melengkapi tiga rasa yang sudah lebih dulu ada, yakni Pisang Molen Original, Coklat, dan Keju," jelas Tommy, yang menyebutkan bahwa aneka rasa itu dihadirkan bukan dalam bentuk topping, melainkan blended di dalam produk Pisang Molen.

Kedua, kampanye komunikasi yang massif melalui media sosial maupun Word of Mouth (WOM). Dituturkan Tommy, sejak awal hadir, Pisang Molen Lebak Bulus sudah memanfaatkan media sosial untuk membangun brand awareness. Antara lain, melalui Instagram dan Facebook. "Selain itu, kami juga mengandalkan WOM dari para pelanggan kami. Oleh karena itu, kualitas dan rasa benar-benar kami jaga agar orang mau membeli ulang dan mau merekomendasi ke kerabat mereka," lanjut Tommy, yang menyebutkan bahwa dalam waktu dekat, Raja Molen Lebak Bulus juga akan menggunakan influencer seperti selebgram.

Ketiga adalah pemilihan lokasi yang strategis dan kemudahan akses pembelian. "Kami selalu memilih lokasi yang dekat perkantoran maupun hunian penduduk. Oleh karena itu, Raja Molen Lebak Bulus banyak didatangi konsumen pada siang, sore, hingga malam hari. Selain datang ke tempat, pisang molen ini juga dapat dibeli melalui aplikasi ojek online atau direct message di instagram @rajamolen_jakarta," kata Tommy, yang mengakui 40% omset dipasok dari pembelian melalui aplikasi ojek online.

Yang menarik, para pembeli di Raja Molen Lebak Bulus ternyata cukup jauh jaraknya. Untuk Jabodetabek, sudah sampai ke Cengkareng, Karawaci, hingga Kebon Sirih. "Bahkan, ada yang pesan Pisang Molen mentahnya untuk dibawa ke Surabaya dan Amerika sebagai oleh-oleh. Untuk itu, ke depan, kami berencana akan membuat paket Oleh-Oleh Raja Molen," tutup Nugra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)