Alasan Pemerintah Gelar Program “GenPosting”

Tren hoax, ujaran kebencian, memutarbalikkan fakta, provokasi, dan aneka hal yang berkaitan dengan SARA, kini dengan mudah digunakan publik melalui media sosial. Mengapa tren tersebut begitu mudah terjadi di media sosial? Sebab, media sosial menjadi salah satu kanal yang mudah diakses oleh publik. Dari 132,7 juta pengguna internet di Indonesia, menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), ada 80 juta yang aktif di media sosial.

Mirisnya, banyak kalangan, terutama generasi muda masih belum sadar bahwa media sosial merupakan ruang publik. Tak heran, jika mereka kerap menyebarkan konten-konten negatif secara tidak sadar. Selain itu, banyak masyarakat yang ingin cepat dalam menyebarkan informasi tanpa melakukan cek ulang terhadap kebenaran informasi tersebut.

Berangkat dari fakta itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengajak generasi muda untuk menyebarkan ataupun mengunggah konten dan informasi yang positif di media sosial.

Program kementrian komunikasi dan informatika yang bekerja sama dengan London School of Public Relation (LSPR) Jakarta dan majalah Sindo Weekly, telah sukses diselenggarakan. Ketiganya berkomiten untuk memerangi konten negatif dengan program yang bernama GenPosting (Generasi Positive Thinking) yang dimulai sejak Maret 2017.

Salah satu program GenPosting adalah Workshop dan Kompetisi membuat komik serta video viral yang diselenggarakan di sejumlah kampus di beberapa kota di Tanah Air. Di antaranya, kampus Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, dan Universiras Udayana Bali.

Generasi Positive Thinking adalah kawula muda yang akan menjadi pelopor dalam menyebarkan konten postif di media sosial. Adapun bentuknya tak hanya tulisan, tapi bisa juga foto, grafis, video atau paduan dari berbagai format. Kesemuanya itu tentu saja sesuai dengan kreativitas dari berbagai mahasiswa yang punya dinamikanya tersendiri.

Lewat tiga seminar dan workshop yang diadakan di Bandung, Jogjakarta, dan Denpasar, tak kurang dari 663 karya telah diterima sebagai peserta kompetisi video dan komik. Selanjutnya, karya tersebut diseleksi melalui penjurian ketat dalam dua tahap, penilaian dan voting. Terakhir, ditetapkan 5 pemenang kompetisi yang terdiri dari 3 pemenang kompetisi komik dan 2 pemenang kompetisi Video.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)