Salah satu kunci keberhasilan sebuah brand adalah peran dari para frontliners—dalam hal ini in-store promotor, merchandiser, dan salesmen/salesgirl. Mengapa? Karena, frontliners selalu menjadi garda depan sekaligus ujung tombak yang berhubungan langsung dengan konsumen. Bahkan, frontliners juga menjadi representasi sebuah brand.
Berangkat dari fakta itu, pada Hari Jadi-nya yang ke-6, PowerSwitch--salah satu agensi field marketing terbesar di Indonesia—menggelar Festival Frontliners pertama di Indonesia. Festival bertajuk #INIGUE itu digelar di Bintaro X-Change Mall, Tangerang, pada pertengahan Desember 2017.
Melalui #INIGUE Festival, PowerSwitch mengajak para frontliners agar bangga terhadap profesinya. Selain itu, para pengunjung yang jumlahnya mencapai 11 ribu, juga berkesempatan mengetahui lebih jauh tentang profesi frontliners, menikmati festival makanan, dan pertunjukan musik yang dimeriahkan oleh Nidji, Kotak, Citra Scholastika Pas Band, Bastian Steel, Sandy Canester, Virzha, dan Husein.
Dikatakan Husain Haykal, CEO PowerSwitch Indonesia, #INIGUE Festival merupakan bentuk apresiasi PowerSwitch terhadap profesi frontliners yang selama ini telah memberikan kontribusi besar di dunia pemasaran. Itu sebabnya, profesi frontliners tidak bisa lagi dipandang sebelah mata.
“Dengan #INIGUE Festival, kami ingin mengajak frontliners untuk memiliki rasa bangga terhadap profesi mereka. Kini, saatnya frontliners menanamkan rasa percaya diri bahwa mereka adalah orang-orang berkualitas di bidang pemasaran,” lanjutnya.
Dipaparkan Haikal, saat ini PowerSwitch telah memberdayakan dan bekerja sama dengan lebih dari 8.000 anak muda di 27 provinsi di Indonesia untuk lebih produktif dan percaya diri sebagai garda depan field marketing.
“Saat ini, frontliners tidak hanya bertugas menawarkan produk, melainkan mereka juga mengumpulkan consumer insight melalui wawancara kepada para pembeli,” katanya.
Selain itu, melalui festival ini, ditambahkan Managing Director Power Switch Indonesia Omar Shahab, PowerSwitch juga ingin mengubah image profesi frontliners yang sering kali dianggap sebelah mata.
“Kami berkomitmen untuk mendukung anak muda Indonesia lebih mandiri dan produktif di usia muda dalam mengejar mimpi. Salah satunya, dengan memberikan kesempatan bekerja paruh waktu sebagai frontliners,” tutup Omar.
