Marketing Strategy

Tiga Strategi Influencer Marketing di 2017

Era digital dan social media memicu pemasar untuk memanfaatkan influencer marketing sebagai salah satu strategi marketing mereka. Tahun depan, 2017, influencer marketing diprediksi masih akan digandrungi oleh pemasar di Tanah Air. Selain biaya influencer yang jauh lebih murah dibandingkan dengan menggunakan selebriti untuk mengkampanyekan produk atau layanan, influencer marketing juga dinilai sangat efektif dalam menciptakan engagement antara brand dan konsumen—sebagai target market.

Venessa Penagos-Pino, seperti yang dikutip dari www.practicalecommerce.com, menawarkan tiga gagasan yang dapat diimplementasikan pemasar dalam melancarkan strategi influencer marketing di tahun 2017.

#1 Membangun Blogger Program
Sebuah blogger program dibutuhkan untuk menciptakan engagement yang kuat dengan para blogger. Hal ini menjadi penting, karena para blogger terpilih akan turut terlibat dalam mempromosikan produk-produk maupun layanan perusahaan. Biasanya, perusahaan akan menawarkan sampel produk atau layanan kepada para blogger, untuk kemudian mereka me-review produk atau layanan tersebut. Setelah itu, para blogger pun akan mendapat bayaran dari perusahaan. Sejatinya, blogger program merupakan langkah awal bagi perusahaan ketika akan bekerja sama dengan influencers. Mau bukti? Coba saja, lakukan pencarian di Google dengan kata kunci “blogger program”, maka Anda akan menemukan 58 juta hasil.

Sayangnya, dibandingkan dengan kata kunci “influencer marketing”, pencarian “blogger program” terlihat stagnan dalam 18 bulan terakhir. Pencarian “influencer marketing” jauh lebih banyak. Barangkali karena kemunculan platform sosial seperti YouTube, Instagram, dan Snapchat. Lantaran, influencer tidak membutuhkan blog untuk menciptakan buzz untuk konten mereka. Mereka cukup menggunakan platform sosial seperti YouTube, Instagram, dan Snapchat.

Meski demikian, bagi brand dan retailers—terutama e-commerce—blogger program masih menjadi media favorit mereka. Sebab, melalui blog, konten produk dan layanan lebih mudah dipahami, hingga berujung pada kenaikan trafik kunjungan maupun penjualan.

#2 Menggunakan Platform Influencer
Saat ini, ada sejumlah paltform yang dapat digunakan pemasar untuk menjalankan strategi influencer marketing. Misalnya, menggunakan platform Tomoson, yang memungkinkan pemasar untuk menciptakan kampanye influencer marketing secara spesifik guna memperoleh ulasan atas produk yang disponsori. Sejumlah kampanye terdiri dari detil tentang produk yang akan diulas oleh para influencer, yang dikemas dalam bentuk link di landing pages.

Keuntungan dari platform influencers seperti itu adalah kemampuan untuk menjalankan kampanye sesuai dengan kebutuhan, tanpa terikat kontrak. Benefit lainnya, pemasar juga dapat mengkontrol detil kampanye, pembayaran, dan komunikasi lewat masing-masing influencer. Selain Tomoson, platform influencer lain yang juga menawarkan akses langsung ke para influencer adalah BabbleBoxx, Influenster, Insightpool, dan Linqia.

#3 Jadikan Pelanggan Sebagai Influencer
Pelanggan adalah salah satu influencer potensial bagi brand. Selain menjalin kerja sama dengan macro influencer dengan bayaran yang juga cukup signifikan, pemasar dapat menggunakan micro influencer, yakni pelanggan loyal yang memiliki gairah sangat besar akan brand, untuk kemudian mengajak mereka menjadi brand ambassador. Hal itu telah dilakukan oleh Lululemon, sebuah perusahaan pakaian olahraga, yang terbukti berhasil menjalankan program Brand Ambassadors dengan melibatkan pelanggan mereka.

Baru-baru ini, ritel sepatu Lems, berhasil menggunakan pendekatan yang sama dengan Lululemon. Lems menawarkan kepada passionate customer mereka untuk berpartisipasi dalam program brand ambassador Lems, yakni dengan mempromosikan produk mereka di 2017. Hadiah menarik nan istimewa pun ditawarkan Lems untuk kustomer yang bersedia berpartisipasi. Antara lain, berpeluang memperoleh berita terbaru dari Lems yang memang tidak dirilis ke publik, memperoleh produk Lems secara gratis, ditampilkan di website dan social media Lems, dan masih banyak lagi.

Untuk menentukan siapa pelanggan loyal yang berpotensi menjadi micro influencer, maka pemasar dapat menggunakan solusi seperti MAVRCK. Software tersebut dimulai dengan menggunakan daftar email, loyalty program, mobile app, atau situs ecommerce untuk mengidentifikasi sekaligus mengaktifkan siapa kustomer protensial yang berpengaruh yang dapat dijadikan influencer. Tentu saja, kriteria itu sesuai dengan kebutuhan brand. Setelah diaktifkan, pemasar dapat menciptakan tawaran yang unik untuk segmen yang berbeda. Tawaran tersebut termasuk produk untuk diulas, berpartisipasi dalam survey, hingga sharing konten tentang brand. Software ini juga sudah dilengkapi dengan pengukuran efektivitas dari masing-masing partisipan—dalam hal ini pelanggan yang menjadi influencer.

Dwi Wulandari

Recent Posts

10 TREN MARCOMM TERKINI YANG MEWARNAI INDUSTRI DI INDONESIA

Dari konferensi pers hingga interaksi langsung, Indonesia MarComm 2024 yang diadakan oleh Majalah MIX-Marcomm telah…

2 hours ago

Gandeng JKT48, Shopee Gelar Kampanye “6.6 Great Mid-Year Sale”

MIX.co.id - Shopee resmi merilis kampanye Shopee 6.6 Great Mid-Year Sale, pada hari ini (15/5),…

8 hours ago

HUT ke-15, BINUS Online Hadirkan 15.000 Konten Pembelajaran untuk Masyarakat

MIX.co.id - Memasuki usia ke-15 di tahun ini, BINUS Online telah mencetak lebih dari 9.000…

10 hours ago

Kampanyekan #JADIBISA, J&T Express Luncurkan J&T Connect Preneur

MIX.co.id - J&T Express resmi merilis kampanye #JADIBISA, pada hari ini (15/5), di Jakarta. Melalui…

16 hours ago

GSK, Kementerian Kesehatan, dan Empat Asosiasi Medis di Indonesia Edukasi tentang Pentingnya Vaksinasi Lengkap

MIX.co.id - Rayakan Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2024, Kementerian Kesehatan dan empat Asosiasi Medis bersama…

17 hours ago

Dongkrak Penetrasi di Indonesia, Yup Perluas Akses Asuransi Digital

MIX.co.id – Penetrasi asuransi di Indonesia relatif rendah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, tingkat penetrasinya…

19 hours ago