Tren FMCG Masih Minus pada Juni 2015, Produk Apa yang Tercatat Hot Categories?

Pertengahan Juli ini, Kantar Worldpanel Indonesia baru saja merilis tren Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di Tanah Air sepanjang Juni 2015. Hasilnya, di tengah inflasi yang meningkat 0,11% pada Juni 2015 dibandingkan Mei 2015--yakni menjadi 7,26%--tren FMCG mengalami penurunan. Tren FMCG yang menurun terjadi di wilayah urban maupun rural Indonesia.

Kantar Worldpanel Indonesia

Hasil survei terhadap 7.000 rumah tangga di Indonesia tersebut menunjukkan bahwa pada Juni 2015 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, berdasarkan value change, kategori dairy mengalami penurunan paling tinggi di wilayah urban, yakni -7%. Hal itu salah satunya disebabkan oleh kategori dairy product yang menjadi lebih mahal, sehingga sebagian konsumen memilih meninggalkan kategori tersebut atau memilih untuk mengurangi konsumsi dairy product. Selanjutnya, diikuti oleh kategori foods yang turun 2% dan beverages -2%. Pertumbuhan paling tinggi terjadi di kategori home care yang mencapai 6% dan personal care yang mencapai 2%.

Lantas, bagaimana dengan daerah rural? Di wilayah rural, pertumbuhan paling tinggi justru terjadi di kategori home care (5%), dairy (4%), dan foods (3%). Sebaliknya, kategori personal care di wilayah rural, masih berdasarkan value change, justru -2%. Adapun kategori beverages, tidak mengalami pertumbuhan, alias 0%.

Di tengah penurunan itu, produk insektisida--antara lain obat anti nyamuk--justru menjadi hot categories di wilayah urban. Pertumbuhan di kategori tersebut terjadi pada volume pembelian (unit) mencapai 3%, penetrasi, maupun pertumbuhan value mencapai 7%.

Bagaimana dengan retailer di wilayah urban? Berdasarkan value change, minimarket dan traditional trade mengalami pertumbuhan yang cukup tipis, yakni 3% untuk minimarket dan 2% untuk traditional trade. Sebaliknya, hypermarket dan supermarket turun cukup signifikan, yakni -19% untuk hypermarket dan -6% untuk supermarket. Lain lagi dengan rural. Berdasarkan value change, minimarket hanya tumbuh 3%, sedangkan traditional trade justru -2%.

Kantar Worldpanel Indonesia juga memaparkan lima kategori produk yang patut dicermati. Pertama, kategori Growing Up Milk Powder, yang mengalami pertumbuhan 5,4% berdasarkan price per volume. Sementara, penurunan terjadi pada volume sales (-14,4%), market value (-10,8%), dan penetrasi yang turun 3,1 points.

Kedua, kategori biskuit, price per volume naik cukup tinggi, 18,6%. Sementara volume sales turun 17,3%, market value turun 10,6%, dan penetrasi turun 4,9 points. Di kategori liquid milk atau susu cair, price per volume tumbuh 14,5%. Sementara, volume sales susu cair turun 22,1%, market value turun 14,2%, dan penetrasi turun 11,9 points.

Di kategori infant formula, price per volume naik 16,1%. Sebaliknya, volume sales Infant Formula turun 24,9%, market value turun 12,8%, dan penetrasi stagnan alias 0 point. Terakhir, kategori RTD (Ready to Drink) Tea, price per volume tumbuh 6%. Adapun volume sales RTD Tea turun 17,1%, market value turun 13,7%, dan penetrasi yang harus turun 5,1 point.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)