6 Tren Influencer Marketing 2015

Influencer marketing telah mengalami pertumbuhan pesat seiring dengan kemajuan teknologi teknologi seperti media sosial, mobile dan platform untuk menciptakan konten. Faktanya, influencer marketing telah tumbuh sebagai salah satu praktek social marketing yang mengalami pertumbuhan paling pesat seiring dengan kecenderungan para brand marketers untuk menemukan cara-cara efektif agar dapat berhubungan dengan konsumen-konsumen yang tidak terjangkau oleh banner iklan tradisional. Para digital marketers serta orang-orang yang memberikan jasa solusi public relation dan iklan untuk brand perlu untuk lebih menyadari enam tren penting di bidang influencer marketing pada tahun 2015.

Enam tren penting di bidang influencer marketing pada tahun 2015 Enam tren penting di bidang influencer marketing pada tahun 2015

1. Solusi Stand Alone akan memberikan kesempatan bagi marketplace.
Kebanyakan dari industri yang mengalami pertumbuhan inovasi yang pesat cenderung untuk tetap terfragmentasi selama beberapa tahun sebelum akhirnya platform terintegrasi muncul. Hal ini dapat berlangsung dengan adanya sistem yang beroperasi, platform sosial, dan solusi data dan yang sedang terjadi di influencer marketing. Berbagai solusi muncul untuk menjawab aspek-aspek dari influencer marketing, seperti misalnya mengidentifikasi influencer atau mengukur hasil. Beberapa lainnya hadir menawarkan solusi terintegrasi. Para marketers dan influencer akan mengalami kebosanan terhadap metode mereka, selain itu konten-konten mereka akan terus diidentifikasi, dinilai, dimobilisasi, didistribusi dan diukur. Sebagai hasilnya, industri akan mulai membutuhkan marketplace sebagai tempat untuk brand dan para pencipta konten dapat saling berhubungan, bernegosiasi, berkolaborasi, dan berkompensasi di dalam satu platform.

2. Earned Media akan menjadi rival dari paid dan owned
Pencarian berbayar dan perangkat banner iklan saat ini berada pada tahap matured, yqng pada akhirnya mendorong terjadinya perubahan sejak awal tahun 90an, yakni brand lebih banyak menghabiskan uang mereka di ranah digital dibandingkan dengan media tradisional (cetak dan TV). Owned media telah berhasil memudahkan para marketers untuk dapat membuat serta mempublikasikan konten dari aset-aset brand mereka. Daya tarik earned media akan semakin meningkat berkat adanya pengaruh dari influencers dan distribusi sosial. Para marketers saat ini telah menyadari bahwa konten yang sifatnya peer-generated lebih berhasil menciptakan engagement dibandingkan branded content, dan peningkatan earned media akan secara otomatis mengikutinya.

3. Influence akan dibentuk, tidak hanya diukur.

Ketika nanti industri memperoleh standar-standar pengukuran influence, maka nantinya proses pencarian model acuan bagi brand untuk memprediksi pendapatan, engagement dan dampak dari program influencer marketing akan didasarkan oleh algoritma canggih yang dapat digunakan sebagai penghitung yang lebih tepat, dibandingkan hanya sekedar visitor unik dan follower Twitter. Para marketers yang ahli akan dapat mencari cara untuk mengkuantifikasi engagement, relevansi, afinitas audiens dan pengaruh konsumen, serta membentuk dampak faktor-faktor ini sebagai elemen strategis dalam kampanye sosial.

4. Data akan mendorong pertumbuhan kreasi konten
Seiring dengan semakin tersedianya data yang mumpuni di kalangan para marketers, pendekatan berbasis data akan muncul untuk menentukan tipe konten apa yang perlu diciptakan dan di mana akan disebarluaskan. Baik marketers maupun publisers secara terus menerus berusaha untuk dapat semakin mampu memprediksi konten apa yang akan mampu banyak di-viral, lalu menghadirkan konten tersebut kepada konsumen. Para pencipta konten dan publisher akan bekerjasama untuk menyediakan analisis-analisis yang dibutuhkan untuk menentukan tingkat kesuksesan berdasarkan dari KPI yang telah ditentukan. Hal ini juga berarti bahwa marketers butuh kemampuan analisis yang memungkinkan mereka untuk membuat keputusan berdasarkan matriks-matriks yang rumit.

5. Perusahaan-perusahaan akan merangkul media sosial

Tidak hanya perusahaan-perusahaan B-2-C yang dapat meraih manfaat dari social media marketing. Pada tahun 2015, para marketers B-2-B akan membangun basis fan yang lebih kuat serta meningkatkan kemampuan mereka untuk menunjukkan ROI dari kampanye sosial. Para marketers B-2-B akan terus merangkul perangkat sosial, seperti LinkedIn, Twitter dan blog perusahaan, untuk meningkatkan traffic di website-website, membangun product awareness dan berhubungan dengan konsumen secara online. Marketers akan bekerja dengan para influencer untuk menciptakan konten yang dapat dilihat oleh kalangan profesional melalui leadership serta konten yang dapat membangun kredibilitas brand.

6. Niche Content akan memberikan jalan bagi crossover content
Banner iklan dan sistem SEO pada masa lampau telah mampu menciptakan jutaan impresi (kesan) serta ribuan click-through. Walaupun demikian, kondisi konsumen yang hingga saat ini masih “buta iklan” dan website-website dipenuhi oleh berbagai iklan, telah menyebabkan tingkat engagement bergerak ke level rendah atau dengan kata lain tidak efektif. Influencer marketing memungkinkan brand untuk menjadi bagian terintegrasi dari konten yang ditargetkan dibandingkan hanya menjadi pengganggu di sidebar komputer saja. Brand-brand jejaring sosial yang terkemuka saat ini seperti Twitter, Facebook, dan Pinterest, memadukan fungsi algoritma yang canggih dengan strategi integrasi konten (content integration strategies) untuk menjangkau target konsumen yang belum mereka raih. Pada tahun 2015, kita akan melihat bahwa tren ini akan terus berlanjut seiring dengan semakin banyaknya pilihan konten yang dapat meraih lebih banyak konsumen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)