Momentum Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-72 dan 75 tahun Kelompok Usaha Bakrie, Yayasan Achmad Bakrie bekerjasama dengan Freedom Institute & Viva Group kembali menggelar Penghargaan Achmad Bakrie. Penghargaan yang memasuki sekuel ke-15 itu, merupakan perwujudan dari Bakrie Untuk Negeri serta Core Values Trimatra Bakrie, yakni Keindonesian, Kemanfaataan, dan Kebersamaan.
Dijelaskan Rizal Malarangeng, Ketua Panitia Penghargaan Achmad Bakrie yang ke-15, Penghargaan Achmad Bakrie Untuk Negeri merupakan tradisi penganugerahan sebagai wujud apresiasi kepada tokoh-tokoh yang telah berjasa dalam kehidupan intelektual bagi bangsa Indonesia. Sejak pertama kali dihadirkan hingga kini, Penghargaan Achmad Bakrie telah diberikan kepada 68 penerima, yang terdiri dari 65 individu dan 3 lembaga.
Sejumlah tokoh yang dipilih untuk menerima penghargaan, lanjut Rizal, adalah insan-insan terbaik dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan, serta mereka yang telah membaktikan hidupnya di bidang kemanusiaan. "Selain itu, penghargaan ini juga diberikan kepada anak bangsa yang telah menuangkan pikirannya dalam menghasilkan sebuah karya inspiratif yang manfaatnya dapat dirasakan masyarakat," terangnya.
Pada Penghargaan Achmad Bakrie ke-15 yang digelar di XXI Ballroom Djakarta Theater, Jakarta itu, ada empat tokoh inspirasional yang terpilih. Mereka adalah Saiful Mujani (Pemikiran Sosial), Terawan Agus Putranto (Kedokteran), Ebiet G. Ade (Kebudayaan Popular Alternatif), dan Nadiem Makarim (Teknologi dan Kewirausahaan).
"Awalnya, penghargaan ini hanya menghadirkan dua kategori, yakni Pemikiran Sosial dan Kesusastraan. Selanjutnya, kategori ini kami kembangkan setiap tahunnya. Oleh karena itu, pada tahun 2017 ini, ada dua kategori yang kami hadirkan, yakni Kebudayaan Popular serta Teknologi dan Kewirausahaan," terang Rizal.
Melalui ajang Penghargaan Achmad Bakrie 2017 Untuk Negeri, PT. Visi Media Asia (VIVA) yakni perusahaan media grup Bakrie yang terdiri dari tvOne, ANTV, dan viva.co.id akan mengemas profil penerima Penghargaan Achmad Bakrie ini secara eksklusif, agar masyarakat terhibur sekaligus terinspiras maupun termotivasi.
Gelaran Penghargaan Achmad Bakrie 2017 Untuk Negeri ini diyakini akan menghibur, karena menghadirkan acara yang berkelas, serta kaya akan informasi yang mendidik sekaligus menghibur melalui penampilan menarik dari Rossa dan Bebi Romeo dengan iringan tata musik yang apik dari Magenta Orchestra.
Inilah keempat individu penerima Penghargaan Achmad Bakri 2017:
#1 Saiful Mujani (Pemikiran Sosial)
Saiful Mujani memperkenalkan metode empirik dalam tradisi ilmu politik Indonesia sejak 15 tahun lalu. Metode ini terbukti telah memperkaya diskusi dan cara pandang kita untuk memahami proses politik dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Tanpa survey pemilu dan penelitian tentang perilaku pemilih/voters behavior kita hanya bisa berspekulasi dan menebak-nebak. Kini, lewat sumbangannya, ilmu politik Indonesia berhasil maju selangkah dalam membaca realitas di negeri kita.
#2 Terawan Agus Putranto (Kedokteran)
Penderita stroke di Indonesia, bahkan dunia kini memiliki harapan baru dengan tingkat kemungkinan yang besar untuk bisa sembuh lebih cepat. Terawan melakukan terobosan dengan tindakan Intra Artenial Heparin Flushing (IAHF) yang merupakan modifikasi teknik pencitraan Digital Substraction Angiography (DSA), dan kemudian dilanjutkan dengan Flushing Heparin dengan panduan kateter. Cairan Heparin yang digunakan berfungsi sebagai terapi pada otak. Hanya berselang empat hingga lima jam penderita stroke bisa merasakan hasilnya. Temuan Terawan dengan metode Cuci Otak ini dibuktikan secara ilmiah melalui riset dan disertasi doctor berjudul Efek Intra Arterial Heparin Flushing Terhadap Regional Cerebral Blood Flow, Motor Evoked Potentitials, dan Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis yang dipertahankannya pada 4 Agustus 2016.
#3 Ebiet G. Ade (Kebudayaan Popular Alternatif)
Karya-karyanya hadir pada saat ranah music pop Indonesia tengah dilanda arus mediokritas dan bahasa seragam. Keberaniannya membaur harmonisasi lirik dan nada, tak canggung memilih diksi khas saat berekspresi, pemakaian gaya tutur yang tak lazim, di sana kekuatan itu muncul, inspiratif! Sejumput kata yang ditulisnya puluhan tahun silam, Coba tanyakan pada rumput yang bergoyang selalu mengiang hingga kini dan bahkan telah melahirkan makna baru. Artinya sosok yang kerap menegaskan dirinya penyair ketimbang penyanyi ini telah berkontribusi ide bahasa atau ungkapan baru bagi khalayak negeri ini. Syairnya dinikmati oleh kaum terpelajar maupun rakyat biasa. Ia telah menginisiasi suatu budaya populer alternatif.
#4 Nadiem Makarim (Teknologi dan Kewirausahaan)
Di era teknologi saat ini, terdapat tiga kata kunci yang perlu diperhatikan dalam konteks penyediaan lapangan kerja mandiri, yakni teknologi, kewirausahaan dan pemberdayaan masyarakat. Tiga hal itu jarang sekali berada dalam satu sosok sekaligus. Nadiem dengan Go-Jek nya telah dengan efektif memanfaatkan teknologi tatkala merintis usahanya, kemudian memunculkan fakta terjadinya proses pemberdayaan masyarakat yang mendorong terciptanya lapangan kerja bagi ratusan ribu tukang ojek, sekaligus mengangkat derajat mereka menjadi wirausahawan baru berbasis teknologi. Berbekal semangat kewirausahaan dan keberaniannya menyandang resiko, dipadu pemahaman dan keyakinannya akan pemanfaatan teknologi, telah menjadikan Nadiem sebagai pelopor pemberdaya masyarakat di bidang aplikasi teknologi untuk berwirausaha.