Mengusung “Kearifan Lokal” di Festival Dokumenter Budi Luhur 2016

Suskes menggelar Program “Festival Dokumenter Budi Luhur”, Universitas Budi Luhur (UBL) kembali menghadirkan sekuel ketiganya di tahun ini. Tepat di penghujung tahun 2016, UBL menggelar “Festival Dokumenter Budi Luhur 2016”.

festival-ubl

Dijelaskan Kaprodi FIKOM Universitas Budi Luhur Bintarto Wicaksono, SPT, MSn., “Festival Dokumenter Budi Luhur 2016 hadir dengan konsep baru dan lebih variatif. Tak hanya terfokus pada kompetisi documenter nasional, di tahun ini, Festival Dokumenter Budi Luhur juga mengadakan Call for Article, pengumpulan karya tulis dalam bentuk artikel. Artikel mengambil tema ‘Redefining Documentary’ yang fokus pada pengertian, pemahaman, kedekatan, dan konsep dari documenter itu sendiri.”

Selanjutnya, karya tulis dari para penggiat, akademisi, dan praktisi documenter tersebut akan diterbitkan dalam bentuk buku, yang rencananya akan di-launching pada malam penghargaan. “Sementara itu, untuk kompetisi dokumenter, Festival Dokumenter Budi Luhur 2016 mengambil tema ‘Kearifan Lokal’ yang mengangkat budaya nusantara dan kultur kehidupan masyarakat,” tambahnya.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini, UBL juga mengundang peserta yang tak hanya dari mahasiswa internal. Namun, juga mengundang siswa SMA dan sederajat dan mahasiswa dari universitas lain, serta masyarakat umum untuk berpartisipasi dalam kompetisi. “Harapannya, kompetisi ini dapat merangsang ide-ide kreatif yang dituangkan dalam bentuk audio-visual yang menarik,” tandasnya.

Diimbuhkan Iqbal Naufal, Ketua “Festival Dokumenter Budi Luhur 2016”, event ini merupakan kegiatan akbar tahunan yang diwujudkan oleh Budi Luhur TV. “Ada sejumlah rangkaian kegiatan yang kami gelar pada event kali ini, yakni Call for Article, Call for Documentary, Workshop, Roadshow, Screening & Diskusi, dan diakhiri dengan malam penghargaan atau awarding night,” ucapnya.

Pada perhelatan tahun ini, diakui Iqbal, UBL mengundang liam juri sekaligus untuk melakukan penilaian pada film-film yang dilombakan. Di antarnya, Priadi Soefjanto (Praktisi Fotografi), Djarot Suprajitno (Produser Rajawali TV), Dandy Dwi Laksono (WatchDoc), IGP Wiranegara (Juri Eagle Awards), Gerzon Ayawaila (IKJ), dan Naratama Rukmananda (VOA Amerika).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)