Tumbuh 124% di 2015, Strategi Apa yang Dilancarkan BNI Life?

Meski industri asuransi jiwa masih tercatat bertumbuh, namun tahun 2015 lalu brand-brand asuransi menghadapi banyak tantangan. Hal itu lebih disebabkan ekonomi yang melesu dan daya beli konsumen yang melemah. BNI Life sebagai salah satu pemain di industri asuransi juga menghadapi tantangan serupa.

IMG_20160609_6300

Oleh karena itu, tahun lalu, BNI Life melancarkan sejumlah strategi untuk tetap dapat mendongkrak pendapatannya. Dikatakan Direktur Utama PT BNI Life Insurance Budi T. A. Tampubolon, "Kami melancarkan tiga strategi dalam menghadapi kondisi ekonomi yang kurang bersahabat di tahun 2015."

Strategi pertama adalah meningkatkan tenaga pemasar, baik dari sisi jumlah maupun skill atau kemampuan. Kedua adalah mengemas ulang (re-packaging) produk asuransi BNI Life sehingga diminati oleh calon nasabah. Ketiga adalah memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah. "Kami punya layanan yang mampu mencairkan klaim asuransi hanya dalam kurun waktu 27 menit. Artinya, dalam 27 menit itu, uang klaim sudah sampai ke rekening nasabah. Layanan itu diharapkan dapat menghapus stigma negatif yang sudah telanjur menempel kuat di benak masyarakat bahwa pencairan klaim asuransi sulit," tutur Budi.

Tahun 2016 ini, Budi pun optimis bahwa industri asuransi makin membaik. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia misalnya, telah memproyeksikan pertumbuhan premi asuransi tahun 2016 berada pada rentang 23-29%. "Untuk itu, tahun ini kami optimis pencapaian BNI Life tumbuh 100%. Bahkan, tahun 2019, kami menargetkan BNI Life berada di posisi lima besar asuransi nasional, baik dari sisi ekuitas maupun kinerja," patok Budi.

Untuk mencapai target tersebut, dikatakan Budi, BNI Life masih akan melanjutkan strategi yang sudah dilakukan pada tahun 2015 lalu. "Kami juga akan terus fokus pada produk-produk andalan kami. Antara lain, Hy End Pro, yakni produk asuransi yang memberikan gabungan manfaat endowment (manfaat meninggal dunia dan manfaat hidup) serta nilai tunai. Selain itu, produk ini memiliki keunggulan return pasti dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan," lanjutnya.

Selain itu, empat saluran distribusi atau penjualan BNI Life, imbuh Budi, juga menjadi kunci penting. Oleh karena itu, BNI Life akan makin memperkuat keempat jalur distribusi tersebut. Keempatnya adalah Bancassurance (mulai dari tenaga pemasar di bank maupun telemarketing), Employee Benefits Consultant yang handal, agency atau para agen, hingga Syariah.

Lantas, apakah BNI Life akan merambah ke channel penjualan maupun layanan digital? Dijawab Budi, "Sampai saat ini, kami masih melakukan kajian apakah BNI Life sudah saatnya go digital. Kajian ini dilakukan oleh Divisi Business Development yang baru kami bentuk pada dua bulan lalu."

Selama dalam proses kajian, tutur Budi, BNI Life masih akan fokus pada empat saluran distribusi dan penjualan yang sudah ada. "Sebab, kontribusi dari saluran Bancassurance masih sangat besar sekali. Dan, dalam beberapa tahun ke depan, saluran konvensional itu masih belum jenuh," yakin Budi.

Meski demikian, ia menambahkan, BNI Life sudah mulai memanfaatkan layanan digital. "Layanan digital kami masih pada tahap informasi seputar polis, hingga mengecek status klaim. Bahkan, kami sudah mulai uji coba di lingkungan internal tentang layanan klaim via Whats App," tutup Budi, yang menyebutkan bahwa BNI Life tengah menggodok dan mengembangkan mobile Apps.

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)