Dengan mempertimbangkan situasi saat ini, sampai akhir ini, pemasar makin agresif dalam menggenjot brand activation. Tahun ini mereka akan menginvestasikan hampir $ 600 miliar untuk mengaktivasikan merek mereka melalui konten, influencer dan experiential marketing (pemasaran pengalaman).
Laporan Association of National Advertisers (Asosiasi Pengiklan Nasional - ANA) seperti yang diungkapkan dalam "The US Brand Activation Marketing Forecast 2016" menyatakan bahwa tahun ini para pemasar akan lebih focus pada kegiatan yang menggabungkan antara konten, influencer marketing, pengalaman, promosi, hubungan dan pemasaran pengecer.
Para analisis menunjukkan bahwa inisiatif di enam kegiatan tersebut secara kolektif akan menghabiskan anggaran hampir $ 600 miliar - termasuk pendapatan operator dan pembelanjaan merek. Tahun ini, belanja kegiatan tersebut naik 5,5% menjadi $ 562 miliar dibandingkan tahun lalu. Angka tersebut setara dengan 59,8% dari semua pengeluaran pemasaran, dibandingkan 25,2% untuk iklan digital dan 15% untuk promosi perdagangan. Ke depan, angka dolarnya diproyeksikan mencapai $ 743 miliar pada akhir dekade ini, dibandingkan dengan $ 437 miliar pada tahun 2010.
Makin gencarnya egiatan ini mengisyaratkan terjadinya pergeseran dalam kegiatan brand activation. Ini ditunjukkan dengan makin dilibatkannya "konvergensi platform media dan saluran sebagai cara merek menciptakan pengalaman konsumen dengan menggunakan insight yang dimiliki marketer dan strategi untuk membawa merek agar selalu hidup." Selama ini pemasar focus pada beberapa media, namun kii makin berkembang.
Ini sekaligus memberikan gambaran bahwa aktivasi merek dimaknai sebagai cara mereka (konten, influencer marketing, pengalaman, promosi, hubungan dan pemasaran pengecer) digunakan secara bersama-sama, termasuk dengan media tradisional, untuk mendorong hasil melalui perilaku dan atau tindakan konsumen. "
Bob Liodice, president/CEO of the ANA, thus argued that the report's importance goes beyond solely quantifying the financials, as it "definitively" identified the 32 distinct channels that make up brand activation.
Karena itu, Bob Liodice, Presiden/CEO ANA, berpendapat tentang pentingnya laporan yang tidak hanya semata-mata didasarkan pada pengukuran keuangan, sebab dengan semakin banyaknya saluran – terdapat sekitar 32 saluran yang berbeda yang membentuk brand activation – maka meskipun medianya semakin banyak namun dengan teknologi aplikasi sekarang, pemhukuran tersebut semakin dimungkinkan.
Disebutkan bahwa penggunaan saluran terbesar dan terpenting dalam hal menciptakan enam elemen brand activation tersebut adalah layanan pelanggan/telesales, direct mail (dan kegiatan lain yang terkait), informasi pemasaran/analisis data besar, email/pemasaran pencarian, dan event marketing/sponsorship. Saluran tersebut sebagian besar merupakan kegiatan pemasaran sosial media, PR dan perusahaan komunikasi, analisis pembelanja pemasaran, penempatan produk, word-of-mouth marketing, program loyalitas dan mobile messaging di dalam toko. Berdasarkan kategori, otomotif menduduki puncak tangga lagu pengeluaran untuk aktivasi merek tahun lalu pada $ 54.5bn. Ritel mengklaim tempat kedua pada $ 53.4 miliar. Di tempat lain, penelitian menunjukkan bahwa sekitar 57% dari aktivasi pemasaran merek dilakukan dengan melibatkan perusahaan media dan perusahaan-perusahaan lainnya.